Koruptor Pecas Ndahe

Agustus 8, 2008 § 84 Komentar

Gagasan Komisi Pemberantasan Korupsi yang hendak memberi koruptor seragam sebetulnya lucu juga. Tapi, apakah efektif itu soal lain.

seragam koruptor

Seragam khusus mungkin ndak akan memberi pengaruh apa pun karena urat malu para koruptor di republik ini sudah putus.

Mereka itu nyaris terang-terangan melakukan korupsi. Bahkan tampaknya mereka malah bangga kalau bisa korupsi, lantas petentang-petenteng di layar kaca. Mana mungkin mereka malu?

Jauh lebih penting memberi efek jera dan jerih kepada mereka dan orang-orang yang mau coba-coba korupsi. Caranya, basmi korupsi tanpa pandang bulu. Lalu, hukum berat mereka yang terbukti korupsi. Bila perlu, tambahi dengan denda sebanyak uang korupsinya. Kalau tak punya uang, tambah lagi hukuman penjaranya. Atau ada usul lain?

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean memakai seragam?

Tagged: , , , , ,

§ 84 Responses to Koruptor Pecas Ndahe

  • Ojat berkata:

    hukum mati aja ndoro….daripada menuh2in penjara 😀

  • Titis Sinatrya berkata:

    ThinxXx: piye arep nduwe isin lha nek sisteme wae menganggap itu lazim, lha wong senior dan mentornya pun sama ilmunya cuman kesempatane wae sing bedo lan apese kanggo junior lan muride, duh Gusti dari jaman majapahit sampe sak iki kok pahit terus nasib bangsaku..08-08-08.

  • kangtutur berkata:

    Boleh juga tuh idenya!!!
    **ngebayangin jutaan orang pake baju itu :mrgreen:

  • Catshade berkata:

    Rasa malu itu, Ndoro, diperoleh ketika perilakunya tidak sesuai dengan norma dan harapan lingkungan di sekitarnya. Jadi saya pikir yang harus dipertanyakan adalah: Mengapa masyarakat kita tidak pernah memberi sanksi sosial yang tegas lagi berat terhadap para koruptor? Apa karena (1) pelupa, sehingga ketika mereka keluar dari penjara 5 tahun kemudian, kita sudah tidak ingat siapa mereka dan apa kesalahannya; atau (2) segan, tidak sopan rasanya melecehkan nama baik orang terang-terangan di depan publik, apalagi di depan yang bersangkutan…cukuplah digunjingkan saja di belakang; atau karena (3) deep down inside, kita semua tahu kita pernah korupsi meski skalanya jauh lebih kecil…dan karena kita sama sekali tidak terkena hukuman apapun, itu membuat hati kecil kita tidak nyaman ketika ingin melemparkan batu pertama pada para koruptor.

  • Arsyad Salam berkata:

    saya sudah berkali-kali posting soal koruptor di hukum mati aja kayak di Cina..
    sebaiknya jangan sediakan seragam tapi sediakan peti mati…
    gimana setujuuuu ?????? *ngaciiirrrrr* 🙂 🙂

  • Arsyad Salam berkata:

    lihat juga postingan saya : Hukuman Mati Buat Koruptor? Kenapa Tidak 🙂

  • Hendrawan berkata:

    itu lebih baik, karena banyak yg mau bales dendam, maju terus KPK!!

  • ren berkata:

    minta tolong Gage untuk desain tulisannya Ndor…..

  • Indah Sitepu berkata:

    Saya sih setuju saja dengan ide “seragam koruptor” itu. Toh di negara lain kalo karuptor disidangkan dia datang dengan tertunduk dan seragam penjara, bukan kayak koruptor kita masih bisa mesam mesem diphoto sama wartawan.

    Tapi gimana dengan kita sendiri? jangan-jangan suka korupsi juga, mungkin kecil2an sih, korupsi waktu, datang kantor sih jam 8 tapi cari sarapan lagi, jadinya kerja mulai jam setengah 9. Trus ditengah jam kerja blogwalking pulah… hehehheheheh

  • Goenawan Lee berkata:

    *pakai seragam I Love Miyabi*

  • Epat berkata:

    korupsi diatas 10 juta dihukum sariawan seumur hidup
    korupsi diatas 50 juta dihukum penjara seumur hidup
    korupsi diatas 100 juta hukuman mati

  • Donny Verdian berkata:

    Ide untuk memberi seragam ini saya pikir sama “nanggung”-nya dengan ide memberi tanda di KTP para koruptor.

    Mereka seharusnya mampu untuk mendefinisikan hukuman yang lebih jelas, Ndoro. Saya tidak berkata tentang hukuman mati, tapi penjara seumur hidup dan diasingkan di Pulau Buru saja selamanya akan membikin mereka cukup insaf kupikir.

  • diorockout berkata:

    Yang korupsi, ditahan 1sel ma ryan aj, biar mati perlahan2

  • ning berkata:

    koruptor,
    dikrangkeng dlm kranji ( kurungan pitik )trus ditaruh dlm bonbin ( gembiroloko etc)
    kykny ampuh itu ndoro…

  • ning berkata:

    menunjukan hilangnya sifat kemanusiaan mereka &
    memperlihatkan sifat kebinatanganya. hehehe…
    ( kan gak punya malu )
    jdi ya pentesnya hidup di BONBIN gitu…

  • ika berkata:

    dihukum mati paling cucok soalnya mereka udah bikin negara ini melarat

  • Anang berkata:

    dikasih baju yg ada tanda di jantung.. dan.. dorrr. mampus!

  • hanny berkata:

    ga penting ah. seragam… duh, skala prioritas doooonggg hehehehehe

  • gungde berkata:

    setuju seragam, biar seperti di KOREA … mampus tuh muka di TV pake seragam koruptor hahahaha :mrgreen:

  • tele85 berkata:

    mending dihukum kerja sosial selama masa hukumannya, misalnya bersihin kali ciliwung ato mungutin sampah dll. Kan bisa memberikan kesan yg lebih positif ndor….

  • GATELKU
    gerakan telanjangi koruptor!
    Muntah deh liat nurdin halid telanjang!

  • Kalo artalyta telanjang, gakpapa…
    Lumayan ketimbang liat syaukani telanjang!

  • mBecak berkata:

    pas belum ada kesempatan tuk korupsi, berkoar-koar,
    pas ada kesempatan, diam dan bertampang sok lugu, kayak si urip dari desa.
    untungnya ketahuan kamu rip, kalau tidak mak glendhem, diam sambil pergi.

    jadinya korupsi cuman bergiliran aja.

  • MaNongAn berkata:

    Hidup-Mati urusan Tuhan Y.M.E.
    Jadi saya hanya mengusulkan di ludahin saja muka nya setiap kali kita ketemu dengan mereka.

    .::he509x™::.

  • kw berkata:

    keenakan. dikasih “cap” kayak jaman dulu itu yang pakai besi panas di jidatnya… baru keren!

    seragam kebesaran hari jumat: baju warna putih 🙂

  • Wazeen berkata:

    kenapa repot2 bikin seragam lagi kan udah ada seragam resmi dari lembaga pemasyarakatan?

  • thegands berkata:

    bagus deh… klo bisa secepatnya dihukum… kasihan banget lihat rakyat indonesia ini yang semakin melarat…

  • Kesambet berkata:

    Diarak bugil keliling Kota….
    tapi percuma juga sih…lha wong urat malunya sudah putus…
    atau sekamar penjara sama Ryan ?
    hehehe….

  • tobeew berkata:

    @Catshade
    Setuju dengan anda!!
    jangankan koruptor, teroris-bomber aja yg jelas2 mbunuh orang, klo tampil di tv jadi seperti selebriti gtu. disalami, diciumi dan koment serasa sudah nginjak surga. gejala masyarakat yg sosial-permisif-sakit kah ini? dekadensi masy yg sangat parah. ooh indonesiaku.. dimana dirimu??

  • mantan kyai berkata:

    lah mending koruptor gak boleh baju aja … ngirit APBN kan 😀

  • Andy MSE berkata:

    sisan nggak pakek celana saja

  • Nazieb berkata:

    Lha.. nanti proyek pengadaan seragamnya di-korupsi juga..

    👿

  • emaknya Lituhayu berkata:

    Koruptor pake seragam? Habis itu nanti ada paguyuban koruptor. Universitas Veteran Koruptor hihihi….

  • Elys Welt berkata:

    khan urat malunya dah putus, jadi nggak ngaruh dah pakai baju khusus, dadi udo wae , nggak perlu seragam 😛

  • Anonymous berkata:

    Bagusnya koruptor nggak usah pakai baju seragam khusus aja kalo disidang.
    Lebih baik “nude” saja sekalian….

    Sopasti urat malunya nggak bakalan putus… tusss…

    SETUJU? 😀

  • dilla berkata:

    ahhh..kalo gak pake baju kita yang eneg kalii.. *mbayangin koruptor tlenji* *hoeekkk*

  • antown berkata:

    enak ya dikasi seragam hehehhe, warnanya apa ndoro? pink?

  • andrias ekoyuono berkata:

    Saya melihat dari sisi lain ya:
    – Siapa nih yang dikasih seragam ? Tersangka, terdakwa, atau terhukum ? Kalo tersangka atau terdakwa diseragamin, terus ternyata gak terbukti di pengadilan, trus gimana ? Siapa yang mengobati tekanan psikologis keluarganya ?
    – Kalo dikasih seragam, bukannya bakal makin banyak orang yang mangkir dari pemeriksaan ? Jadi makin gak efektif dong penegakan hukumnya

    Saya rasa, seragam atau ndak itu tidak penting. Yang lebih krusial adalah bagaimana aparat (polisi, jaksa, hakim – bukan hanya KPK) bisa bertindak profesional sehingga para koruptor tidak lepas dari jeratan hukuman maksimal serta uang negara bisa kembali.

  • Catshade berkata:

    Saya juga setuju tuh sama komentarnya seseorang di kompas: Percuma dikasih seragam dan diborgol kalau ujung2nya cuma dipenjara 3-5 tahun 😛

    @Catshade
    Setuju dengan anda!!
    jangankan koruptor, teroris-bomber aja yg jelas2 mbunuh orang, klo tampil di tv jadi seperti selebriti gtu. disalami, diciumi dan koment serasa sudah nginjak surga. gejala masyarakat yg sosial-permisif-sakit kah ini? dekadensi masy yg sangat parah. ooh indonesiaku.. dimana dirimu??

    Nggak, kita ‘hanya’ masyarakat yang bingung menilai mana yang benar dan batil, soalnya (1) para punggawa keadilan malah jadi begundal yang harusnya mereka tangkapi…lalu siapa lagi yang bisa kita percaya?, dan (2) minteri sistem hukum itu terasa lebih memberi reward (misalnya waktu tak banyak tersita atau tenaga tak habis terkuras), sementara yang mencoba lurus di jalanNya malah mati kelaparan atensi di tengah labirin birokrasi.

    Tapi kok ya bingung puluhan tahun lebih gak selesai-selesai? 🙄

  • windra berkata:

    berat…sudah mengakar sich…..

  • adproindonesia berkata:

    asal dana utk bikin baju kostum jgn dikorupsi jg..
    podo wae..

  • stenlymandagi berkata:

    …bagus juga nih. Gimana kalo dipakaikan seragam anak TK saja. Biar seru.

  • kishandono berkata:

    Disragami ungu wae, koyok nang klinik jiwa dr. sardjito jogjakarta.

  • dobelden berkata:

    lha gimana mo di hukum??

    semua unsur aparat penegak hukum yg notebenenye yg bagian pengadilan, merupakan bagian dari korupsi itu sendiri

  • trendy berkata:

    dikomersilkan nggak yah bajunya!
    wkekekekkekekek!

  • Arsyad Salam berkata:

    pake baju atau ga pake baju ga penting. Yang penting gimana buat efek jera untuk koruptor.. tak ada pilihan lain : Hukuman Mati 🙂

  • masbadar berkata:

    gak usah, gak perlu tuh baju koruptor, nanti malah dijadikan trend.. akan banyak ditiru dan diproduksi untuk semacam fashion yg unik.. bukankah udah banyak baju, kaos t-shirt bertuliskan terorist, pecundang, dan banyak dengan bahasa dan kata2 yg tak pantas, apa maksudnya? ingin menunjukkan siapa yg pake atribut itu? gak! Semua cuma bukan trend weird fashion.

    Setelah seragam jadi pasti langsung jadi headline di mana2, lalu disindir di panggung lawakan di tv atau di kabaret misalnya, nah; pasti jadi trend, malah sio koruptor jadi trend setter.. hukuman yg bikin jera tentu saja potong telapak tangannya, gak usah bicara dan lihat islam kalo itu bagian dari syariat, lihat aja dari effek jeranya.

    jika dipotong telapak yg kanan namun belum mencukupi dgn nominal angka korupsinya ya potong semua, jika blum cukup. Tentu saja setelah disita semua harta hasil korupsinya dan pemotongan tangan pun harus sesuai medis, tidak menyiksa hanya mengambil telapak tangannya (potong tangan; sebatas pergelangan tangan ke bawah, bukan satu lengan)

    *hukuman mati? gak setuju saya..

    btw anyway: numpang iklan: dalam rangka kampanye sehat, bike to work, hemat bbm, anti-globalg warming, dalam rangka hari pemuda dan ultah kota karawang: ikutilah: http://masbadar.wordpress.com/2008/07/31/ika-fun-bike-2008-karawang-kampanye-sehat-dan-hemat-berhadiah-motor-pc-tv-hp-dll/

  • masbadar berkata:

    *ralat: ingin menunjukkan siapa yg pake atribut itu? gak! Semua cuma buat weird fashion trend aja…. !!

  • Dibuang aja ke timur tengah jadi TKI.

  • maruria berkata:

    Seragam dan borgol macam apa yang bisa memberi efek jera? Hmmm…
    Saya bahkan pernah dengar sendiri dari rekan kerja. Mending korupsi milyaran trus dipenjara, daripada jadi kere. Toh uangnya ga suruh dikembaliin kan, gitu. Parah bangeeet….

  • pemandu ospek berkata:

    nanti malah minta bahannya yang bagus, yang impor, rancangan desainer terkenal he3

    dipakein BH sm bikini aja, biar isiiin 😛

  • all about andrie berkata:

    Ndoro usul,
    Kalo Untuk Baju-nya: bahan bajunya yang gatel-gatel ya (kaya karung goni bekas gitu), jangan sampe akhirnya jadi trend tuh baju.
    Kalo Untuk Koruptornya: Mendingan seh hukumannya diarak bugil atau disuruh diri nggantiin patung pancoran (kasian puluhan tahun dy ga’ turun-turun)

  • mfajrinet berkata:

    WAh perasaan yang pake seragam itu justru yang banyak korupsinya bos…

  • antown berkata:

    ternyata bajunya modis banget ya ndoro…..

  • Mantan kyai berkata:

    Pake baju koruptor tp ga boleh pake celana gmn?

  • Trika berkata:

    dikebiri?
    eh..

  • 1rw@n berkata:

    Di kasih seragam pramuka sekalian wajib ikut jambore

  • meity berkata:

    mmm … usulnya engga menarik. tapi flownya kira2 akan seperti ini:
    1. pengadaan seragam itu akan dianggap sebagai proyek.
    2. proyek ditenderkan.
    3. pemenang tender (siapapun dia) akan terima sejumlah dana untuk pengadaan seragam.
    4. kalau mau menang tender atau dananya mau cair … ya, kalo orang melayu bilang mah … “cek kopinya lah buat kami2 yang urus administrasi”
    5. lingkarang setan itu akan jadi … never ending story!

    jadi, sudahlah engga perlu ada seragam. kalo niatnya lurus mau berantas korupsi, ya berantas aja … engga perlu pake ada seragam segala.

  • Rafki RS berkata:

    Menurut saya kebijakkan itu akan efektif. Pada prinsipnya para koruptor ini adalah orang-orang pemalu. Saya tidak setuju kalau dikatakan kalau urat malu mereka sudah putus. Sanksi moral dan sosial akan lebih efektif bagi mereka ketimbang hukuman penjara yang bisa diakal-akali itu. Coba aja kalau mereka nanti keluar dari penjara semua masyarakat menjauhi mereka. Pastilah mereka akan kapok untuk korupsi.

  • Rafki RS berkata:

    @meity, saya juga tidak setuju dengan Anda. Seberapa banyak sih seragam yang mau dibuat? Katakanlah seratus atau seribu seragam. Kalau satu seragam harganya seratus ribu, itu baru bernilai sepuluh juta atau seratus juta. Kalau proyek sebesar itu nggak perlu ditenderkan, dan mau dikorup gimana? Janganlah terlalu berprasangka buruk.

  • Rafki RS berkata:

    Saya setuju sama #Catshade, masyarakat kita cenderung tidak memberikan sanksi sosial kepada para koruptor ini. Bahkan banyak koruptor yang baru keluar penjara dijadikan tokoh masyarakat kembali bahkan dipuja-puja di kalangan masyarakat. Bahkan kalau saya amati, masyarakat kita sebenarnya tidak merasa begitu rugi dengan tindakan korupsi yang dilakukan para koruptor ini. Sebab masyarakat tidak merasa kehilangan, karena yang dikorup bukanlah uang orang pribadi-pribadi melainkan uang orang banyak. Jadi efeknya tidak begitu terasa di masyarakat. Apalagi masyarakat yang memiliki pendidikan pas-pasan.

  • nenyok berkata:

    Salam
    langsung gantung aja ndoro..yakin deh efektif 😀

  • mazirwan berkata:

    gosipnya, seragam para koruptor ini yang mendesain adalah desainer kondang lho… jadi di pikir-pikir, mereka-mereka itu malah bertambah pede aja tampil di depan publik, lha wong bajunya aja yang mbikin desainer ….

  • Catshade berkata:

    Saya setuju sama #Catshade, masyarakat kita cenderung tidak memberikan sanksi sosial kepada para koruptor ini. Bahkan banyak koruptor yang baru keluar penjara dijadikan tokoh masyarakat kembali bahkan dipuja-puja di kalangan masyarakat. Bahkan kalau saya amati, masyarakat kita sebenarnya tidak merasa begitu rugi dengan tindakan korupsi yang dilakukan para koruptor ini. Sebab masyarakat tidak merasa kehilangan, karena yang dikorup bukanlah uang orang pribadi-pribadi melainkan uang orang banyak. Jadi efeknya tidak begitu terasa di masyarakat. Apalagi masyarakat yang memiliki pendidikan pas-pasan.

    Apakah ini pertanda masyarakat kita tidak merasa ‘memiliki’ negara ini? Atau apakah kita merasa tidak pernah berkontribusi sepeserpun bagi pundi-pundi negara, sehingga kita tidak merasa dipecundangi ketika kas pemerintah dibobol oleh para begal?

    Kalau ini sebabnya, menurut saya malah masyarakat kita yang perlu dihukum. Karena itu, saya mengusulkan: Naikkan harga BBM sebesar 500 perak setiap ada koruptor yang terbukti bersalah (alasannya buat nalangin sementara duit yang ditilep sembari menunggu eksekusi ganti rugi (yang seringkali gak bisa 100%)). Saya jamin, masyarakat kita akan makin awas terhadap tiap potensi tindak korupsi…plus kutuk 200+ juta rakyat Indonesia akan mengiringi para koruptor itu sampai ke liang kubur mereka. 😀

    NB: Apakah sampeyan sekalian sudah memiliki NPWP? 🙄

  • Koran Saya berkata:

    masa sih tidak malu ? seharusnya kan malu.

  • dondanang berkata:

    yang berseragam coklat di jalan ssering nilang koruptor juga tuh

  • ndop berkata:

    saya tambahin: ndak boleh makek baju sebelum semua uwang korupsinya dilunasi..
    punggungnya ditato: saya korupsi sebanyak … rupiyah!!

    hehehe…

  • […] (kendati itu juga tak dilarang), sebab idola Anda sekarang –mungkin– adalah Antyo Rentjoko, Wicaksono atau Iman […]

  • Embun berkata:

    Pakai baju khusus koruptor, warna orange. Dipajang di mall dengan tulisan besar. “Saya Koruptor uang rakyat. Total Rp 3,8M”… DIpajang pula foto istri dan anaknya. Biar malu.

    Jangan lupa. Duit yang dikemplang juga harus dikembalikan. jangan samapi cuma malu tetapi ndak ngembalikan duit….

  • detnot berkata:

    jangan2 bikin bajunya juga bisa jadi lahan korupsi xixixixixiixix

  • chocoluv berkata:

    hehehe, bener juga ndoro
    tapi menurut saya usaha kpk udah lumayan oke. mereka sampe ke mall dan bikin permainan dan buku cerita biar anak2 pun ikut menanamkan jiwa anti korupsi… semoga kpk juga bebas dari korupsi hehehehe 😛

  • Andy MSE berkata:

    Selamat hari Sabtu, selamat hari Minggu, dan selamat hari Senin, para ndoro dan para kisanak sekalian

  • Andy MSE berkata:

    apakah kemaren sampean ikut lomba tujuhbelasan???

  • dzul berkata:

    ya ndoro… sebaiknya dihukum picis saja… biard kapok, pok… ini ud hari senen ndor.. ko’ …. hem2x

  • yogie berkata:

    sebentar, ndoro…..kita mw bikin dia malu atau jera?????

    kalo kita mau bikin dia kapok, sekap aja dia bareng duit yang udah dikorupsinya dalam sel tertutup tanpa ventilasi…(sadis..)

    kalo mau dia malu pakaikan aja dia celana dalam bertuliskan…”saya koruptor” tapi makenya di luar celana…kaya superman gitu…hehehe…

  • Mas Bei berkata:

    Sesudah saya ndremimil diberbagai tempat, ternyata saya sangat setuju banget dengan usule Ndoro/ Ndorowati Catshade diatas. Bisa enggak ya kita laksanakan? Misale, kalok ketemu koruptor 1 milyar, bensin naik 1 milyar/200juta= Rp5 per liter apa gitu. Gimana Ndoro?

  • andi berkata:

    Para koruptor belum jera karena hukumannya tidak berat dan kalopun tertangkap masih ada celah untuk bermain dengan mafia peradilan. Coba kalo semua koruptor dihukum mati, pasti pada kapok tidak akan ada korupsi. Soal banyak yang bilang hukuman mati melanggar HAM, nonsense tuh..katanya hanya Tuhan yang berhak mengambil nyawa seseorang. Menurut saya kalopun seseorang dihukum mati, mungkin Tuhan sudah menggariskan kalo orang itu harus menemui ajalnya dengan cara dieksekusi, ya toh? gampang kan? Kalo Tuhan tidak mentakdirkan seseorang harus mati dengan jalan dihukum mati, pasti Tuhan menunjukkan jalan lain dengan kuasa – Nya, ya kan? gitu aja kok repot..setiap masalah diputer puter, jadinya kita diadu domba terus..

  • ngodod berkata:

    hukum mati saja para koruptor…

  • bakulsapi berkata:

    efek jera dan bikin malu yang ditonjolkan nggih. apalagi warnanya mencolok. hmmm semoga pada jera dan tidak lagi memutilasi uang negara

  • lynx berkata:

    Potong tangannya , potong tanngannya2 sekarang juga, sekarang juga.

  • creativesimo berkata:

    Uang yang dikorupsi dikonversi jadi uang logam, dikalikan sepuluh, lalu timpukin ke sang koruptor yang sudah diikat di alun-alun. Tiap orang WAJIB nimpukin. Begitu seterusnya tiap hari sampe mampus!

  • david pangemanan berkata:

    DUGAAN 24 MILIAR UANG NEGARA DIKORUPSI PT. TUNAS FINANCINDO SARANA (PT. TUNAS FINANCE)

    Berawal dari tindakan main hakim sendiri PT. Tunas Financindo Sarana / PT. Tunas Finance (PT. TFS) yang mengeksekusi penggantian klaim asuransi kendaraan milik kami yang hilang. Disebabkan tindakan eksekusi tersebut cacat hukum (berdasar surat-surat keterangan palsu dan tidak sesuai UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia) dan telah merugikan kami sebesar lk. Rp. 105 juta, kami mencoba berhitung sederhana terhadap dugaan telah terjadinya pengemplangan pendapatan negara non pajak sesuai UU No. 20 Tahun 1997 kaitannya dengan akumulasi biaya pendaftaran jaminan fidusia yang seharusnya menjadi hak negara.

    Pada tahun 2006 PT. TFS menyalurkan kredit sebesar Rp. 870 M untuk 81.935 unit kendaraan. Tahun 2007 PT. TFS menyalurkan kredit Rp. 1,823 Trilyun dan pada tahun 2008 ini diprediksi PT. TFS akan menyalurkan kredit pembiayaan sebesar Rp. 2,4 trilyun.(sumber: http://www.tunasgroup.com) Jadi dalam rentang 2006 s.d 2008 ini PT. TFS menyalurkan kredit pembiayaan sebesar lk. Rp. 5,1 trilyun, atau setara dengan 480.308 unit kendaraan.
    Dengan asumsi biaya pendaftaran jaminan fidusia yang harus disetorkan sebagai pendapatan negara non pajak sebesar Rp. 50.000,00 per unit maka paling tidak dugaan potensi kerugian negara yang dikemplang oleh PT. TFS adalah sebesar Rp. 24 Milliar lebih. Inipun belum memperhitungkan besarnya kerugian negara yang terjadi pada rentang thn. 1999 – 2005.

    Tulisan yang bukan dimaksudkan sebagai fitnah ataupun pengundang simpati ini, adalah untuk menyadarkan kita bahwa ketidakpastian hukum di Indonesia yang terjadi selama ini sudah sedemikian parahnya. Celakanya, hukum sangat jarang berpihak kepada konsumen (yang tak mampu “membeli” hukum). Dan hal inipun menimpa kami yang telah melaporkan peristiwa ini di Poltabes Surakarta. Tidak kurang bukti-bukti tertulis yang kami sertakan dalam laporan, namun setelah 35 bln laporan dibuat, oknum-oknum penyidik Poltabes Surakarta tidak mampu mengeksplorasi laporan pengaduan (seraya menikmati nyamannya berlindung dibawah kalimat klise “kurang bukti”). Ibarat pagar makan tanaman, sebesar apapun kerugian negara, integritas oknum-oknum penyidik di Poltabes Surakarta ini sama sekali tidak tergugah.

    Sebagai WNI sejati, sudah bukan zamannya sekedar berprihatin ria. Arogansi pengusaha-pengusaha sejenis PT. Tunas Finance ini harus dihancurkan. Saya yakin Anda akan tercengang-cengang menyaksikan betapa besarnya uang negara yang dapat terselamatkan dari sektor Pendaftaran Jaminan Fidusia, dan negara ini tidak perlu terlalu sering menaikkan harga BBM yang menyengsarakan itu. Bukti-bukti telah disiapkan. Kontribusi Andalah yang dinantikan..

    David Pangemanan
    (david.pangemanan@yahoo.com)
    Kaliajir Lor RT. 01 RW. 11 No. 03 Kalitirto Kec.Berbah Kab. Sleman DI. Yogyakarta.
    Telp. 0274-9345675 (HP 0812 2718 5444)

  • nawawi berkata:

    KABAR GEMBIRA – ASURANSI TLO KENDARAAN KREDITAN DI INDONESIA

    Ini adalah kisah nyata yang berlaku di Indonesia – dimaksudkan sekedar himbauan untuk Anda yang berniat membeli kendaraan dengan cara kredit/cicilan
    Biasanya apabila Anda membeli kendaraan dengan cara kredit, maka Kreditur (Finance) mengharuskan Anda untuk membayar biaya asuransi kendaraan tersebut dengan jenis pertanggungan Total Loss Only (TLO).
    Nah, setelah Anda memenuhi segala kewajiban membayar premi dan menerima polis pertanggungan, Anda harus ekstra hati-hati jangan sampai terjadi kehilangan kendaraan selama masa kredit berlangsung.
    Ini disebabkan apabila obyek pertanggungan hilang maka penggantian akan diberikan kepada Perusahaan Finance (Kreditur) dan selanjutnya Kreditur akan menganggap dana penggantian tersebut adalah sebagai dana pelunasan terhadap sisa cicilan (utang dan bunga) walaupun itu belum jatuh tempo. Tinggallah Anda yang terpaksa harus menerima perhitungan-perhitungan sepihak dari Kreditur. Umumnya perhitungan-perhitungan akan direkayasa sedemikian rupa sehingga seakan-akan dana hasil klaim asuransi pas dengan jumlah pelunasan kendaraan yang Anda kredit.
    Kini tinggallah Anda yang “habis” sendirian.
    Oh ya, Anda tidak perlu berupaya mencari keadilan melalui Penegak Hukum (baca Pengadilan) – walaupun Anda tahu persis bahwa Obyek Jaminan Fidusia tidak didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia ditempat Anda berdomisili.
    Ini disebabkan para hakim. berkeyakinan bahwa Finance yang mengasuransikan kendaraan yang hilang tersebut, walaupun jelas-jelas Anda yang membayar preminya. Dengan demikian maka Anda tidak berhak menerima penggantian – baik berupa dana yang telah dikeluarkan, apalagi berupa kendaraan pengganti.
    Nah, setelah Anda membaca tulisan ini, silahkan Anda menimbang-nimbang untuk membeli kendaraan dengan cara cicilan. Dan apabila Anda masih kurang yakin dengan kenyataan tersebut di atas, silahkan Anda membaca Putusan Pengadilan Negeri Surakarta No. 13/Pdt.G.P/2006/PN.Ska.
    Demikian pengalaman seorang teman akrab saya, semoga bermanfaat buat Anda.

    hajinawi80@yahoo.co.id

Tinggalkan Balasan ke Perjalanan at fokus | dagdigdug Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Koruptor Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta