Perempatan Pecas Ndahe

Juli 30, 2010 § 134 Komentar

Sekali-sekali, perhatikanlah pemandangan di sebuah perempatan di Jakarta pada setiap tiap hari kerja. Ketika jarum jam mendekati titik pukul jam tujuh pagi, di perempatan mana pun, dari keempat arah, puluhan — atau ratusan — kendaraan serentak berjejal berebut di depan.

Sebuah kemacetan dahsyat pun segera tercipta. Klakson memekik-mekik. Brisik! Orang mengumpat-umpat dan berteriak-teriak. Di dalam bus-bus penumpang merengut, cemas, berkeringat. Di sedan-sedan yang bagus dan mengkilap, orang juga merengut sambil membaca koran pagi. Tapi mereka tak berkeringat. Maklum, mobil mereka dilengkapi AC dan kacanya dibalut selapis seluloid hitam untuk menahan terik matahari.

Lampu lalu lintas perempatan itu normal, ada setrumnya. Tapi rupanya orang-orang tak sabar. Juga para sepeda motor yang, seperti kuda kecil yang lapar, melontarkan diri ke depan. Lampu menyala merah di depan mereka. Tapi siapa peduli? Bukankah orang dari sebelah sana para pengguna jalan lain juga melanggarnya?

Di Jakarta, kemacetan adalah menu sehari-hari. Pagi, siang, malam. Ada yang menghitung, kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp 17,2 triliun per tahun. Ini belum termasuk kerugian lain, misalnya dari udara yang tercemar akibat emisi gas buang, yang diperkirakan sekitar 25 ribu ton per tahun.

Kemacetan disebabkan oleh tidak berimbangnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dengan pengembangan jaringan jalan. Jumlah kendaraan roda dua dan empat di Jakarta sebanyak 6,7 juta unit, dengan pertumbuhan 1.172 unit per hari. Bandingkan dengan panjang jalan yang 7.650 kilometer, dan dengan pertumbuhan panjang jalan yang hanya 0,01 persen per tahun.

Jumlah kendaraan pribadi yang lebih banyak dibanding kendaraan umum memperparah keruwetan transportasi di Jakarta. Dari total jumlah kendaraan itu, 98 persen adalah kendaraan pribadi, sedangkan sisanya angkutan umum. Padahal jumlah orang yang diangkut kendaraan pribadi jauh lebih sedikit ketimbang penumpang yang dibawa angkutan umum. Kendaraan pribadi hanya mengangkut sekitar 49,7 persen orang yang beraktivitas. Adapun kendaraan umum mengangkut sekitar 50,3 persen penumpang.

Pak Gubernur Jakarta pun pusing tujuh keliling sambil mengelus-elus kumisnya. Ia nyaris tak berdaya mengurai kemacetan kotanya. Sejumlah upaya sudah dilakukan, misalnya dengan proyek busway. Beberapa rencana juga sudah digagas. Ada skema sistem transportasi makro, pembatasan sepeda motor di kawasan tertentu, kereta bawah tanah, monorel, dan seterusnya. Tapi kemacetan belum juga terurai.

Kemacetan dahsyat terjadi karena pada saat sejumlah orang melanggar aturan, orang lain pun akan melanggarnya. Dan bila hal itu terjadi, anarki yang timbul pun akan mengenai hampir siapa saja, dengan derajat berbeda-beda. Tapi kenapa orang tak sadar juga akan hal itu?

Emtah. Yang jelas, di perempatan jalan itu telah terjadi semacam paralelisme dua asas. Yang pertama adalah asas siapa-kuat-boleh-ambil-jalan, dan metromini pun dengan mudah mengintimidasi bajaj.

Yang kedua adalah asas biar kecil-asal-banyak: sepeda-sepeda motor itu, dengan persatuan dan kesatuan dan kenekatan, bisa menghentikan arus mobil, apalagi bila itu sedan BMW dan Jaguar. Si pengemudi takut cat sedannya lecet dan penumpangnya takut dikeroyok.

Perempatan, jalan-jalan, di Jakarta mungkin cermin Indonesia.

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah terjebak kemacetan?

Tagged: , , , ,

§ 134 Responses to Perempatan Pecas Ndahe

  • Taufik berkata:

    pertambahan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan pertambahan kualitas dan kuantitas jalan , ndoro

    • wywee berkata:

      Betul sekali mas taufik kalau pertambahan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan pertambahan kualitas dan kuantitas jalan.

      coba kita lihat di japan. Negara yang membuat mobil saja malah beramai-ramai menggunakan sepeda. bahkan sekarang japan menjadi negara terbesar menggunakan sepeda

      Dengan bersepeda, space jalan yang terpakai untuk satu orang itu kecil sekali. coba bandingkan antara 1 pengguna sepeda dengan 1 pengguna mobil pribadi. besarnya jalan untuk 1 mobil pribadi bisa untuk 4 orang pengguna sepeda. artinya jika semua orang yang menggunakan mobil pribadi itu menggunakan sepeda, maka kemacetan jakarta saat ini menjadi seperempatnya saja.

      Jadi saran saya galakkan penggunaan sepeda, batasi penggunaan mobil pribadi dan sepeda motor serta perbaiki kualitas angkutan umum. sehingga pengguna angkutan umum merasa aman, jalan jakarta menjadi legang dan Udara jakarta menjadi lebih ramah lingkungan.

      Tapi semua itu masih menjadi mimpi kalau masyarakat jakarta masih bisanya cuma mikir diri sendiri.

      Terima kasih buat ndoro kakung atas kesempatannya untuk saya berkomentar.

    • askep berkata:

      ini namanya dilema…

  • bankdanto berkata:

    waktu kampanye dulu kan katanya ‘serahkan pada ahlinya’…

  • Ndoro, menurut sampean efektifkah pemindahan ibukota untuk mengatasi kemacetan?

  • slams berkata:

    alhamdulilah di seamrang juga macet
    tapi tak semacaet jakarta
    macetnya cuma pas jam berangkat kerja, pulang kerja dan weekend pas hari sebtu + minggu

  • slamet riyadi berkata:

    coba saja kalo jalan dijakarta dibangun jalan layang atau jalan bertingkat ya?
    #mimpisiangbolong

  • plukz berkata:

    kalo saya pikir ndoro, yang paling logis tetap pembatasan jumlah kendaraan bermotor, roda dua ataupun rida empat

    diikuti dengan perbaikan sistem transportasi massal, bukan angkot tua dan metromini berasap tebal diandalkan tentu. represif dikit nggak masalah. 🙂 yang nganggur ditawarkan transmigrasi nanti.

    asal mau pasti bisa. 😀

    • Kifni berkata:

      setuju…
      jumlah kendaraan pribadi memang harus dibatasi, bahkan seharusnya dikurangi… orang2 yang berduit yang katanya pintar ga pernah berpikir jauh, mereka dengan gampang membelikan mobil untuk anaknya kuliah, istrinya arisan dll….Kata temen saya yang di UI sekitar 50% mahasiswa terutama di fakultas yang “elit” mahasiswanya bawa mobil satu2…
      belum lagi banyknya kendaraan roda dua “motor”, kredit motor sekarng seolah “gampang”, orng cukup bawa uang 500 ribu, terus bawa pulang motor… padahal belum yakin nantinya bisa nyicil atau gak… mereka juga ga bisa disalahkan, mereka juga butuh transportasi untuk kehidupanya, karena mereka anggap trasportasi umum dah ga layak..

      jadi selain pengurngan jumlah kendaraan pribadi, kualitas dan kuantitas transportasi umum juga harus ditingkatkan…

  • singgih berkata:

    usulan memindahkan ibu kota ke palangkaraya, sepertinya menjadi usulan alternatif dan menarik, jangan lupakan kita butuh mata elang bung Karno yang visioner di jakarta yg sekarang.

  • karina berkata:

    transportasi umumnya gak manusiawi sih di Jakarta…
    ya mending naik motor atau mobil pribadi kalau punya
    pemerintah harusnya membuat transportasi umum yang nyaman sehingga orang2 berpikir
    “mending saya naik transportasi umum yang nyaman, tinggal duduk, tidak perlu mikir bayar bensin atau macet”

    Aduh ampun ndoro macetnya… ngelu…

  • Jacobian berkata:

    solusinya biaya parkir kendaraan dan pajak nya di naikkan ajah.ntar setidaknya bisa mengurangi volume kendaraan yg di pake.

  • titoHeyziputra berkata:

    salam kenal mas,
    wah tenang mas, katanya mau di berlakuin pengurangan jatah speda motor.
    jadi jalanan jakarta pada pagi hari tidak akan terlalu sesak..
    Tapi kasian juga pemilik kendaraan bermotor, kalau punya motor tapi ga boleh dipake???

    Yang penting hindari daerah pusatkemacetan dari pukul 5.30 sampai 8.00. Sebisa mungkin cari jalan alternatif,,

    maen – maen k blog ku ya mas,
    Best Regards,
    Tito’s Weblog

    Tito’s Academic Blog

  • partnerinvain berkata:

    solusinya ya transportasi massal yg nyaman murah dan tepat waktu kayak MRT misalnya, di jepang Petinggi-petinggi perusahaan aja naik subway soalnya tepat waktu dan ngga macet

  • Jauhari berkata:

    Saia suka tentang istilah “siapa kuat dia boleh ambil jalan” dan “biar kecil-asal-banyak”.. Serasa jadi pemenang..

    Kalo saia lebih menekankan angkutan masal harus lebih dimasifkan, dan harus terintegrasi dengan daerah penyangga ibukota, mungkin awalnya sedikit kejam bagi pengendara kendaraan pribadi.. dan tetep konsisten

  • sabai berkata:

    Makanya NAIK SEPEDA kemana-mana yuuuk! Eh, itu kalo kuat menanggung polusinya & stressnya dipepet mobil+motor 🙂

  • wahidhasan berkata:

    ndoro,mnrt saya solusi yg bs dilakukan.. perbanyak orang2 yg bekerja d rmh.. kan internet dah lancar skrg.. kalo yg pny pilihan, bs keluar dr jkt.. entah kmn.. hidup d kampung.. rejeki kota.. 🙂

  • erywijaya berkata:

    MRT memang mutlak perlu segera dibangun di Jakarta, masak kita kalah sama negara tetangga dalam mengatur lalu lintas. Membandingkan Jakarta dan Bangkok yang sama2 ibu kota negara berkembang http://erywijaya.wordpress.com/2010/04/09/jakarta-dan-saya/

  • waterbomm berkata:

    bersepeda bisa dibilang langkah alternatif. tapi situasi jalanan Jakarta bikin orang takut buat bersepeda. serem!.

    dan pada akhirnya saya pun berangkot ria, pakde. macet? biasa. penuh? biasa. udah jadi sarapan dan makan malam sehari – hari.

    ngeluh juga percuma, bikin cape hati dan pikiran. tinggal gimana kitanya aja yang mau ngalah. yg punya mobil atau motor, mencoba untuk berangkot ria, mau merawat angkutan umum yg ada, pemerintah juga menyediakan angkutan umum yang layak pakai. tegas terhadap peraturan yang udah disepakatinya. agh entahlah 😀

    berharap aja, gak hujan pas hari jumat sore dan malam. 😀

  • ditter berkata:

    Kalau sudah bersatu untuk melakukan pelanggaran lalu lintas, para pengendara sepeda motor benar-benar ganas! Mungkin karena merasa jumlahnya banyak, jadi ga pa2 lah melanggar aturan…. haduh….. 😦

    Semoga angkutan massal di Jakarta segera diperbaiki dan diperbanyak…. Amin!

  • Indra PD berkata:

    Untung aku naik KRL dan Busway jadi ngga terasa macet Jakarta
    Cuma satu yang berasa …. pegel-pegel karena kebanyakan berdiri
    Naik kereta berdiri … tapi kalo naik busway dapat duduk karena udah atur strategi hehehe

  • abu salam berkata:

    ada baiknya digalakan kembali menggunakan kuda ndoro … biar ramah lingkungan dan tidak macet.

  • Ayam Cinta berkata:

    Pokonya RMT (Rapid Mass Transport, bener ga sech itu kpanjangannya??) harus dibenahi..

    Terbukti kumis sang gubernur ga ahli2 amat…. ahay… 😀

  • mawi wijna berkata:

    dibuat peraturan untuk 1 minggu kendaraan plat hitam tak boleh melintas di jalan raya, efeknya gimana yah?

  • Itokcrot berkata:

    Cara ngatasi macet??.. TANYA AHLINYA!!.. (Kirain Dia Ndoro… Gk taunya;”AYO CARI AHLINYA!” ihiik.. Ahuyy..)

  • massigit berkata:

    Jakarta sepertinya sudah tidak layak lagi untuk dibuat tempat tinggal. Jadikan Jakarta komplek/gedung perkantoran saja, orang diminta mencari tempat tinggal diluar Jakarta. Hmm.. untung saya tinggal di Jogja, nyaman, sejuk, akademis, ramah, dan tentrem 🙂

  • eko magelang berkata:

    besok-besok kaya apa ya ? ngeri rek !!!!

  • aura kasih berkata:

    Jakarta, ku ingin kembali
    Berbagi video dan foto aura kasih

  • toko barcode berkata:

    semakin menguatkan dukungan untuk memindahkan ibukota negara ini ke kota lain, sebagaimana putrajaya di malaysia, canberra di ausie. Jakarta agar bisa bernafas lebih lega sedikit

  • viavi berkata:

    jadi solusinya ndoro? yang pake motor suruh beli jaguar saja ndoro, nanti ngerasain gimana gak enaknya klo kena senggol sama si bebek.

  • TUKANG CoLoNG berkata:

    sepertinya sebentar lagi jalur transportasi jakarta akan mati dan kota lain akan menyusul mati juga

  • komputer kasir berkata:

    pemerintah mikirin solusi jangka pendek aja, belum pernah mikir jangka panjang mereka banyak mikir melanggengkan kekuasaan saja

  • berita hari ini berkata:

    diperbaiki terus menerus (katanya), tapi kok ya gak ada perkembangan

    dapatkan info sinta jojo, photo dan videonya berita hari ini

  • RyanAmanta berkata:

    wah Jakarta,. ibukota pindah, solusinya?
    untung Balikpapan masih adem ayem lalu lintasnya., 🙂

    salam ndoro,.

  • coffee lover berkata:

    Tenang saja Ndoro, kita jadi pejabat negara aja.. biar gak kehalangan macet, kan bisa pake patwal. Atau gabung sama Grup Moge…

  • Falseter berkata:

    Kalo menurut saya Ndoro gedung2 perkantorannya yg dipindah ke daerah2. Masak pabrik2nya didaerah tapi kantor pusatnya di Jakarta semua. Mgkn bos-nya ga mau hidup di kota kecil ya ndoro. Mangkanya duitnya berputar di Jakarta semua

  • barcode printer berkata:

    analisanya keren banget ndoro, kapan yah jakarta nggak macet

  • edratna berkata:

    Yang jelas, mobil sekarang takut sama sepeda motor, pengendaranya makin nekat.
    Tak terbayang jika masih tiap hari berkutat ke kantor dan pulang juga macet….kerja dua kali seminggu aja, pulang bacdan rasanya capek sekali.

    Dan bulan Puasa ini jalanan pasti makin rame, orang semua ingin cepat pulang untuk berbuka di rumah…

  • Si Pentung berkata:

    “Kemacetan dahsyat terjadi karena pada saat sejumlah orang melanggar aturan, orang lain pun akan melanggarnya”

    Itulah ndoro, sepertinya sudah menjadi mental kita, kalo kamu begini, masak saya juga gak bisa begini.. Padahal belum tentu dengan ikut-ikutan begini akan menyelesaikan masalah kan? Ah, kenapa saya jadi ngomong begini.. Maaf ndoro, ikut mumet juga nih

  • hitamputih berkata:

    dipindah kemaja aja ibukotanya,Jakarta bakalan tetep macet hehehe

  • Ya …kapan ini segera berakhir…melihat pemandangan jalan di Jakarta pada jam kerja adalah sesuatu yang mewah.

  • bakulrujak berkata:

    dan celakanya, yg membahas tentang kemacetan ada pejabat-pejabat yg tiap hari berlalu lalang dengan kawalan patwal yg siap menyibak antrian kendaraan di jalan.

  • zam berkata:

    kalo pas ke negara tetangga, saya malu dgn kondisi transportasi publik kita.. Belum lagi tingkah kita di jalan.. bener-bener cermin budaya bangsa yg tak layak dibanggakan!

    *cegat MRT*

  • andrew78 berkata:

    ibu kota memang begitu….tiada hari tanpa kemacetan

    main2 ya ke blog gw….http://andrew78.blogdetik.com

  • Pengurai Kalam berkata:

    Salam,

    Jika ada pendapat untuk mengurangi kemacetan dengan memperluas atau membangun jalan, jangan lupa, pembangunan jalan itu mengakibatkan produksi kendaraan bertambah juga. Jalan yang volumenya makin sempit untuk kendaraan saja, produksi kendaraan tetap tak berhenti.

    Pada era 90-an, ada tim ilmuwan dalam bidang teknologi yang diundang ke Jepang. Ketika tim ilmuwan itu melakukan lawatan ke salah satu korporasi manufaktur mobil, selain ditunjukkan perkembangan teknologi mutakhir dalam produksi mobil, tim ilmuwan Indonesia juga dipertunjukkan grafik produksi mobil yang diangkakan sangat banyak. Sontak mereka bertanya, “Mobil-mobil ini mau dilempar ke mana dengan produksi sebanyak itu?”
    Salah satu dari pihak yang mewakili ilmuwan dan korporat Jepang menjawab, “Ya, dijual ke negeri Anda.”
    “Mana mungkin, jalannya tidak memungkinkan,” jawab ilmuwan Indonesia.
    “Tenang, bangun saja jalan baru,” timpal orang Jepang.
    “Tapi, pemerintahan kami tidak bakal memiliki uang yang mencukupi untuk membangun jalan agar kendaraan itu semuanya bisa beroperasi di sini! tegas orang Indonesia.
    “Tenang saja, akan kami berikan pinjaman kepada pemerintahan Anda untuk membangun jalan.”

  • alchemist19 berkata:

    yah mau gimana lagi. gradien jumlah mobil tiap tahun kan naik terus.

    kalo saya sih lebih setuju kalo tanah2 yang kumuh2 punya orang miskin digusur aja. kan biar bisa lebih luas tanahnya. terus bikin jalan baru deh. orang miskinnya diasingkan ke luar jakarta saja.

  • hancurkan ndoro, hancurkan …………!!

    ketika yang omdo (omong doang) berkuasa, saatnya yang jado (janji doang) merongrong kali kali yang jado bisa berkuasa dan akhirnya ujung2nya omdo juga……..

  • Mungkin ini gara2 si Komo lewat, Ndoro….hehehe

  • Brotoadmojo berkata:

    alangkah baiknya ada peraturan yang mengikat yang isinya kurang lebih demikian: ‘alat transportasi yg mengakibatkan macet dilarang lewat’. jadi tidak ada alasa untuk macet lagi.. 😀 nuwun

  • andrias ekoyuono berkata:

    Sebenarnya TransJakarta (Busway) bisa jadi solusi kecil yang efisien di jangka pendek, sembari menyelesaikan carut-marut transportasi publik dengan hal2 yang lebih besar.
    Menurutku cuma ada 3 masalah di Busway :
    1. Jumlah busnya
    2. Sterilisasi jalur
    3. Pasokan BBG
    Masak sih pemerintah gak punya duit untuk benahin 3 hal itu ? tinggal mau atau nggak

  • tikusrukana berkata:

    untung aja ada macet, dagangan jadi lebih cepet laku.. (celoteh pedagang roko pilter)

  • Miftahgeek berkata:

    Saatnya pindah ke angkutan transportasi massal, jangan seenaknya menuh2in jalanan dengan mobil2 pribadi

  • kiky berkata:

    astaga…jadi seperti itu potretnya ndoro?
    sepertinya kalau saya ada di jakarta, mengendarai sepeda ontel lebih cepat dibanding menyetir mobil…
    harusnya memang arus urban ke jakarta harus dihentikan ndoro.
    hm,,sepertinya pusat pemerintahan memang akan dipindah ya…

  • sastrakelabu berkata:

    hmmm…

  • Ruang Hati Blog berkata:

    kemacetan jakarta satu dari yang paling parah di dunia

  • cici silent berkata:

    “…biar kecil-asal-banyak: sepeda-sepeda motor itu, dengan persatuan dan kesatuan dan kenekatan, bisa menghentikan arus mobil, apalagi bila itu sedan BMW dan Jaguar. Si pengemudi takut cat sedannya lecet dan penumpangnya takut dikeroyok.”

    Hahaha… bener banget… Memang demikianlah yang saia temui sehari2. Bahkan suasana yang telah tercipta sedemikian rupa, dalam jangka waktu tertentu, bahkan mampu membuat ego semakin tinggi, ‘Peduli amat sm orang, yang penting gua duluan…’.

    Satu fakta yang ingin saya ungkapkan dari kemacetan Jakarta, bahwa semua orang telah “nyaman” dengan kondisi ini dan “menyerah” dengan kondisi yang ada.

  • mansyur hidayat berkata:

    ndoro itu lagi ada parade, apa lelang mobil

  • weka berkata:

    wah…saatnya berpindah ketempat yang jauh dari keramaian dan menyimpan kesejukan dan hijau dan ditemani burung-burung dan teruskan menghayalku…

    *macetan udah jadi bagian dari jadwal kerja…. : macet–> briefing–>>kerja–>>istiraha>>>krejaaa>>>closing>>>pulang>>>>kena macet lagiiii

  • […] siapa yang ga bosen dan stress dengan kemacetan yang terjadi di Jakarta. Nah kata orang bijak kan, mulailah dari yang kecil dan simple, serta mulailah dari diri sendiri. […]

  • busana muslim berkata:

    angkutan umumnya perlu diperbaiki pak.

    biar kite pade seneng naik angkutan umum 🙂

  • roy berkata:

    awas kampak merah

  • Eko Deto berkata:

    Jalanan macet karena banyak yang melanggar aturan. apa Indonesia macet karena hal yang sama, ya…?

  • dilla berkata:

    yak…slamat deh ntar pulang kantor pas buka puasa…
    hiiii…kaya apa itu jalanan..

  • Planet Orange berkata:

    Jalanan JKT udah kurang, dirampas pula oleh bus way yang mengatasnamakan untuk kepentingan “bersama”, bersama siapa? bersama – sama antara pemilik saham dan pemda..? Seandainya dulu jalur busway tdk merampas jalanan yang udah ada, mungkin akan dapat paling tidak mengurangi kemacetan…

    Masih masalah busway, penambahan busway tidak diiringi dengan pengurangan angkotan kota lainnya, jadi ya sama aja hasilnya… bus2 bobrok ala metromini, kopaja, mayasari tetap aja beroperasi dengan gaya mereka, yang suka ngetem di perapatan, pelan pada saat lampu hijau, atau malah uber – uberan menghabiskan dua jalur demi penumpang… sehingga mengganggun kelancaran lalulintas…

    Sering kali motor disalahkan, bahkan hendak dianak tirikan, memang sering/banyak biker yang menyalip – nyalip diantara kendaraan roda 4, tapi sadarkan teman, bahwa hal tersebut dilakukan karena jalanan sudah penuh dengan kendaraan roda 4…. para biker terkadang malah harus berebut sisi kiri jalanan dengan pedagang kaki lima, gerobak2 yang sering melawan arah, ataupun bajaj ngesot, bahkan sering ada mobil yang berlagak pilon dengan menutup jalur kiri yang sudah sempit itu, yang akibatnya biker harus motong ke kanan untuk melewati si mobil pilon tadi… apakah ini salah?

    Para biker memilih menggunakan motor tentunya dengan alasan utk dapat menembus kemacetan jkt… dengan demikian memang jakarta sudah macet adanya, meskipun tanpa biker…. *pembelaan seorang biker* hehehehe…. dan tentunya sayapun berharap agar para biker tidak memambah ruwetnya kemacetan jakarta.

    Mohon maaf jika komen nya kepanjangan…. salam hangat selalu Ndoro..

  • cewek sma berkata:

    cewek sma said dibuatin jalur khusus aja gan buat roda 2 (kayak di kuala lumpur) ampuh itu buat ngatasi traffic jump

  • selebritis online berkata bagaikan bola salju, makin lama makin besar…
    semakin maceeeet saja

  • alhamdulillah..aku kerja dari rumah…hanya bisa menikmati kemacetan dari TV

  • venus berkata:

    yang bikin saya makin gak ngerti, bahkan pada jam-jam yg seharusnya sepi pun, jalanan –bahkan jalan tol dalam kota sampai jagorawi– masih saja rame. ndoro pernah lewat tol jagorawi jam 11 malam, terutama jumat malam? cobain deh ndor. ampun bikin stress 😦

    • inung gunarba berkata:

      Saya lihat, itu mah arus kendaraan yang ingin melancong ke luar kota Puncak dan sekitarnya. Emang begitu setiap akhir pekan. Malah jalan-jalan Jakarta yang nanti berujung di tol juga padat di Jumat malam. Seperti arteri jalan Panjang, dari Kedoya- Permata Hijau- Pondok Indah-pintu Tol sekitar Lebak Bulus yang kemudian memasok kemacetan di Jagorawi, Cikampek dan Cipularang ke arah Bandung. Salam 🙂

  • SKR development berkata:

    ya namanya aja jumlah kendaraan baru tidak sebanding dg jmlh jalan yg ada.. ya mau bagaimana lagi, susahnya pilihan kendaraan umum yg aman nyaman dan ontime jg tdk ada..
    Duh betapa engkau Jakarta

  • Kedai Obat berkata:

    Semoga rencana Pemda DKI ingin membatasi jumlah kendaraan u/ “mengobati” kemacetan jakarta, segera terwujud.. Makasih 😀

  • Jakarta dan macet sudah menjadi layak nya duri dalam daging. Susah bo, dipisahkannya. Ane juga udah bingung 8 keliling gimana caranya biar gak kena macet…

  • norjik berkata:

    Harusnya coba program jadwal operasi kendaraan. Hari ini yg blh kluar Plat nmr Ganjil, bsk Plat nmr Genap.
    Tp paling2 nanti orang2 kaya sdh siap 2 kendaraan dg plat ganjil dan genap hehe.

  • Digital Review berkata:

    harus ada kemauan dari semua pihak utk lebih menyadari akan keruwetan ini

  • ronggojambul berkata:

    Makanya pulang ndusun aja. Enak tanpa polusi

  • Najid berkata:

    Biar gak macet, para pengemudi harusnya saling menyadari tentang peraturan lalu lintas…!!!

    Good Luck For All

  • Ashia berkata:

    hmm, namanya juga Jakarta ,
    ga akan ada habisnya ngomongin soal macet dimana-mana .
    kalau saja semua transportasi umum mudah di jangkau, harga mencukupi n bisa ngebuat nyaman, pasti banyak dah orang yang ga naik kendaraan pribadi ..
    😀

  • penjernih air berkata:

    begini deh nasib hidup di jakarta , macet dimana-mana

  • inung gunarba berkata:

    Wah jadi merasa bersalah nih, motor ane plat BG tapi turut memadati Ibu Kota qe3 Puji syukur nggak ikut-ikutan nrabas lampu merah di Rawa Belong, Batusari dan Kedoya, malu euy ama leluhur di kampung 😀

  • mas stein berkata:

    kalo di pasuruan sini paling macet cuma gara-gara ada karnaval, dinikmati saja macet setaun sekali. yang jelas saya salut sama jembar atine wong jakarta ndor, tiap hari ketemu situasi yang bikin panas ati gitu ya masih ditabah-tabahin, besok dicari lagi.

    sempet terpikir, mungkin bisnis di jakarta yang ndak bakal mati adalah service klakson sama jualan aki, lha tiap hari mereka yang diforsir 😆

  • dsusetyo berkata:

    Saya juga heran di Indonesia ini apa gak ada ya ahli transportasi yang jago, kita kan punya banyak insinyur bahkan doktor ahli transportasi dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun suasta, pada kemana mereka ya? Halo2 tolong bantu dong…

    Sebenarnya yang perlu dibenahi apanya sih, manajemen sistem transportasinya, infrastrukturnya, mental pejabat yang ngurusi itu dan para pengguna jalan atau semuanya kali ya 😉

    Selamat menyambut Ramadhan nDoro dan sahabat2 sekalian. Mohon maaf lahir dan batin ya.

  • Women Talks berkata:

    Pusing pusing pusing, tiap hari lihat ada aja permasalahan di ibukota.. kyknya pemindahan ibukota negara harus segera terlaksana

  • Adi berkata:

    lebih pusing lagi katax jmlh motor akan dibatasi… gmn nasib motor gw ntar..??? aneh bin ajaib.. ga ngerti..!!!

  • sugiarto berkata:

    beruntung saya ndak punya kantor di jakarta….tapi bekasi sekarang juga mulai macet,ding…

  • ANDI WONG berkata:

    …btw makin parah aj kemacetan dikota jakarta ya.. 🙂

  • aura pelupa berkata:

    Setiap Instansi dan perusahaan harus punya bis jemput karyawannya, demikian juga sekolahan!

  • ded berkata:

    Mas, saya merasa yakin, jika pemerintah (daerah/pusat) tegas terhadap peraturan pasti semuanya akan lancar…..

  • soal kemacetan Jakarta, wali dan filsuf juga nyerah deh untuk ngasih saran :–)

  • devieriana berkata:

    Saya selalu terjebak kemacetan tapi masih ditolerir sih :D. Setiap pagi dari Mampang ke Jl. Veteran, pasti melewati titik-titik kemacetan. Walaupun jarak kantor & rumah terbilang dekat tapi tetep aja antisipasinya dengan berangkat satu jam sebelumnya (tetep sampainya mepet jam masuk 07.30-07.45) 😐

  • Vallians berkata:

    Jadi.. wacana untuk memindahkan ibukota dari Jakarta itu benar2 bisa dipertimbangkan lagi, karena bisa jadi salah satu solusi untuk menghindari kemacetan.

  • jayadi berkata:

    kemacetan di Jakarta sudah sangat parah banget sekali, ada baiknya ibukota dipindah saja ke Lampung

  • Rubiyanto berkata:

    wah macetnya sampai segitunya …. ya, untung ditempat aku tinggal jarang ada peristiwa sperti ini ….
    salam …..

  • Belitung berkata:

    nah apa jadinya kalo ibukota RI dipindahkan nanti…. saatnya jakarta nggak macet2 lagi dan saya ucapkan kemacetan yang akan datang pada ibukota yg baru nanti…. tidak akan terjadi kalo ada upaya pencegahan lebih awal…. saat pesawat hendak mendarat, atmosfer jakarta dipenuhi oleh debu polusi….
    salam kenal….

  • anggar_berkawand berkata:

    maen kesolo saja kawand gak da macet2ny….hehehehhee…..
    kunjungan perdana ne..

    SALAM BERKAWAND 

  • nonadita berkata:

    Ndor, jalan2 ke Puncak lagi yuk. Pake mobil barumu tapi ya
    *kompor mledug* :mrgreen:

  • Maklum lah negeri ini sedang di landa demam konsumtif tidak memikirkan bagaimana sebagai pruduktif yang bisa terjual di luar negeri , apalagi para pemimpin yang hanya mementingkan kelompok saja hehehe

  • Raditia_Madya berkata:

    bagaimana kalau kita mengusulkan kepada pemerintah jakarta bahwa no plat dengan awal B dilarang untuk beroperasi di jalan, pasti takkan ada kemacetan 😀

  • judiz51 berkata:

    Jakarta nggak macet kayaknya cuman mimpi deh

  • ferdian berkata:

    setuju mbah. cuma bila mengelus rambut (maaf saya nggak berkumis) melihat jalanan di jakarta. Apalagi kalau ada pejabat lewat seenaknya mengurai jalan biar mereka bisa lewat. Tanpa terkena kemacetan.

    Seandainya para pejabat kita mau sedikit merasakan kemacetan di Jakarta sembari memikirkan solusinya (mereka kan orang pintar mbah) pasti Jakarta bisa lepas dari kemacetan.

  • jhepe berkata:

    dilarang membeli mobil sama motor aja deh huahaha… tutup semua pabril mobil sama motor. yang boleh cuma sepeda ontel… sama kuda, sekalian bikin pupuk kandang.. gegegege

  • Sukadi berkata:

    buat jalan bawah tanah saja… siapa tahu bisa jad solusi… 🙂
    salam

  • cuma bermimpi suatu hari transportasi masal di jakarta akan membaik 🙂

  • Triagung berkata:

    kabar bandung pun demikian, beberapa titik dikota ini sudah mulai rawan macet, tapi memang tidak separah jakarta, smoga saja tetap terkendali…

  • iriohk berkata:

    dimana saja di indonesia kalau yang namanya diperempatan kalau traffic light-nya mati itu sudah biasa

  • gsx250 berkata:

    Saya gak kuat riding dijakarta karena konsentrasi tingkat tinggi.. Mental,emosi,kecekatan selalu di uji…

  • Nanda Saputra berkata:

    mungkin buat jalan bawah tanah aja biar dak macet lagi ya ibukota negara kita itu….he

  • tukangpoto berkata:

    Saya kerja dari rumah,ndor..jadi nggak terlalu kena dampak macet.

  • askep berkata:

    yang penting ada koneksi internet saya masih bisa kerja kung

    berbagi info askep

  • yansDalamJeda berkata:

    Macet…. selalu saja. Fiuh……………

  • takuya berkata:

    uuh, kenapa malah sepeda motor yg harus dibatasi? kenapa g mobil aja? bayangin, mobil yg gede ky angkot, isinya cuma 1 orang.. serakah kan.. klao 1 mobil dihilangkan, bisa muat 2-3 sepeda motor tuh..

  • edo berkata:

    Kebijakan panik: Membatasi sepeda motor. Mau lancar? Naik Trans Jakarta. Itu, bunyi iklan di belakang bus Trans Jakarta. hehehehe…pisss akh…

  • Keisya berkata:

    Pusing macet tua dijalan, berangkat dan pulang kerja jadi males-malesan

  • Paams berkata:

    menurutku langkah paling pertama yg harus diambil itu ya ngebenerin angkutan umunya. Sebelum membatasi ini-itu, angkutan umunya pokok’e udah harus bagus dulu. Jadi begitu keluar peraturan membatasi ini itu anu dan ono, masyarakat paling hanya ngomel2 TAPI merasa ‘yasudahlah naik angkutan umum juga nyaman kok.’

    menantikan sekali masa depan Jakarta dimana masyarakatnya dari seluruh kalangan sudah terbiasa naik angkutan umum yang teratur, rapi, dan terjangkau. Dan jangan lupa, kita masyarakat ini baiknya mentaati semua peraturan yang ada 🙂

  • Reny berkata:

    Kota besar..identik dengan kemacetan…pake angkot saja, kalau setiap orang keluarin kendaraan 1, apalagi mobil….macet dech

  • tybels berkata:

    Kenapa di negara lain bisa lebih tertib tapi di negara kita tidak bisa ?

    Siapa yang bisa menjawab itu,,dan apa yang hrus dibenahi dalam hal ini ??

  • Ario Baskoro berkata:

    Solusi:
    1.PEMERINTAH TIDAK MENERIMA GRATIFIKASI DARI PRODUSEN (MOBIL & MOTOR)
    2.Cabut Subsidi BBM khusus Jabodetabek
    3.Ganti Subsidi Premium menjadi Subsidi tiket/karcis ABUDEMEN single tarif Rp. 2.000 angkutan umum (angkot, bus reguler, Trans J)
    4.Tarif parkir mobil 5 ribu/jam, motor 2 ribu/jam
    5.Pajak mobil baru naik 100%
    6.Perbanyak armada Bus reguler dgn standar AC. Hidupkan kembali kebijakan Bis Tingkat (Double Dekker)
    7.Jam tugas Polantas diganti dari 8.00-16.00 menjadi sistem Shift
    8.PEMDA & APARAT TIDAK MENERIMA SUAP DARI ATPM (MOBIL & MOTOR)
    9.Pajak kendaraan 2nd naik 100%,
    10.DP kredit minimal 50%
    11.Kepemilikan SIM C HARUS setelah memiliki SIM A,
    12.Semua ongkos angkutan umum disubsidi Pemda dari pajak daerah (taxi, angkot, bus reguler)
    13. Ijin trayek dibatasi, utk angkot max 150 kendaraan/ trayek, mikrobis max 75 kendaraan/ trayek, bus ac reguler max 75 kendaraan / trayek,
    14.Semua angkutan umum (kecuali Taxi) Single tarif = Rp 2.000 dgn sistem abudemen sisanya subsidi Pemda,
    15.Sopir angkutan umum masuk database Pemda dan dapat insentif/tunjangan kesehatan dari Pemda, Kendaraan angkutan tahun 80an direcycle utk rumpon,
    16.Semua Manufacture Company di daerah Segitiga Emas harus berkantor di Factorynya

    Banyak yang bisa dibuat (Kalau Pemerintah mau bekerja)

  • Awee berkata:

    Inikah kesalahan dari sistem kredit..mobil bisa kredit,motor bisa kredit,terus apalagi yang harus di kredit biar tambah macet?

    http://www.memobee.com/index.php?do=c.sign_up

  • Kampung Perawan berkata:

    Beginilah situasi alam raya indonesia, mari kita nikmati aja.he2

  • arie berkata:

    info bagus nih, thanks . . .

  • td system berkata:

    tambah gak teratur aja ya..

  • td system berkata:

    kemacetan jakarta makin paraaaahhh..

  • iklan baris berkata:

    masalah inilah yang membuat saya nggak betah tinggal di jakarta.

  • Rani fitriyani berkata:

    Memang Jakarta tuh kota nya macet.

  • wah aku ga bisa bayangin kalo ada disana sekarang? mulai membayangkan pulau baliku yang dulu sangat nyaman dan sekarang sudah mulai mengenal dunia macet dan menjadi seperti itu! melihat dari hasil survey diatas yang menunjukan kerugian yang tinggi yang malah di akibatkan dari macet itu serta jumlah survey yang mengakibatkan macet itu sendiri dari mobil pribadi yang hanya mengangkut beberapa orang saja kenapa? kenapa pemerintah tidak mencoba mengurangi angkutan pribadi dengan menaikan pajak kendaraan terutama pada mobil dengan harapan bisa bawa mobil bisa tanggung jawab n dilihat dari kerugian yang mendarah daging diatas kenapa tidak diarahkan membuat sarana angkutan masal yang harusnya sangat-sangat-sangat lebih baik dari fasilitas ataupun fungsinya daripada harus membawa transportasi pribadi. ga masalah harus keluar uang segunung untuk satu masa depan yang jelas, kok justru buat sarana transportasi yang nanggung, bila dipresentasikan perbandingannya 60: 40 keuntungannya! ya orang masi milih yang 40% tapi memiliki kebebasan dengan dirinya untuk berekspresi, harusnya membuat transportasi umum yang memiliki keuntungan 20 : 80! barulah orang mau meletakkan kendaraan pribadinya dirumah dan memilih angkutan masal.

  • tik tok berkata:

    Seharusnya di indonesia ini diberi ‘batas umur’ kendaraan..jd kendaraan yg sudah berumur dihancurkan ky’ peyek lah

Tinggalkan Balasan ke iriohk Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Perempatan Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta