Mengenal fenomena baru di Instagram, akun meta human
Agustus 5, 2023 § Tinggalkan komentar
Ada tren baru di Instagram. Belakangan ini makin banyak bermunculan akun-akun yang isinya berupa sosok meta human. Salah satunya mengaku sebagai akun “virtual idol pertama di Indonesia.”

Akun meta human merujuk pada akun-akun yang menggambarkan diri mereka sebagai karakter khayalan dalam cerita atau narasi fiksi. Akun-akun ini menggunakan AI untuk menghasilkan konten yang terlihat seperti manusia tetapi sebenarnya merupakan entitas digital.
Mengapa muncul tren tersebut?
Fenomena kemunculan akun meta human yang bertebaran di Instagram itu merupakan cerminan dari peningkatan popularitas konten yang melibatkan karakter atau entitas yang sebagian besar dihasilkan oleh teknologi. Dulu memanfaatkan computer graphic image (CGI), sekarang dengan kecerdasan buatan (AI).
Meski berbeda teknologi produksi, ada kesamaan di antara akun-akun itu. Nyaris semua akun meta human digambarkan sebagai perempuan (Barat) yang cantik, bertubuh semlohay, memakai pakaian seadanya, biasanya berbikini.

Ada akun virtual seperti itu dengan pengikut lebih dari dua juta, ada juga akun meta human yang mempunyai ratusan ribu pengikut. Tentu saja sebagian besar pengikutnya adalah laki-laki.
Fenomena ini mencerminkan perkembangan teknologi dan budaya populer yang semakin menggabungkan dunia nyata dan dunia digital. Fenomena ini menimbulkan diskusi tentang batas antara realitas dan simulasi serta memicu pertanyaan etika dan identitas.
Bagaimana sebaiknya kita bersikap terhadap akun itu?
Kita sebaiknya bersikap dengan kritis dan bijaksana terhadap akun-akun yang melibatkan meta manusia, meta AI, virtual idol, dan robot CGI di platform seperti Instagram. Berikut beberapa panduan yang dapat membantu:
Ketahui Sumber dan Konteks: Usahakan untuk selalu memahami sumber dan konteks dari akun tersebut. Apakah itu hanyalah hiburan, seni, atau eksperimen teknologi? Mengetahui lebih banyak tentang tujuan dan latar belakang akun dapat membantu Anda menginterpretasikan kontennya dengan benar.
Pertimbangkan Realitas vs. Simulasi: Pertimbangkan dengan kritis apakah akun tersebut mewakili sesuatu yang nyata atau hanya simulasi digital. Kesadaran akan perbedaan antara karakter virtual dan manusia nyata dapat membantu Anda menjaga perspektif yang seimbang.
Analisis Informasi: Saat melihat konten yang dibagikan oleh akun-akun semacam itu, periksa dengan cermat informasi yang diberikan. Apakah informasinya akurat, relevan, dan terpercaya? Jangan mudah percaya begitu saja tanpa memeriksa sumber dan fakta.
Utamakan Etika: Pertimbangkan implikasi etika dari akun-akun ini. Misalnya, jika akun tersebut mengklaim memiliki karakteristik manusia atau kepribadian, tetapi sebenarnya hanya entitas digital, apakah itu memunculkan pertanyaan etika tentang manipulasi dan representasi?
Jangan Terlalu Terpengaruh: Ingatlah bahwa akun-akun ini mungkin diciptakan untuk mendapatkan perhatian dan interaksi. Jangan biarkan diri Anda terlalu terbawa suasana tanpa menjaga keseimbangan dan perspektif rasional.
Diskusikan dan Bertanya: Jika Anda merasa bingung atau ingin lebih tahu tentang suatu akun, jangan ragu untuk berdiskusi dengan orang lain atau bahkan bertanya langsung kepada pemilik akun. Diskusi dapat membantu Anda mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.
Hargai Kreativitas dan Inovasi: Meskipun Anda harus bersikap kritis, jangan lupa untuk menghargai kreativitas dan inovasi di balik akun-akun ini. Teknologi dan seni bisa berpadu dalam cara yang menarik dan menantang pandangan kita tentang realitas.
Penting bagi kita untuk tetap terbuka terhadap perkembangan teknologi dan budaya, sambil tetap memiliki kerangka berpikir yang sehat dan kritis dalam menghadapi fenomena semacam ini.
Paham, Kisanak?
Beri peringkat:
Bagikan ini:
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
Terkait
Tagged: AI, CGI, meta human
Tinggalkan komentar