Mumbai Pecas Ndahe

November 30, 2008 § 37 Komentar

Peluru tak bermata karena itu dia tak bisa membedakan antara kawan atau lawan. Begitu juga tak setiap bom bisa membedakan anak yang menangis atau bapak yang tengah mencari sesuap nasi. Tak setiap bom membinasakan batas antara yang bersalah dan tak bersalah.

Tapi zaman berubah. Pernah ada masanya, dulu, ketika seorang panglima bahkan melarang para prajuritnya merusakkan pohon-pohon. Yang sipil, tak berdaya, dibiarkan, walaupun mereka di pihak lawan. Yang tak mengangkat senjata dilindungi.

Dan ternyata zaman berubah dengan cepat, dengan ganas, sedih — seperti di Mumbai, Rabu malam lalu. Bagaikan kawanan serigala kelaparan, segerombolan orang bersenjata merangsek sejumlah tempat di jantung bisnis India itu.

Gerombolan itu menyiramkan peluru dan melempar granat. Dalam sekejap jasad-jasad pun bergelimpangan berlumuran darah di lantai restoran, di selasar hotel, di emperan peron stasiun.

Atas nama siapakah mereka berlaku kejam? Agama? Negara? Keyakinan? Teror atau senang-senang belaka? « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with mumbai at Ndoro Kakung.