Mourinho Pecas Ndahe

November 28, 2006 § 4 Komentar

Malam itu, setelah Chelsea bermain imbang 1-1 ketika bertemu Manchester United, suasana murung terlihat di ruang ganti. Seseorang berbisik, pelatih Chelsea, Jose Mourinho, sedang tak enak hati. Ada apa gerangan?

“Frustrasi terbesarku dalam sepak bola bukan saat aku kalah, tapi ketika kalian tak melakukan sesuatu untuk menang,” kata Mourinho dengan masgul.

Drogba, Ballack, Lampard, dan Cole, membisu dalam kelu seperti menelan biji duku. Sebab, siapa berani menentang pria elegan dari Portugal, arsitek ulung berwajah murung itu?

Pertandingan memang usai sudah, tapi perjalanan masih jauh. Kompetisi Liga Inggris belum setengah jalan. Mengapa Mourinho merasa dunia sudah kiamat?

Saya ndak tahu. Paklik Isnogud yang duduk di sebelah saya waktu itu dan menunggu sampai wasit meniup peluit terakhir juga tak habis pikir. Kenapa Chelsea tak bisa menundukkan MU?

“Itulah sepak bola, Mas. Sampean ndak bakal tahu hasil akhirnya sampai wasit meniup peluit panjang. Semua bisa terjadi. Menang. Kalah. Adu penalti. Tapi, inilah saat-saat yang membuat saya selalu bergairah menonton, Mas.”

“Haiyah, Paklik ini kok nggaya. Baru nonton sekali saja sudah mbagusi, seolah-olah tahu segala hal tentang sepak bola.”

“Eits, sembarangan. Saya ini dari dulu suka sepak bola loh, Mas. Minimal selalu nonton kalau ada pertandingan di televisi. Sampean saja yang ndak lihat saya nonton TV.”

“Ah, yang bener, Paklik?”

“Iya, Mas. Dalam setiap pertandingan, saya juga mencoba menikmati bagaimana sebuah kesebelasan menang atau kalah. Saya juga ingin tahu bagaimana mereka menerima kekalahan dan kemenangan itu. Sebab, dalam bahasa Jawa ada petuah agar kita menang tanpa ngasorake, atau menang tanpa merendahkan martabat musuh. Permusuhan juga ada batasnya. Dan, kemenangan berada di dunia yang tak abadi. Ini menarik Mas, sebab permainan kompetitif bukanlah suatu ritual.

Syahdan, menurut seorang ahli antropologi, adalah sebuah suku di Irian, orang-orang Gahuku-Gama. Mereka ini, yang telah belajar permainan sepak bola akan beberapa hari melakukan ‘pertandingan’ — berkali-kali bila perlu — agar kedua belah pihak mendapatkan angka yang sama. Dalam kata-kata Claude Levi-Strauss,

Ini berarti memperlakukan pertandingan sebagai sebuah ritual.

Sebuah ritual mengandung ‘permainan-permainan’ yang terdiri dari usaha agar semua peserta lolos ke pihak yang menang.

Sebaliknya, untuk mengutip lagi penulis La Pensee Sauvage atau The Savage Mind itu, permainan yang kompetitif berakhir dengan tegaknya perbedaan antara yang kalah dan yang menang. Pertandingan, dengan kata lain, berakibat memisahkan.

Tapi ‘memisahkan’ itu tidak sama dengan meniadakan lo, Mas. Dalam pertandingan perebutan Piala Dunia, misalnya, ada sebuah piala yang justru lambang dari persatuan kembali, melalui persaingan yang tak putus-putusnya. Mungkin ini yang disebut paradoks sepak bola, Mas.”

Saya membisu seperti menelan biji duku. Ah, saya jadi tak sabar ingin tahu komentar biang bola itu tentang duel Chelsea vs MU.

§ 4 Responses to Mourinho Pecas Ndahe

  • avatar Hedi Hedi berkata:

    hahahaha dungaren posting bal²an…

    Mourinho itu orang yg tinggi hati sekaligus jenius, kalo timnya main jelek, dia bisa mencak² ga karuan…mantan bek Chelsea, William Gallas (Arsenal), yang bilang gitu…

    Tapi kalo pelatih marah² pasca satu pertandingan, imbasnya kan buat match berikutnya…coba liat besok, bolton vs chelsea 😀

    ndoro kakung dhawuh:
    ini mau nyaingi sampean, sam … 😀

  • avatar Anang Anang berkata:

    saya pendukung arsenal… dan sekarang mencak-mencak karena masa kalah sama bolton… ya kayaknya chelsea bakal kalah sama bolton hehe.. ayo sapa taruhan?

    ndoro kakung dhawuh:
    adoh cilakak, bonek kabeh iki …. 😀

  • avatar pitik pitik berkata:

    wah…Indonesia (PSSI) kalah di Asian Games juga…

    Ndoro Kakung dhawuh:
    PSSI itu main sepak bola juga ya … :))

  • avatar Aris Aris berkata:

    ndoro, saya ini sebenernya ndukung MU, makanya ketika Chelsea gagal menundukkan MU saya seneng aja. Tapi sayang, nontonnya cuma 30 menit terakhir krn hrs nganter temen yang mau mudik. walah … mudik kok pas ada pertandingan seru.

    Ndoro Kakung dhawuh:
    loh mudiknya ke mana? manchester atau chelsea? 🙂

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Mourinho Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta