Ndoro Kakung

Bullying atau perundungan bisa menimpa siapa saja, termasuk atlet. Bagaimana menghadapi perundungan di media sosial?

Perundungan bisa berakibat fatal. Di Korea, Kim In Hyuk, seorang pemain voli yang bermain untuk Daejoon Samsung Fire Bluefans, sampai bunuh diri diduga karena tak tahan dirisak.

Bagaimana menghadapi perundungan di media sosial?

Pelatih bulutangkis nasional, Hendry Saputra, pernah menasihati anak asuhnya untuk lebih tahan mental menghadapi perundungan di media sosial.

“Kalau tidak kuat, berhenti membuka media sosial.”

“Kalau bisa tahan, silakan membaca semuanya. Kalau tidak kuat, berhenti membuka media sosial,” kata Hendry, seperti ditulis oleh situs BolaSport.

Saya tanya ChatGpt mengenai isu ini. Ini jawabannya.

Bullying di media sosial dapat menjadi masalah serius bagi atlet yang terpapar di media sosial. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh atlet untuk menghadapi bullying di media sosial:

Jangan balas: Jangan terpancing untuk membalas pesan bully atau menyerang balik. Ini hanya akan memperburuk situasi dan memberi kepuasan kepada pelaku bully.

Berbicara dengan orang yang dapat dipercaya: Berbicara dengan orang yang dapat dipercaya seperti teman atau keluarga dapat memberikan dukungan dan mengurangi beban yang dirasakan.

Blokir atau lapor: Jika bullying terjadi secara terus-menerus, maka atlet dapat memblokir pelaku bully atau melaporkannya ke pihak yang berwenang seperti platform media sosial atau polisi.

Gunakan fitur keamanan di media sosial: Beberapa platform media sosial menyediakan fitur keamanan seperti pengaturan privasi yang dapat membantu mengurangi paparan atlet terhadap bully.

Gunakan bantuan profesional: Jika bullying menyebabkan stres atau masalah mental yang berkepanjangan, maka atlet mungkin perlu mencari bantuan profesional seperti terapis atau psikolog.

Bagaimana menurut sampean, Kisanak?