Dampak negatif media sosial: Serangan dan sindiran terbuka di lini masa

Mei 23, 2023 § Tinggalkan komentar

Sebuah akun tiba-tiba menyebut akun Twitter saya di lini masa. Dia juga menggamit nama seorang figur perempuan ternama dan memaki-makinya.

Akun yang patut diduga milik seorang pria itu bahkan menyebut si perempuan dengan julukan yang tak senonoh.

Saya kaget, tak menyangka ada orang yang dengan kasarnya mencemooh perempuan secara terbuka di ruang publik. Dan aksi itu dilakukannya beberapa kali. Dengan pesan yang kurang lebih sama: menjelek-jelekkan perempuan itu.

Saya diam saja, tak bereaksi membalas pesan lewat Twitter. Saya hanya membatin, pasti ada sebabnya lelaki itu menuliskan pesan yang tak pantas itu.

Dugaan saya terjawab kemudian. Perempuan itu mengirimkan DM (direct message). Ia meminta maaf dan menjelaskan siapa lelaki itu. Rupanya mereka pernah menjalin ikatan sebagai suami-istri. Tapi biduk rumah tangga mereka berhenti di tengah jalan.

Sang suami tampaknya tak menerima keputusan pisah itu. Ia berang. Lalu menyerang mantan istrinya secara terbuka di lini masa.

Serangan itu berlangsung terus-menerus, nyaris tanpa henti. Saya ikut terseret mengetahui masalah orang lain yang sebenarnya tak perlu saya ketahui.

Belakangan ini saya juga menyaksikan fenomena lain, bagaimana lini masa berubah menjadi ajang baku sindir pasangan-pasangan yang sedang bermasalah.

Pernah suatu hari saya membaca status seseorang yang bunyinya, “Cewek lain rajin disapa setiap pagi. Cewek sendiri dicuekin,” tanpa menyebut satu nama akun pun.

Status itu beberapa saat kemudian dibalas begini.”Love is dead. Mulai sekarang urus masing-masing.”

Meskipun keduanya sama-sama tak menyebut nama, saya tahu mereka sebetulnya tengah saling sindir. Kebetulan saya pengikut kedua akun itu.

Kali lain, saya membaca status pasangan yang saling mengirim kode berupa kalimat yang sebetulnya ungkapan kerinduan.

Cewek, “Jangan bobo terlalu malam ya. Ntar sakit kepala.”

Cowok, “Satu koding lagi, save, abis itu bobo.”

Cewek. “Sun jauh.”

Cowok. “Simpen di bawah bantal.”

Saya hanya tersenyum membaca kemesraan yang tak ditutup-tutupi itu. Saya juga pernah muda, kan? Toh sekarang ada istilah “pacar bayangan”, yaitu pacar yang disebut, dirayu, dan diajak bertikai hanya di lini masa. Di dunia nyata, mereka bahkan belum pernah bertemu muka.

Media sosial memang telah mengubah cara orang berkomunikasi dan bersosialisasi. Dulu orang bercakap-cakap secara tatap muka dengan lawan bicaranya. Sekarang alat komunikasi jarak jauh yang sangat personal, seperti telepon selular.

Kini orang bersosialisasi di media sosial. Mereka berkomunikasi dengan temannya atau khalayak melalui media seperti Twitter.

Perubahan cara berkomunikasi ini tak diikuti dengan pemahaman tentang media sosial, termasuk pernak-perniknya. Banyak orang yang asal saja melontarkan kalimat personal untuk orang lain. Mereka tak sadar bahwa percakapan di Twitter bisa dibaca oleh lain. Media sosial adalah ruang publik yang terbuka.

Kalau saling melempar kode di lini masa untuk menyatakan perasaan kangen sih, tentu saja masih oke saja. Para pengikutnya tentu memaklumi kegalauan mereka.

Tapi jika status yang ditulis adalah serangan ke pacar gelap/terang, mantan pacar, suami/istri, atau ke siapa pun di pihak berseberangan, tentu saja para pembacanya jadi bertanya-tanya. Mungkin bahkan ada yang merasa terganggu karena ikut terseret ke dalam pusaran perkara yang bukan urusan mereka.

Lini masa adalah pentas yang penuh kecamuk. Kata-kata bisa mengagetkan pembaca. Celakanya, banyak orang meremehkan kata. Menganggap kata hanya dekor dari sebuah kalimat. Padahal setiap kata punya sayap. Ia bisa terbang ke mana-mana, jauh dari kepala pelontar dan penerimanya.

Di lini masa, kitalah yang memberi makna pada setiap kata. Tapi kita juga yang tersesat di belantara tafsirnya.

Kisanak sudah tersesat?

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Dampak negatif media sosial: Serangan dan sindiran terbuka di lini masa at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: