Tembakau Pecas Ndahe
Mei 31, 2010 § 88 Komentar
Hari ini, tepat 31 Mei, kita memperingati World No Tobacco Day atawa Hari Tanpa Tembakau. Bukan untuk melarang orang merokok, melainkan mengingatkan kewajiban pemerintah melindungi warga negara.
Mengapa hari ini begitu penting diperingati? Karena banyak yang tak sadar bahwa lebih dari 60 juta orang Indonesia terbakar rokok setiap hari. Angka ini nomor tiga tertinggi di dunia setelah Cina dan India.
Sebanyak 1.172 orang meninggal setiap hari, atau 48 jiwa per jam atau 427.948 orang per tahun, akibat merokok.
Nilai kerugian akibat penyakit karena merokok pada 2005 mencapai Rp 167 triliun dan terus meningkat. Jumlah ini setara dengan biaya membangun 70.000 sekolah dasar.
Mereka yang menginginkan hidup sehat dan kualitas lingkungannya lebih baik pasti setuju untuk mendesak pemerintah membuat regulasi pengendalian tembakau melalui:
- Pengesahan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Produk Tembakau Sebagai Zat Adiktif Bagi Kesehatan.
- Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengendalian Dampak Tembakau Terhadap Kesehatan.
Aturan itu bukan untuk mematikan pertanian tembakau. Justru yang membuat petani tembakau berhenti bekerja adalah industri rokok. Lihayt saja dari data produksi rokok yang terus meningkat, namun pertanian tembakau dan petani tembakau justru menyusut. Artinya, tembakau itu datang dari luar. « Read the rest of this entry »
RPM Pecas Ndahe
Februari 15, 2010 § 105 Komentar
Ini bukan cerita tentang RPM (revolutions per minute) di dashboard mobil itu. RPM yang sedang bikin geger di Indonesia adalah Rancangan Peraturan Menteri Kominfo tentang Konten Multimedia. Mengapa dia memicu kontroversi?
Yusuf Nurrachman bukan tokoh nasional. Dia juga bukan seseorang yang populer seperti para pesohor itu. Meski posisinya tinggi, bos perusahaan web hosting Rumah Web, Yusuf jauh dari liputan dari media massa.
Saya sering bertemu lelaki yang santun itu di kantor cabang Rumah Web di Jalan Langsat, Jakarta Selatan. Salah satu pertemuan terjadi Februari tahun lalu, ketika Rumah Web merayakan ulang tahun yang ke-7.
Malam itu, di antara riuhnya obrolan para tetamu, saya melihat Yusuf berbincang serius dengan seseorang berbaju batik. “Itu tadi perwira polisi dari unit cybercrime,” Yusuf menjelaskan kemudian, setelah kami akhirnya sempat ngobrol malam itu.
Polisi? Apakah Yusuf tersangkut urusan pidana? « Read the rest of this entry »