Brikpiknik Pecas Ndahe
September 28, 2015 § 21 Komentar
Apa masalah terbesar kita? Pendidikan? Kesehatan? Kemiskinan? Korupsi? Pangan? Sandang?
Kalau kita ajukan pertanyaan itu pada seratus orang, kemungkinan besar kita akan mendapatkan seratus jawaban yang berbeda-beda. Tapi menurut Dale Carnegie, masalah terbesar yang mungkin kita hadapi adalah berurusan dengan orang lain.
Boleh saja kita berpendapat bahwa masalah terbesar di Indonesia itu, antara lain korupsi, kesehatan, atau pendidikan. Tapi untuk menyelesaikan masalah tersebut, kita harus berurusan dengan orang lain: Menangkap koruptor, mendidik orang tentang pentingnya pencegahan penyakit, atau mencetak guru.

Foto ilustrasi pesan oleh Pixabay.com
Berurusan dengan orang lain membutuhkan komunikasi. Ketepatan komunikasi di era sekarang jauh lebih penting dibanding dulu karena kita hidup di masa yang rentan. Ketika pesan yang ambigu atau salah dimengerti bisa menimbulkan bencana.
Risiko yang ditimbulkan pada zaman ini lebih besar karena pilihan media yang begitu banyak. Banyaknya ragam media membuat aktivitas menarik perhatian begitu sulit. Setiap patah kata, setiap isyarat nonverbal, setiap tatapan mata yang hening di zaman sekarang mesti dipelajari dengan saksama, tak seperti sebelumnya. « Read the rest of this entry »
Coelho Pecas Ndahe
November 8, 2011 § 122 Komentar
Dari sungai konon kita bisa mendengarkan suara-suara. Lenguhan sapi, kokok ayam jantan, teriakan pedagang sate, klakson kendaraan, juga keriangan dan kepedihan. Dari sungai pula, seorang perempuan merasa yakin hidupnya akan baik-baik saja seandainya ia punya teman.
Saya mengetahuinya malam itu saat Jakarta disiram gerimis setengah hati dan sebuah surat elektronik masuk ke kotak surat. Saya terpana. Pengirimnya seorang sahabat yang sudah lama tak bersua.
Apakah gerangan yang membuatnya meluangkan waktu mengingat saya dengan menulis surat pada dinihari? Adakah yang genting?
Pertanyaan itu bukan datang dari ruang hampa. Berbelas purnama tinggal di episentrum kekuasaan membuat dia berada dalam ruang dan waktu yang begitu jauh dari jangkauan saya.
Selama ini kami hanya sesekali bersua di beberapa tikungan kesempatan. Itu pun cuma sebentar. Selebihnya kami hidup di jalan masing-masing. Yang sunyi … « Read the rest of this entry »
Lima Pecas Ndahe
November 17, 2008 § 44 Komentar
Hari ini, sejarah ditulis dari Bali. Lima blogger asing memulai perjalanan mereka sebelum ke Jakarta, sebagai awal dari rangkaian acara menuju Pesta Blogger 2008.
Lima blogger asing itu adalah Mike Aquino dari Filipina, Jeff Ooi (Malaysia), Mr. Brown (Singapura), Mark Tafoya (Amerika Serikat), dan Anthony Bianco (Australia).
Selama berada di Bali, mereka dikawal oleh Iman Brotoseno dan Iqbal Prakasa si Juragan Wetiga, serta teman-teman dari Bali Blogger Community.
Selama dua hari mereka akan berkeliling Pulau Dewata, lalu melihat, mendengar, mencatat, menulis semua yang mereka temui selama di Bali.
Kita berharap, tulisan mereka segera diwartakan ke delapan penjuru angin. Kabar mereka adalah suara kita. Suara Indonesia untuk dunia.
Setelah itu, lima blogger luar negeri itu akan terbang menuju Yogyakarta untuk melakukan perjalanan wisata yang sama. Di sana sudah menanti kawan-kawan dari Cahandong yang siap menyambut dengan sejumlah kegiatan.
Hati saya berdebar kencang. Darah mengalir deras di setiap nadi. Semoga mereka selamat dan senang diajak jalan-jalan. Kita nantikan saja cerita mereka seraya berharap bisa berjumpa mereka di Jakarta, Sabtu nanti.
>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean merasa bersemangat kerja?
Teror Pecas Ndahe
November 3, 2008 § 54 Komentar
Bom melahirkan teror. Dan ketakutan pun tak punya persembunyian lagi di abad ke-20.
***
Sarapan bersama Paklik Isnogud pagi ini membuat perasaan saya campur aduk, antara senang dan galau. Senang karena setelah berpekan-pekan tak bersua dengannya, akhirnya saya bisa menghabiskan waktu berdua lagi dengan Paklik di meja makan.
Tapi kami juga terpaksa menelan galau karena setiap suap nasi yang disendok berlauk berita-berita pagi yang muram.
“Lihat saja headline koran ini, Mas,” kata Paklik sambil memperlihatkan sampul depan sebuah koran yang memajang wajah Amrozi, Muklas, dan Imam Samudera — trio bomber Bali itu.
Saya tersenyum kecut. « Read the rest of this entry »
Road Show Pecas Ndahe
Agustus 15, 2008 § 24 Komentar
Kapan PB08 akan diadakan? Di mana? Acaranya seperti apa? Gratis atau bayar?
Begitulah pertanyaan yang hari-hari ini bertubi-tubi menghampiri setiap kali saya bertemu kawan-kawan blogger dalam pelbagai kesempatan.
Agar tak membuat kawan-kawan semua makin penasaran, saya telah membuat posting di blog Pesta Blogger. Di sana, saya memaparkan sedikit tentang rangkaian acara PB08. Saya sebut sedikit karena ada beberapa hal yang belum bisa dipastikan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang rencana acara Pesta Blogger 2008, silakan baca di sini.
>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah sampean mau ikut PB08?