Percakapan Pecas Ndahe
Januari 17, 2011 § 108 Komentar
Pada mulanya adalah sebuah sapaan biasa pada pagi hari di Twitter. Lalu obrolan sepanjang hari via BlackBerry Messenger. Sebuah percakapan tentang Alyssa Soebandono, sekolahnya di Inggris, pekerjaannya, hingga keinginannya menjadi wartawan Tempo.
Begitulah salah satu aktivitas saya di Ahad kemarin. Percakapan itu berlangsung lama, dari pagi hingga dini hari. Tentu saja diselingi jeda-jeda panjang karena kami toh harus melakukan aktivitas lain.
Alyssa Soebandono atau dipanggil Icha, lahir di Jakarta, 25 Desember 1991. Dia pemain sinetron, bintang film, dan bintang iklan.
Wikipedia mencatat, Icha pernah bermain di beberapa sinetron, antara lain Upik Abu dan Laura (2008) di RCTI prod. Sinemart, Alisa (2008-2009) di RCTI prod. Sinemart, Kejora dan Bintang (2009-2010) di RCTI prod. Sinemart.
Ia juga pernah main di film Petualangan Sherina (2000), Janus: Prajurit Terakhir (2003), Inikah Rasanya Cinta? (2005). Sedangkan iklan yang dibintanginya adalah sampo Rejoice dan bedak Marcks.
Saya mengenalnya melalui Twitter ketika tahun lalu melancong ke Melbourne. Kebetulan Icha memang kuliah di Monash University. Sejak itu, beberapa kali kami ngobrol (ehm!) via BBM, seperti kemarin. « Read the rest of this entry »
SMS Pecas Ndahe
Desember 9, 2009 § 67 Komentar
Jakarta, pada sebuah pagi yang mendung. Langit kelabu. Jalanan seperti pasar. Kendaraan merayap seperti bekicot. Klakson memekik nyaring.
Seorang pengemudi sedan sport perak metalik memainkan telepon genggamnya. Jari-jarinya lincah memencet tombol-tombol. Dikirimkannya sebuah pesan pendek ke satu nomor.
I miss you
Sent to +62856916XXXXX
Balasan masuk beberapa detik kemudian. Pengemudi itu membacanya cepat.
Kok sama ya?
Sent to +62838936XXXXX
Mungkin karena kita memakai hape sama, Nokia, connecting people.
Sent to +62856916XXXXX
Wah, Anda salah. Aku pemakai Sony-Ericsson.
Sent to +62838936XXXXX
Pengemudi itu tersenyum. Wajahnya bersinar-sinar. Di jalan, kendaraan nyaris parkir, tak bergerak di simpang yang selalu padat setiap pagi itu. Jari-jarinya kembali bergerak lincah. « Read the rest of this entry »
Akronim Pecas Ndahe
Agustus 30, 2008 § 84 Komentar
Bangsa kita ternyata sangat kreatif kalau disuruh membuat akronim. Apalagi kalau menyangkut nama daerah, kota, atau kawasan tertentu.
Seorang kawan menuturkan beberapa contoh. Dulu ada Jabotabek, lalu berubah jadi Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Lalu ada Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen), Pawonsari Bakulrejo (Pacitan, Wonogiri, Wonosari, Bantul, Kulon Progo, Purworejo), dan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang).
“Untunglah, tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang-Solo-Yogya. Kalau disingkat menjadi Semar Loyo,” kata kawan itu. « Read the rest of this entry »
Presiden Pecas Ndahe
Agustus 7, 2008 § 75 Komentar
Seseorang tibat-tiba datang dan mengajukan pertanyaan aneh. Saya bilang aneh karena ia bertanya begini.
“Ndoro, para mantan presiden dan presiden kita sekarang itu sebetulnya saling mengenal nggak sih? Kalau kenal, kenapa saya jarang melihat mereka saling berkunjung? Mengapa mereka tak pernah terlihat bersama-sama di luar acara resmi kenegaraan, dalam suasana yang bersahabat?
Almarhum Soeharto, misalnya. Ketika dia berkuasa dulu, rasa-rasanya nggak pernah terlihat pernah bertandang ke rumah Soekarno. Kalaupun pernah, saya belum sekalipun melihat foto mereka berdua dalam situasi santai, saling merangkul dan tertawa.
B.J. Habibie, penerus Soeharto, yang sempat menjadi presiden sebentar, begitu juga. Ia nggak pernah terlihat mendatangi Cendana setelah jadi presiden. Soeharto pun seingat saya nggak pernah main ke kediaman resmi Habibie.
Lalu Abdurrahman Wahid kayaknya belum pernah berkunjung ke rumah Habibie ketika jadi presiden, apalagi berfoto berdua di kediaman resmi mereka. « Read the rest of this entry »