Rumah Pecas Ndahe

Desember 16, 2013 § 61 Komentar

Rumah konon adalah miniatur Indonesia yang berubah dan sekaligus beragam. Di dalamnya, orang harus bijaksana tak mendesak-desak dan tak memaksa, tapi menolak didesak dan dipaksa.

Seorang teman pernah bercerita tentang rumah idamannya. “Gue pengen rumah kecil, kamar tidurnya 3-4 biji, kalau bisa modelnya model rumah Belanda gitu, dengan sebagian besar terbuat dari kayu, serta pake kursi rotan. Biar rumahnya kecil, gue pengen halamannya luas, banyak pohon buah-buahannya soalnya gue demen makan buah. Pengennya sih, rumah itu nggak berpagar, tapi susah ya. Nggak aman gitu, loh.”

Kawan saya lainnya menginginkan rumah berlantai dua. “Aku demen banget sama rumah nuansa country, banyak kayu berwarna gelap, minimalis. Rumah itu harus bertingkat dua, kebun belakangnya luas, halaman depannya setengah kali luas kebun belakang, dan tanpa pagar. Trus pake rumput jarum dan ada pohon-pohon cemara yang tinggi sehingga berkesan teduh.” « Read the rest of this entry »

Ibu Pecas Ndahe

Desember 22, 2008 § 39 Komentar

Sosok ibu mungkin seperti yang digambarkan oleh Dewi Lestari lewat sebuah lagu. “Malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.”

Seorang ibu memang tak selalu cemerlang dan rupawan. Tapi ia adalah malaikat bagi anak-anaknya.

Dari rahim seorang ibu, lahir seorang Dewi Lestari yang pintar menyanyi, juga Very Idham Henyansyah alias Ryan yang jago memutilasi.

Selalu ada ibu sebagai akar dari tokoh-tokoh paling mulia sekaligus paling brengsek di dunia ini. Obama punya ibu, begitu juga Idi Amin.

Karena ibu itu nomor satu — siapa pun dia dan siapa pun yang pernah dilahirkannya. Karena ibu itu malaikat tak bersayap, tak selalu cemerlang dan rupawan.

>> Selamat hari Senin, selamat Hari Ibu, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah mengenang ibu-ibu sampean dengan semestinya?

Pitra Pecas Ndahe

November 28, 2008 § 41 Komentar

Sebuah kabar gembira masuk ke inbox email saya tadi siang. Kawan saya, Budi Putra, mengabarkan bahwa Pitra Satvika yang mengaku sebagai jomblo anak cerdas di Plurk itu mendapatkan penghargaan sebagai Best Blog Berbahasa Indonesia dalam ajang kompetisi blog Deutsche Welle (The BOBs) 2008.

blog pitra

Best Blog Bahasa Indonesia versi The Bobs

Menurut siaran pers yang saya terima dari Budi Putra, kompetisi The BOBs yang dimeriahkan oleh blog-blog berbahasa Indonesia memilih blog Media Ide sebagai Best Weblog B. Indonesia dengan pertimbangan blog tersebut berfokus pada isu-isu mengenai media baru, web 2.0, blogging dan online advertising.

“Meski sebagian besar entry-nya terinspirasi oleh trend global di bidang ini, tetapi blog Media Ide mencoba mengadaptasinya sesuai dengan konteks Indonesia. Saya merekomendasikan ini sebagai sebuah model bagi orang Indonesia dalam memulai blognya, khususnya yang tertarik dengan blok bertopik spesifik,” kata juri Indonesia, Budi Putra, dalam acara pengumuman pemenang.

Sementara untuk kategori People Choice yang dipilih melalui online voting, pemenang blog berbahasa Indonesia adalah Maseko’s Weblog.

Selamat untuk Pitra dan Eko. Saya menunggu undangan makan-makan dari sampean, Ki Sanak.

>> Selamat Jumat sore, Ki Sanak. Apakah sampean sudah mendapatkan undangan makan-makan dari Pitra dan Eko?

Malaikat Pecas Ndahe

November 13, 2008 § 50 Komentar

Adakah malaikat tanpa sayap, tak cemerlang, tak rupawan? Mungkin ada, tapi terkadang kau tak melihatnya. Mata kadang terlalu silau pada yang terang benderang, berkeredep menggoda rasa. Tapi, janganlah khawatir, hampa tak akan hilang dalam semalam oleh pacar impian. Silakan diadu saja apa yang kaupunya, malaikat juga tahu siapa yang akan jadi juaranya …

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah sampean pernah melihat malaikat tanpa sayap, tak cemerlang, dan tak rupawan?

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with juara at Ndoro Kakung.