Ayah Pecas Ndahe

November 17, 2014 § 63 Komentar

Seorang teman mengirimkan cerita ini beberapa hari yang lalu. Saya tak tahu apakah ini kisah nyata atau bukan. Yang jelas, saya jadi merenung setelah selesai membacanya.

Begini ceritanya. Syahdan ada seorang ayah yang menurut tetangganya sukses mendidik anak-anaknya. Salah satu anaknya menjadi dokter terkenal. Setiap hari antrean pasiennya mengular. Ia juga kerap diminta berceramah tentang kesehatan di pelbagai forum lokal dan internasional.

Dua anak lainnya pengusaha hebat. Bisnisnya tersebar di mana-mana, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga sampai luar negeri. Hampir setiap hari nama mereka diberitakan di media-media sebagai contoh wirausahawan yang membawa harum nama bangsa.

success

Para tetangga pun jadi iri melihat kesuksesan mereka. Iri? « Read the rest of this entry »

Pengusaha Pecas Ndahe

Januari 10, 2011 § 31 Komentar

Kelabu mewarnai Sabtu pekan lalu. Tiga tokoh meninggal pada hari itu: Maemunah Thamrin, istri sastrawan Pramoedya Ananta Toer, musikus Elfa Secioria, dan pengusaha Sudwikatmono.

Maemunah meninggal di usia 82 tahun karena penyakit stroke yang telah lama dideritanya. Elfa, 51 tahun, tutup usia di Rumah Sakit Pertamina, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Sudwikatmono wafat pada pukul 06.30 waktu Singapura, saat masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Mount Elizabeth.

Di antara ketiga tokoh itu, saya tertarik pada sosok Sudwikatmono. Meski berjaya di masa Orde Baru, dia niscaya kurang dikenal anak-anak yang lahir setelah 1980.

Lahir di Wonogiri pada 28 Desember 1934, Sudwikatmono adalah anak ketujuh dari sepuluh bersaudara dari pasangan M. Ng. Rawi Prawirowihardjo dan Sanikem. « Read the rest of this entry »

Nyanyian Pecas Ndahe

Mei 13, 2010 § 63 Komentar

Di Indonesia, kita tak pernah tahu seberapa dalamkah sebenarnya kuku korupsi menancap. Tapi di Italia, pada 1990an, korupsi sudah begitu parah sehingga perlu Operasi Tangan Bersih yang dilancarkan pada awal 1993.

Temuan-temuan operasi itu membuat orang Italia kaget. Rakyat marah dan mempermalukan para politikus dan pengusaha yang bertahun-tahun menikmati kemewahan hasil korupsi. Korban berjatuhan.

Raul Gardini, seorang pengusaha terkemuka Italia yang dijuluki tukang sulap keuangan Italia dasawarsa 1980, awal Agustus 1993 bunuh diri karena malu atau tak bisa membayangkan disekap di sel tahanan. Ini kasus bunuh diri ke-12 setelah Operasi Tangan Bersih.

Operasi yang dilancarkan Hakim Antonio Di Pietro itu tergolong pemberantasan korupsi terbesar di Eropa. Dan Di Pietro tidak pandang bulu. Bekas Perdana Menteri Giulio Andreotti dan Bettino Craxi ia tarik masuk ke ruang pengadilan. Sedangkan Perdana Menteri Guiliano Amato terpaksa mengundurkan diri bulan Maret 1993.

Russel Miller, wartawan The Sunday Times Magazine, mewawancarai Pengusaha Carlo De Benedetti, orang nomor satu di Olivetti, yang membuat pernyataan penting di depan Hakim Di Pietro.

Wawancara itu dilengkapi dengan reportase dan riset Peter Semler, yang membeberkan liku-liku korupsi di Italia, dan dimuat di The Sunday Times Magazine, Juli 1993. Majalah Tempo lalu menuliskannya kembali pada Agustus 1993. Berikut ini petikannya. « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with pengusaha at Ndoro Kakung.