Verifikasi Pecas Ndahe
Maret 25, 2011 § 41 Komentar
Apa yang sampean lakukan bila di Twitter tiba-tiba muncul status seorang kawan berbunyi, “Butuh darah golongan B positif untuk anak penderita kanker di rumah sakit A. Hubungi 0818979xxx”?
Apakah sampean langsung meneruskan pesan itu ke linimasa (timeline) via RT? Mengecek nomor kontak untuk memastikan kebenaran kabar itu? Bertanya kepada si pengirim pesan pertama?
Saya berani bertaruh, sebagian besar dari kita, termasuk saya tentunya, akan dengan gampang memilih menekan tombol retweet tanpa memverifikasi kebenaran kabar itu. Dan tindakan ini terus berulang dan semakin sering terjadi setiap hari.
Jika kabar itu benar sih, tak ada masalah. Bagaimana bila sebaliknya? Mungkin akibatnya tak terlalu serius. Mereka yang tertipu paling hanya akan mengumpat. Tapi bayangkan seandainya kabar itu lebih dari sekadar informasi tentang kebutuhan darah. Bagaimana seandainya informasi palsu yang beredar itu tentang ancaman tsunami? Kebakaran? Kebutuhan dana? Sumbangan? Kematian seseorang? Atau hal-hal genting lainnya? « Read the rest of this entry »