Verifikasi Pecas Ndahe
Maret 25, 2011 § 41 Komentar
Apa yang sampean lakukan bila di Twitter tiba-tiba muncul status seorang kawan berbunyi, “Butuh darah golongan B positif untuk anak penderita kanker di rumah sakit A. Hubungi 0818979xxx”?
Apakah sampean langsung meneruskan pesan itu ke linimasa (timeline) via RT? Mengecek nomor kontak untuk memastikan kebenaran kabar itu? Bertanya kepada si pengirim pesan pertama?
Saya berani bertaruh, sebagian besar dari kita, termasuk saya tentunya, akan dengan gampang memilih menekan tombol retweet tanpa memverifikasi kebenaran kabar itu. Dan tindakan ini terus berulang dan semakin sering terjadi setiap hari.
Jika kabar itu benar sih, tak ada masalah. Bagaimana bila sebaliknya? Mungkin akibatnya tak terlalu serius. Mereka yang tertipu paling hanya akan mengumpat. Tapi bayangkan seandainya kabar itu lebih dari sekadar informasi tentang kebutuhan darah. Bagaimana seandainya informasi palsu yang beredar itu tentang ancaman tsunami? Kebakaran? Kebutuhan dana? Sumbangan? Kematian seseorang? Atau hal-hal genting lainnya?
Sinyal dan gangguan berkelindan di linimasa. Banyak pekicau tak mampu memisahkannya dengan jernih. Padahal tak semua informasi yang berseliweran di linimasa itu sahih. Ada informasi yang memang sudah teruji kesahihannya karena bersumber dari situs kantor berita tradisional atau pejabat, ada pula kabar angin yang diragukan kebenarannya.
Berbeda dengan berita di koran yang tunduk pada kaidah jurnalistik, kicauan di Twitter memang tak melalui proses verifikasi ataupun check and recheck. Jadi khayalak mesti menyaring dan bersikap skeptis terhadap isi linimasa. Para pengguna Twitter diharapkan memverifikasi sendiri semua kabar yang muncul di linimasa.
Upaya verifikasi di Twitter itu penting agar pengguna tak tersesat di rimba informasi dan terhindar dari aksi penipuan. Craig Kanalley, penulis kolom di TwitterJournalism, berbagi kiat untuk memverifikasi kicauan di Twitter.
Pertama-tama, lihatlah bio atau profil pengirim kicauan. Apakah dia jurnalis? Pekerja kantoran? Guru? Pohon? Anonim? Lihat juga apakah yang bersangkutan memiliki halaman web pribadi atau blog. Latar belakang pengguna penting untuk mengukur otoritasnya sebagai pelempar kabar. Semakin terang jati dirinya atau rekam jejaknya di dunia maya, semakin layak dia didengarkan kicauannya. Kalau profilnya saja asal-asalan, bagaimana kita akan percaya pada kicauannya?
Uji silang ke Google. Situs pencari ini akan memberi lebih banyak informasi tentang profil seorang pekicau. Jika ternyata profilnya tidak ada atau sulit ditemukan di Google, kita harus skeptis pada kicauannya. Semakin sedikit informasi tentang sang pengguna, semakin kecil kemungkinan mempercayai dia.
Lihat berapa banyak seseorang pernah berkicau selama ini. Jika kabar yang disampaikan merupakan kicauan pertamanya, boleh jadi itu hanya sebuah uji coba kehadirannya di Twitter untuk membetot perhatian pengguna lain. Sulit mempercayai kabar dari orang yang baru pertama kali berkicau di Twitter.
Baca sejarah kicauannya. Bukalah beberapa halaman linimasa pengguna, lalu periksa apakah selama ini dia sering mengirimkan kicauan sejenis? Apakah dia dikenal sebagai pekicau yang layak dipercaya dari komentar pengguna lain? Jika dari linimasanya terlihat dia memang sering menyebarkan kabar yang layak dipercaya dan bermanfaat, ada kemungkinan kicauan berikutnya juga sahih. Sebaliknya, jika linimasanya penuh dengan caci-maki dan cenderung negatif, sebaiknya kita hati-hati dan menyaring kabar apa pun dari dia.
Memverifikasi sebuah kicauan juga bisa dilakukan dengan memeriksa konteks kicauan berikutnya. Lihat apakah seorang pengguna tidak hanya mengirim sebuah kabar, tapi juga memberi konteks pada kicauan berikutnya. Jika seorang pekicau memberi konteks dan kabar lanjutan dari kicauan pertamanya, informasinya semakin layak didengarkan. Bila tidak, kita harus mencari sumber lain.
Cek kicauan pekicau di sekitarnya. Jika suatu saat ada yang berkicau, misalnya, tentang bom meledak di Ketintang, Surabaya, carilah para pekicau dari daerah sekitarnya. Apakah mereka juga berkicau tentang bom? Makin banyak pekicau di sebuah lokasi yang sama dengan isi kicauan yang juga sama, semakin besar kelayakan kabar tersebut dipercaya.
Selamat berkicau!
>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah sampean sudah berkicau pagi ini?
hehehee…. saya punya akun twitter tapi tidak pernah sekalipun berkicau.
#lupa password
Karena inilah saya masih enggan bikin akun twitter… 😀
Salam kenal untuk ndorokakung, kami dari NU Setendo Banyuwangi
Menarik, Ndor infonya… makasih….
Postingan ini kayak sisir, menyibak yang kurang tertata di linimasa 🙂
termasuk berita kematian juga ya ndoro?
jadi kalau seseorang menggogling “jarwadi mj”, bagaimana mereka akan mempercayai twit saya 😦
Biasanya saya langsung nge-RT kalau itu tweet dari orang yang saya kenal. Tapi bila itu hasil dari RT teman saya, saya telusuri dulu siapa yang pertama nuit itu..
Kadang orang suka cari gampangnya aja yang penting RT..
secara ga langsung mempopulerkan istilah “linimasa’ nih pak. 🙂
mending langsung woro woro di jalan ndor hihi
“Berbeda dengan berita di koran yang tunduk pada kaidah jurnalistik, kicauan di Twitter memang tak melalui proses verifikasi ataupun check and recheck”
Jangankan Twitter, koran yang katanya tunduk pada kaidah jurnalistik juga kadang-kadang tidak (atau tidak seksama) dalam melakukan check and recheck
*Terbaru, mengacu pada pemberitaan lebay tentang gempa-tsunami-PLTN di Jepang.
bahkan kalopun yang ngetwit seorang tokoh dengan ribuan follower pun belum tentu valid, bahkan konon kadang memang sengaja sebuah kicauan dilempar untuk setting tertentu.
mungkin akan lebih pas kalo berita di twitter hanya dipake sebagai trigger mengingat kecepatan apdetnya yang luwar biyasa, tapi perlu tindakan lanjutan untuk mengetahui tingkat kevalidannya.
matur nuwun sudah diingatkan ndor
Owhh.. Pantes followerku ga nambah2, dan berasa anak bawang terus… Dikirain alien alias ga jelas mungkin..
Punya blog ga pernah diurus, fb juga diprivate dan hide ToT
makasih infonya, sangat berguna. 🙂
Saya ga suka RT hal kayak beginian kang, bukan bermaksud ga mau bantu, tapi ga mau ribet kalo ntar ada hal2 kayak ginian juga 🙂
yang seperti ini saya sebut pekicau ora kalap
setujuh sekali dengan verifikasi ini …
Perlu verfikasi biar nggak asal berkabar 😀
meneganali lebih dekat teman 🙂
Agree! Setiap orang harus responsible pada setiap informasi yang disampaikannya, termasuk informasi dari pihak lain yang diteruskannya.
Saya share link-nya di Twitter, ya, Ndoro 🙂
kalo itu twit dari status orang yg kita follow tentunya gak perlu verifikasi Ndor. karena kita gak mungkin follow orang sembarangan ya gak?
yg perlu verifikasi jika ada yg mention atau cc ke kita 😀
setuju ndoro. tapi bukan cuma twitter. untuk facebook, youtube dan blog juga berlaku hal yang sama. jaman sekarang semua orang bisa menerbitkan apa saja, terserah kita mau percaya yang mana.
Kalau info pentingnya berasal dari twitnya Ndoro, saya sih langsung aja retwit. Jaminan mutu.
Tips nya lumayan bisa diikuti
tapi, beneran ada pohon punya akun twitter ya…? ❓
saya belum pernah liat tweetnya
saya jarang meneruskan. apalagi kalau tidak kenal.
itulah kenapa account twitter saya deactived ndor, akhirnya nggak bisa mention jenengan buat datang temu alumni SP kemarin.. 😛
boleh juga tulisan tulisannya
owh gitu toch… oke juga nich infonya..
Memang harus diverifikasi ndoro…
Saya berhutang budi pada teman-teman maya….saat adikku kritis, pasca operasi jantung di Harkit, berduyun-duyun orang menilpon untuk menyumbangkan darah…tapi memang mereka mengecek dulu ke nomor hape saya. Dan ternyata yang datang sebagaian besar memang ada kaitan dengan saya (teman2 perbankan, IPB, blogger), adik saya (BPPT dan mahasiswa Binus), serta adik ipar saya (AD).
Yg penting memang diverifikasi dulu.
Tabayun…
Tapi klo harus lihat history status2nya yang lama kan repot juga ndoro… 😀
Jarang pake twitter seh Ndor
bener tuh jgn sembarangan RT, kicauan mu harimau mu (loh?)
gara gara isu twitt yg nggak bener kirain Chacky Chan mati beneran
SETUJU sekali sama postingan mbah yg ini.
Saya punya akun twitter tapi ga pernah buka…maklumlah lupa password.hehehee
Saya punya akun twitt,tapi ga pernah dibuka lagi..(maklum lah lupa sama pass)
Tidak punya akun twitt tuh ndoro
jangan dilupakan juga bahwa twitter akan sangat bermanfaat bagi yang memiliki perangkat bergerak seperti ponsel dan sebagainya. jika mengandalkan warnet, ya mungkin tidak terlalu banyak gunanya, karena sering terlambat beritanya.
Ikut ngetweet aja.Masalah benaer/ga jadi tanggungannya si pembuat.
Titip pesan mas =
Yang berminat tiket bioskop gratis XXI silakan kunjungi http://www.fjb.co
.Thanks
kebanyakan sih cuekin aja, ndoro… lha wong sumber-nya dari antah berantah gitu kok..
kecuali kalo kasusnya yg bkicau itu dari org/instansi yg kita tau, & sifatnya penting. ^_^
saya gak pernah main twitter gan jadi gak paham tuh….maklum gaptek nih
wah bahaya bgt tu ndorr…
klo dpt info jngan kburu prcya, hrus di tlusuri trlbh dahulu