Preman Pecas Ndahe

April 18, 2007 § 12 Komentar

Pada suatu malam di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Seorang preman terminal menghampiri pedagang rokok. Rambutnya gondrong. Badannya gede dan kekar, penuh tato. Tapi, jalannya agak doyong, miring ke kiri dan ke kanan, tanda sedikit mabok. Matanya yang merah, setengah merem.

Preman : Bang, rokok sebungkus dong (sambil ngasih duit sepuluh ribu)

Penjual : Koreknya nggak sekalian? (sambil ngasih sebungkus rokok)

Preman : Nggak usah. Ada kembaliannya nggak?

Penjual : Ada nih, seceng (seribu).

Preman : Cup-A-cup dua deh.

Penjual : @#$@%@% (preman kok doyan permen emut???) …

§ 12 Responses to Preman Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke Goio Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Preman Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta