RIP Pecas Ndahe
Mei 19, 2007 § 8 Komentar
Seandainya saja para koruptor itu pernah melihat gambar ini, mungkin Indonesia jadi lebih baik. Jika saja tikus-tikus itu sadar bahwa pada akhirnya mereka cuma seonggok daging di atas meja otopsi, barangkali lumbung-lumbung duit negara bakal aman.
Karena bahkan saya pun telah menyiapkan sebuah penghormatan terakhir untuk mereka. Sebuah pengumuman dengan kalimat: “Telah meninggal dengan nyenyak, seorang koruptor laki-laki [seperti umumnya] karena sebab-sebab yang belum diketahui. May he rest in peace.”
Sayang ini cuma seandainya …
Beri peringkat:
Bagikan ini:
- Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru) Reddit
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik

lha mulai sekarang aja ndoro!,biar bener-bener menjadi peringatan buat mereka, jadi ketika ada yg meninggal kirimi aja karangan bunga berbentuk tikus! plus pengumumannya
jempole gedhi
hibah neng anak to dhe…. wong tuwo apik ki ngusahake sing penting anak makmur…
paklik isnogud ndi kok ora bersuara..?
kalo kata dd ghilman: mungkin ya, mungkin tidak. karena ‘cuma’ seandainya! 😦
Kalo soal mati, mereka itu pasti ingat. Tapi mereka masa bodoh dan justru menikmati hidup yang cuma sekali dengan comot (uang) sana sini 😦
Ndoro, utk tes awal bagaimana kalau gambar diatas dikirim ke mantan kepala bulog dan juga pejabat2 bulog skrg ini (buat pencegahan agar tidak melakukan tindakan korupsi seperti pendahulunya) ?.
tambahin di tag-nya, hobi: maling; status: terpidana mati; zodiac: belut; ciri2 lainnya: tangan panjang, lidah bercabang dua…:D
wah! pemalsuan metadata!
*salah fokus