Bara Pecas Ndahe

Desember 6, 2007 § 39 Komentar

Siapakah kamu perempuan, yang menyalakan tungku selepas senja? Peri penggoda atau sekadar penumpang yang kesasar?

Aku tak tahu.

Siapakah kamu perempuan, yang mendadak menyiramkan dingin di depan halte itu? Kura-kura dalam perahu atau kupu-kupu yang baru lepas dari kepompong?

Aku tak tahu.

Tapi ini tanyaku kepadamu. Tak tahukah kamu betapa sulitnya memadamkan bara di atas pendiangan yang telanjur menyala? Tak terbayangkankah olehmu bagaimana susahnya memeluk hampa?

Di pinggir gelap yang pekat. Di tepi gerimis yang mulai menetes, kamu makanan pembuka yang telanjur diangkat sebelum aku sempat menyentuhnya. Kamu hasrat purba yang telanjur terbang sebelum aku sempat merasakan kehangatannya.

Aku Don Kisot kepagian. Lumpuh layu dibelenggu bayang kelabu. Anganku bertingkap-tingkap didera angin lalu.

Mungkin lain kali. Esok atau lusa. Waktu toh selalu bersahabat dengan orang-orang yang sabar dan setia pada harapan.

Huh, your wish! Yang jelas ini tidak akan berakhir di mana-mana. Tak di ranjangmu, tak juga di ranjangku …

Tapi, selalu ada pengecualian, bukan?

Memang. Sepanjang kau punya tempat yang beratap langit berjendela angin … sebuah tempat di mana senja merayap perlahan bersama dedaunan yang mendesah pelan.

Halah. Di manakah kucari tempat yang bahkan tak ada di peta surgawi?

Itu tugasmu. Aku perempuan. Kau lelaki. Akulah peminta, kamulah sang hamba sahaya.

Baiklah. Tunggulah aku sepuluh purnama lagi. Aku kan bawakan seikat setanggi untukmu. Juga sebait puisi untuk hidangan penutup. Hanya satu pintaku: janganlah kau jauh dariku.

Well, let’s see …

:: kali ini untuk penghuni taman sari …

§ 39 Responses to Bara Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke venus Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Bara Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: