Lapindo Pecas Ndahe
Februari 18, 2008 § 46 Komentar
Ah, untungnya para wakil rakyat itu ndak sekalian saja mengatakan bahwa lumpur Lapindo itu peristiwa biasa-biasa saja.
Cuma saya jadi mikir, mengapa mereka membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk mengatakan bencana dahsyat itu peristiwa alam?
Karena informasi yang tak cukup? Pengetahuan geologi yang tak dipunya? Prasyarat politik? Atau sekadar setoran yang kurang?
pikirane ora nyandak ndoro, lha wong anak TK kabeh … 😉
nyaris pertamax..
jangan-jangan nanti dibilang sudah takdir … korban disuruh pasrah saja …
sial bener kita jadi rakyat indonesia yak
@mas kw
lebih sial lg jadi rakyat sidoarjo mas
untuk mengendalikan massa kali ya? soale waktu itu kan penduduk sidoarjo lagi emosi tinggi, marah abis2an sama lapindo. kalo pas waktu itu dinyatakan lapindo nggak bersalah, bisa brutal. mungkin sekarang situasinya sudah dinilai lebih adem. mungkin kalo sudah sama2 bisa mikir jernih fakta bisa dipelajari secara obyektif.
kasusnya mirip dg buku “detik2 yg menentukan” tulisannya habibie. draft buku itu harus disimpen sampek 6 tahun baru bisa dipublikasikan. maksudnya untuk memastikan buku itu nggak bakal bikin kontroversi aneh2. eh kenyataannya masih juga ada yg kesenggol, prabowo.
duhhhhhhhh salah ketik, imel’e ketok 😦
Knapa namanya masih lumpur ‘LAPINDO’???
Dengan pernyataan itu, kerugiannya ditanggung oleh APBN yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal lain yang seharusnya jadi tanggung jawab pemerintah..beneran!
kalo menurut ndoro sendiri, bagaimana?
karena mereka banyak kerjaan, pakdhe.
jadi lapindo ada di urusan nomer sembilan ratus tujuh puluh tiga..
wakil rakyat udah dapet “lumpur” juga, atau malah takut tenggelam di tengah lumpur? karena si empunya lumpur menduduki jabatan di kementerian?
kalo saya jadi alam, pasti saya akan marah2 di jadikan kambing item begidu 😀
Walah,…
Ndak tau sayah ndoro…
namanya juga a****g!
akhirnya yg bayar negara lagi (kalo dibayar). ical aman2 aja, ga bakal diapa2in ma SBY. lumpur lapindo diganti jadi lumpur sidoarjo, enak aja….yg bikin lumpur, lapindo kok yg dituduh sidoarjo.
rrggghhhh…..ngamuk!
lho.. memang benar “peristiwa alam” toh?
gak usah ngurusi pernyataan DPR rek . . .
kate sedina, setahun, satus tahun . . .
rungokna suarane arek Porong nyanyi lagune Roma Irama :
“duwik . . . duwik . . . semua orang butuh duwik”
*ga oleh duwe duwik . . ketam mari!
alamku, bukan alammu, atau alamnya mereka. 😀
alam gaib, apa alam bawah sadar, apa alam jahanam ya?
sajake njaluk didublak lumpur satu trek ndoro!
only in indonesia….
:nohope: :sedih:
demo rame-rame piye… gedung wakil rakyat pindahin ke porong, trus di delok masih tetap peristiwa alam apa jadi peristiwa ngalem?
Lha itu nek anggota DPR ada yang kena santet juga bisa dibilang karena alam lho, Ndoro 🙂
mungkin karena di sana ga ada yg bisa diproyekin sama anggota dpr
HAH!! Kamprett!!!
LUMPURNYA emang alami, bukan buatan,..
tapi
Bocornya itu BUKAN ALAMI, akibat serakahnya manusia….!! Dah baca report kesalahan teknis pas hari kejadian ngga sih si kunyuk2 ituh???
sigh, prihatin dengan Warga Sidoarjo.
Aturan Maen :
Karena alami = Bencana Alam = Masuk dalam program Rokonsiliasi Bencana Alam = pemerintah yang nanggung biaya = Ical CS ongkang2 kaki
dpr kan sibuk, sibuk banget, banget, suer deh, sibuk abis 😀
DPR nyatakan lumpur lapindo peristiwa vetty vera…
seandainya rumah mereka terendam lumpur
apa mereka masih mengatakan peristiwa alam?
seandainya tidak ada pengeboran sebelumnya
mungkinkah lumpur akan keluar?
yahhh… kita bisanya cuma berandai-andai
Semestinya parlemen dibubarkan saja, seperti yang di Malaysia. DPR tidak mutu seperti itu kok tetep kita pertahankan.
Susah rek, dipimpin bakul. Mikire mung bathi.
Ah, mereka ngomong gitu itu juga peristiwa alam lho..
demo yo demo.. dpr ra kanggo gawe ra isoh/wani mbelo rakyate..
alam terus sing disalahke …
mesake alam …
coba alam iso ngomong …
mesti njaluk pembelaan neng pengadilan …
yg gak habis pikir, orang2 DPR itu nyadar gak yah mereka itu digaji dr duet rakyat, seadenya saya org sidoarjo mungkin si bakri dah ku injek2
hiks, aku yang orang sidoarjo nggak habis pikir sama kejadian2 itu
Gimana kalau kita ga usah ngributi orang2 aneh dan ga jelas di dpr itu…
Cukup : jangan bayar pajak, uang untuk bayar pajak dibuat buka usaha baru yang melibatkan orang2 korban lapindo… 🙂 Ide bagus bukan? Daripada uangku dibuat makan mereka yang ga perlu dikasih makan
Karena otak mereka biasa-biasa saja…..
wakil rakyat mana yang mereka wakili ?
rakyat yang punya duit banyak ? 😛
Cek dari pak bakri baru bisa dicairkan…
DPR isane mung komentar thok.komentar wae rung mesthi bener. Ning kok dibayar yo ..klo komentator di blog bayarane opo ndoro?
AKU YAKIN KARENA ITU
[…] Lumpur Lapindo ndak sekalian dijadikan obyek wisata? Lumayan tuh buat nambah […]
ahhhh, anggota DPR!
jangan coblos lagi di 2009!
lha yang menang di sidoarjo siapa ya?
harusnya mereka belajar dari Suhu Rovicky ya ndoro…
wo..salahe alam to??
lho terus mbakyune kae pie? sopo jenenge lali aku?
Lebih baik pakai cara saya saja untuk menghentikan semburan lumpur lapindo, lihat saja caranya di website saya di http://www.ignitionmp200.com , mudah2an tokcer
Utopo
mungkin waktu itu orang lapindo gi panik,jadi nggak kepikir bahwa itu pristiwa alam.lagi pula yang benar-benar merasakan akibatnya kan orang bawahan.
MUNGKIN WAKTU ITU MASYARAKAT LAPINDO GI PANIK, JADI G’ KEPIKIR ITU ADALAH PRISTIWA ALAM. LAGI PULA YANG MERASAKAN AKIBAT DARI ITU SEMUA KEBANYAKAN MASYARAKAT AWAM.
Ah, apa yang diharapkan dari (yang katanya) wakil rakyat itu. Mereka kan bagian dari orkestra besar yang dikondaktori oleh si Om Abu’jahal’ Bakrie. Apa yang diputuskan oleh DPR itu hanya membuktikan satu hal, yaitu, lengkaplah sudah negeri ini dikangkangi oleh pemodal. Setelah pemerintah dan pengadilan dibuat tidak berkutik, sekarang giliran parlemen.
Bisa ngomong apa lagi kami sebagai korban!? Hanya harapan bahwa masih ada warga bangsa yang cukup waras untuk melihat kebusukan ini, sehingga mau membantu perjuangan kami.
salam keprihatinan dari Sidoarjo
korbanlapindo
itulah wakil rakyat negeri ini … entah rakyat mana yang mereka wakilkan
ya……….begitu dech kita orang punya ……
yg berduit pasti di bela
kan ada semboyannya waktu kampanye dulu
maju tak gentar membela…………..yang bayar…………….
makane mending pikir pikir dech kalo pilih wakil rakyat
jangan yang ngasih duit trus DI PILIH
jadinya ya gitu
KALO GAK BAYAR ……………….YA GAK DI BELA
BETUL KAN……………………………………….