Senja Pecas Ndahe

Februari 26, 2008 § 11 Komentar

Hujan mengguyur Jakarta. Dan senja pun berubah pucat kelabu.

Tapi, seseorang berkata lirih, “A thing of beauty is a joy forever … ”

Kutanya kenapa dia berkata begitu.

“Karena ada keindahan di balik hujan,” jawabnya.

Hidup dengan keindahan mungkin sesuatu yang bisa menyebabkan kita bersyukur, merasa cukup, tanpa menjadi serakah.

Hidup itu bergerak di dalam, jauh, seperti tatkala kita mendengarkan perubahan suara gerimis.

Oh ya. Aku ingat. Di Jepang kuno konon seorang daimyo biasa menjamu seorang tamunya dengan bersama-sama menyaksikan fajar.

Dan kemudian sang tamu, seorang samurai tentu, akan berkata, “Terimakasih atas fajar itu.”

“Yeah, begitulah. Because a thing of beauty is a joy forever … ” katanya sambil berlalu.

§ 11 Responses to Senja Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Senja Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: