Senja Pecas Ndahe
Februari 26, 2008 § 11 Komentar
Hujan mengguyur Jakarta. Dan senja pun berubah pucat kelabu.
Tapi, seseorang berkata lirih, “A thing of beauty is a joy forever … ”
Kutanya kenapa dia berkata begitu.
“Karena ada keindahan di balik hujan,” jawabnya.
Hidup dengan keindahan mungkin sesuatu yang bisa menyebabkan kita bersyukur, merasa cukup, tanpa menjadi serakah.
Hidup itu bergerak di dalam, jauh, seperti tatkala kita mendengarkan perubahan suara gerimis.
Oh ya. Aku ingat. Di Jepang kuno konon seorang daimyo biasa menjamu seorang tamunya dengan bersama-sama menyaksikan fajar.
Dan kemudian sang tamu, seorang samurai tentu, akan berkata, “Terimakasih atas fajar itu.”
“Yeah, begitulah. Because a thing of beauty is a joy forever … ” katanya sambil berlalu.
Sedep tenan, tapi mbuh sing sedep apane ya ndoro. Mungkin ya fajarnya itu.
Sudikah engkau menikmati fajar bersamaku?
*kok kayak flirting yah?*
dan indah, tak harus mahal bukan?
No empat…lumayan…
Waktu hujan dan banjir kemarin itu Ndoro…saya liat ada keindahan di balik hujan dan banjir….banyak BUPATI lewat…alias BUka PAha TInggi-tinggi…jadi perlu bersyukur ndak Ndoro…Wueheheh…
semua yg asalnya dari Maha Pencipta pasti indah dan penuh makna (bagi orang-orang yg mengetahuinya)
.::he509x™::.
“A thing of beauty is a joy forever”
belajar mensyukuri segalanya hal yang amat sukar. tapi kita musti belajar… (pendapat saya)
keindahan adalah anugrah yang kadang terlupakan/disepelekan
walahwalah…
Mungkin ada berkah di situ.selalu berpikir positif.
kalau kata mariah carey, “After every storm, if you look hard enough, a rainbow appears,” Ndoro… tapi tentu saja hujannya harus siang hari… lha pelangi kan butuh cahaya untuk terbentuk, bukan?
Waah akhirAkhir ini Jakarta hujan teruss, untung aku ini penikmat hujan.