Logika Pecas Ndahe

Mei 7, 2008 § 37 Komentar

Siapa bilang daya beli masyarakat turun? Siapa bilang trend kenaikan harga BBM akan menyurutkan konsumsi kendaraan pribadi? Baca berita di harian Bisnis Indonesia ini.

Lihatlah betapa data itu berbicara banyak, dan menjungkirbalikkan asumsi.

Nah, sekarang coba perhatikan infografis dari koran yang ringkas dan cergas ini.

angka subsidi pada apbn 2008

APBN 2008 yang menyebutkan total belanja negara Rp 926 triliun. Dari jumlah itu, subsidi untuk BBM Rp 126 triliun, pendidikan Rp 42,2 triliun, kesehatan Rp 16,7 triliun, dan pangan Rp 9,2 triliun.

Saya jadi bertanya-tanya, sebetulnya sektor mana yang lebih prioritas diberi subsidi: pangan, kesehatan, pendidikan, BBM?

Mengapa BBM justru mendapat jatah subsidi lebih besar ketimbang yang lain? Apakah BBM lebih penting dari pangan, kesehatan, pendidikan? Mengapa pula kita mesti marah kalau subsidi BBM dikurangi — dengan konsekuensi harganya naik — dan dipindahkan ke sektor lain?

Apakah ini sinyal bahwa logika kita sebenarnya terbalik-balik?

§ 37 Responses to Logika Pecas Ndahe

  • battou berkata:

    iku ngono jih kredit ndoro…

    πŸ˜€ πŸ˜€

  • mikow berkata:

    BBM = buat biaya makan
    kalo subsidinya dikurangi jadi ga bisa makan

  • munyuk pemalu berkata:

    namanya juga negara yang dipimpin dan dikelola org gila. orang gila ya ga bisa mikir logis

  • sapto berkata:

    Data tsb ga selalu menunjukkan daya beli masyarakat,
    bisa juga daya ngutang yang ga menurun.

    Baru2 ini saya melihat ada suatu keluarga,
    rumah aja belum punya tapi bapak dan semua anak2nya punya motor satu2, hasil ngutang tentunya.
    Malah mau ngutang lagi tipe motor yang baru.
    Padahal jarak dr tempat kerja & kuliah ga lebih dari 1km.

    Saya heran, soale jaman saya kuliah dulu, belum punya kendaraan, kemana2 ya ngonthel, ga ada istilah malu.

    Kalo BBM naik lagi, sampai ga terjangkau sekalian, mending balik ngonthel lagi.
    Lumayan 10km perhari, jadi tambah sehat :p

  • jed berkata:

    Hidup Republik BBM….

  • Iwan Awaludin berkata:

    BBM itu langsung kerasa oleh yang bikin keputusannya mbah. Lha wong para anggota DPR dan eksekutif itu pada pake mobil cc gede koq. Apalagi ada yang nambah motor kiri kanan depan belakang. Belum lagi mobil pengiringnya. Tapi itu kan perlu buat pengamanan dan melapangkan jalan.
    Kalo pendidikan dan kesehatan itu kan, yang merasakan orang lain. Lagi pula, hasilnya ngga langsung kelihatan. Ngerjain UN aja nyontek buat apa dikasih subsidi. Masa buat nyontek aja perlu subsidi. Itu tambah keblinger lagi.
    Bagusnya subsidi itu diberikan kepada TKI yang mau kerja di luar negeri. Pertama sudah meringankan beban subsidi pangan, kesehatan, pendidikan, dan BBM dalam negeri. Yang kedua, mereka itu ngirimi uang ke Indonesia. Enak toh pemerintah ngga usah pusing mikirin lapangan kerja dalam negri, kirim aja pengangguran itu ke luar pake subsidi passport, visa, dan fiskal. Cuma sekali jebret, ngga usah berkali-kali untuk setiap orang.
    Setuju ga penonton?

  • daustralala berkata:

    Kalo tata kelola ekonominya sehat, memang tidak masalah memindah-mindahkan subsidi, karena subsidi itu instrumen yang tetap.

    Kesehatan dan pendidikan lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin sih. Dan sekarang tentu saja pangan.

  • bama berkata:

    memang pejabat ini logikanya pd kebalik2..otak kebalik,pikiran kebalik,moral kebalik,ngomong kebalik..agrkkk

  • Hedi berkata:

    sampeyan termasuk yang beli juga kan?

  • Ojat berkata:

    yah kita masih termasuk negara konsumen..asal bisa beli, ngutang ga masalah πŸ˜€

  • pemburuhantu berkata:

    makan gag makan asal kumpul..

  • Rystiono berkata:

    Emangnya orang miskin bisa beli mobil ya ndoro? Pake BBM mesti disubsidi?

  • suprie berkata:

    saya lebih stuju anggaran buat pendidikan yang di naikin.

    logika saya sih
    klo orang sanggup beli / kredit motor, kenapa dia gak sanggup klo harga bbm naek. Tapi rupanya ada efek domino dari bbm, bbm naek harga naek, naek kendaraan umum pun naek… duh pusing juga yah

  • Arief berkata:

    udah… sekalian ajah pukul rata bensin naikin 8000, pertamax 9000, pertamax plus 10000… sekali jebret… masak iya sih yang punya kendaraan ga pada mau beli… itung itung banyak angkot yang bobrok (dan pastinya boros BBM) mau tidak mau akan meremajakan armadanya atau malah gulung tikar sekalian… secara Jakarta ini sudah penuh dengan angkot. ga percaya??? lihat aja tiap macet. Minimal 68% nya angkot. Ini hitungan resmi yang aku ambil dari beberapa tempat di jakarta timur. bukan melihat dari ukuran jalan apalagi resolusi….

  • tontowi berkata:

    nggih kaya gitu mbah negri ini, alo bukan gitu kan bukan indonesia no mbah. jkt pajak mobil mau dinaikin para atpm teriak2, akhirnya jkt tambah sesak gini

  • Donny Verdian berkata:

    Bukan logika yang kuwalik-walik, Ndoro.. tapi ndonya sing wes kuwalik-walik!
    Tapi ya mau bilang apa, itulah potret orang-orang kita yang lebih mikir dandan lan sandang tinimbang pangan lan papan…

    Piye jal?!?

  • Epat berkata:

    adakah yang gak terbalik dinegeri ini ndoro? πŸ˜€

  • Abihaha berkata:

    Tenang ndoro… itu kan kredit semua. Ini gejala awal bubble economic niku lho.
    Tinggal tunggu meletusnya baru lebih bubrah. Kaya di negeri mbahbush.

  • Rafki RS berkata:

    Memang sudah jungkir balik ndoro. Propaganda negara-negara produsen telah membuat cara berfikir masyarakat kita berfikir hanya mengkonsumsi. Parahnya keinginan konsumsi itu tidak diiringi dengan keinginan untuk lebih banyak berproduksi. Akibatnya munculah hutang untuk menutupi selera konsumsi yang tinggi itu. “Besar pasak dari pada tiang”, itulah masalah utama ekonomi bangsa ini dari dulu.

  • isnan chodri berkata:

    kalau tambah daya PLN pasti mau … kalau turun daya agak mbulet ngurusnya

  • Orang Indon kan emang sugih-sugih, dab…. πŸ˜€

  • Totok Sugianto berkata:

    sampai sekarang masih dilema, tapi saya setuju kalau subsidi BBM dicabut saja dan dialihkan untuk kesehatan atau pendidikan

  • leksa berkata:

    soal subsidi pendidikan?
    wah mungkin guru ama murid2nya butuh BBM buat berangkat sekolah, Ndoro??

    anggaran pendidikan ga pernah nyampe sesuai UU,..
    malah kemarin dipotong-potong lagi,..

  • herman saksono berkata:

    soalnya kalau BBM naik, nanti pangan, kesehatan, dan pendidikan ikutan naik.

  • Maznur berkata:

    Apa-apa naek, mumet *$#? yang turun celananya ndoro, he he….kabur

  • NaSHeR berkata:

    ndoro 1+9 itu berapa ya? aduh spam protectiony susah
    mungkin gara2 subsidi pendidikan saya terlalu kecil ya
    πŸ™‚

  • pns gila berkata:

    Mbuh deh, ndoro. Saia pikir mungkin bangsa ini memang salah urus dari awal. Bukannya mendorong kualitas SDM malah kuat-kuatan nyedot minyak. Mbuh kah…

  • roennie berkata:

    memang itu sifat dasar org indonesia
    yg suka barang mewah sperti mobil

  • serdadu95 berkata:

    “APBN 2008 yang menyebutkan total belanja negara Rp 926 triliun. Dari jumlah itu, subsidi untuk BBM Rp 126 triliun, pendidikan Rp 42,2 triliun, kesehatan Rp 16,7 triliun, dan pangan Rp 9,2 triliun”.

    … dan sekedar nambah info aja… TNI AU sbg penjaga kedaulatan negara di udara, tahun ini cukup dikasih anggaran sebesar Rp 3,98 triliun aja (AL:Rp 5,5 triliun dan AD:Rp 16,1 triliun).

  • piyoe berkata:

    kalo ada yang daya belinya turun, jelas ada yang daya belinya melonjak. itu hukum keseimbangan. jadi, ada yang kuat beli sepuluh mobil baru, sementara seratus orang lain sulit beli beras lagi. na, yang terakhir itulah masyarakat. kalau yang kuat beli mobil kan kalangan menengah atas, kayak ndoro.

  • sakinulwadi berkata:

    Kok malah pada nggumun? udah pas itu, ya kan ndoro..? lawong ekonomi kapitalis gtu loh..yg namanya kapitalis di mn2 nyusahin..kl Indonesia makmur, itu baru mustahil..sbb syarat makmurnya ga terpenuhi babar blass..! so, nikmati aja..hehe

  • Eko berkata:

    Coba itung pengeluaran untuk membeli pulsa setiap harinya. Saya yakin banyak yang menghabiskan pulsa diatas Rp 10.000/hari, tapi kok ngerasa enteng2 aja. Yang langganan sms premium juga banyak. Kita kan memang harus fair bahwa harga BBM di negara ini memang termasuk sangat murah…

  • kian berkata:

    hari ini otakku juga gatel pengen bahas naiknya bbm..(alhamdulillah dah diposting walo cuma asal teriak doang)

    kemaren ngobrol ma ibu2 pas ngantri beli tiket kereta api(yang dah keabisan tapi ngotot ngantri) mbahas..kenapa orang2 kok doyan pulang kampung yak..kok doyan jalan-jalan yak..kok setiap orang punya HP ya..sampe anak SD pun sekarang pegangannya HP..yang jualan cabe dipasar aza hapenya dah bisa 3G

  • ngodod berkata:

    ngeri…, kata ERK, “blanja terus sampe mati..”

  • Marisa berkata:

    Iya, tapi cicilan kredit semua. Logika kredit itu beda itungannya.

  • antown berkata:

    bagus yak infografisnya?

  • jimmie berkata:

    boleh jg infografisnya πŸ™‚
    kreatif banget … πŸ™‚

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Logika Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: