Kebangkitan Pecas Ndahe

Mei 20, 2008 § 18 Komentar

Hari ini, seratus tahun yang lalu, Dr. Sutomo bersama sejumlah mahasiswa STOVIA mendirikan sebuah perkumpulan yang disebut Budi Utomo. Apa yang membuat perkumpulan ini dibikin?

Setahun sebelumnya, konon, seorang dokter dengan suara yang melodius sengaja datang menemui para mahasiswa STOVIA itu. Ia mengimbau agar para calon dokter bumiputra itu bekerja mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak muda Jawa, agar mereka yang cerdas dapat masuk ke lembaga pendidikan Belanda.

Dokter sepuh itu adalah Wahidin Sudirohusodo, seorang priyayi dengan wajah yang damai dan sikap yang arif.

Di kemudian hari, Wahidin, Sutomo, juga Cipto Mangunkusumo dan kakaknya, Gunawan, dikenal sebagai tokoh-tokoh pergerakan Indonesia — lambang kebangkitan nasional.

Seandainya mereka masih hidup sekarang, entah apa yang akan mereka katakan dan lakukan ketika melihat Indonesia yang modern, tapi rakyatnya masih banyak yang miskin dan tingkat pendidikannya belum merata. Banyak gedung sekolah yang reyot, bahkan ambruk, dan muridnya paria.

Hari ini kita mengingat kembali berdirinya Budi Utomo, 100 tahun Kebangkitan Nasional, dengan bangga dan prihatin.

Merdeka!

§ 18 Responses to Kebangkitan Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Kebangkitan Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: