Pelanduk Pecas Ndahe

Juni 4, 2008 § 35 Komentar

Divide et impera atau sekadar pengelabuan semata? Entahlah. Yang jelas, bila gajah berperang melawan gajah, pelanduk [biasanya] mati terjepit di tengah.

Soalnya kalau mati di pinggir itu, katanya, ndak enak. Apalagi kalau terjepit sewaktu nenteng tabung gas dan kaleng minyak Duh …

[Sumber berita: Detikcom]

§ 35 Responses to Pelanduk Pecas Ndahe

  • Julia berkata:

    PERTAMAX!!! *mwahhalll*

  • Julia berkata:

    ga ngerti blass maksud terselubung dr postingan Ndoro..
    syapa gajah.. syapa pelanduk.. tp devide et impera! hawa nya amat terasa..
    yg jelas jgn terprovokasi lah.. pinter2 liat berita apapun dr segala sisi, jgn pentingin emosi sampe kalah ama akal sehat..
    ntah salah ntah betul, kl sy siy merasa politik adu domba sedang berlangsung..
    hayo, hayooo.. mulai instropeksi dr masing2, jgn merasa paling benar *krn biasanya yg paling benar malah paling banyak salahnya..
    ingat, yg diperangi adalah saudara sendiri.. biar bagaimana damai itu lebih indah..
    banyak2 berdo’a sebelum melakukan sesuatu, supaya Allah swt menunjukkan jalan yg benar..
    PIIIZZZ..!

  • Dhani Aristyawan berkata:

    Yang pasti sekarang semua udah pada lupa kan ? berarti berhasil ….. gak heran apbn untuk pendidikan yang “cuma” 20 % gak di-approve, lha nanti kan masyarakat jadi tambah pinter ….. kan gak bisa kaya begini lagi …..

    Huh …

  • pns gila berkata:

    Kekerasan dimana2 bukan bentuk penyelesaian yang tepat…

  • david berkata:

    padahal kliatan banget yaa adu dombanya…, napa pada kagak nyadar…,
    sedih gw ngerasain bangsa ini masih terpuruk saja mikirnya….,
    kapan majuneee.., kapan kluar dari krisis’eee….
    pt.koclok bersama,tbk

  • mikow berkata:

    berita yg bisa bikin orang lupa akan kenaikan BBM, oh indonesiaku…

  • rama berkata:

    pusing pala ku… 🙂

  • bakulsempak berkata:

    bersama kita bisa?????

  • KiMi berkata:

    Waduh… Kok ya jadi semakin rusuh?? *siap2 ngungsi*

  • kangtutur berkata:

    Nasib, jadi bangsa terjajah
    😥

  • ning berkata:

    ketika saya baca disebuah artkel, SBY mengatakan akan menindak tegas pelaku kerusuhan 1 juni di monas’ dan terbukti dgn ‘semangat 45′ nya hari ini personil TNI dikerahkan utk menangkapi “target”.

    sya jadi bertanya’ KEMANA SEMANGAT 45′ itu ketika pelaku kekerasan & kerusuhan adalah para APARAT????

    * MMUUUAAAAKKKKK!!!!!!* cihhh…

    (istiqfar…. ya Alloh, berikan kami kejernihan HATI, PIKIRAN, MATA, TELINGA dan MULUT, agar dapat melihat dan meyakini KEBENARANMU.) Amiiiin….

  • dobelden berkata:

    jadi yg mati juga akhirnya rakyat, jadi klo sampe perang mereka, brarti bener yg dikatakan pemerintah, BBM naik rakyat miskin berkurang, karena mati perang sodara 😦

  • suprie berkata:

    ah perilaku menjelang pemilu 2009,
    banyak yang ambil hati,
    banyak yang ambil kesempatan dalam kesempitan,
    saat nya saling menjatuhkan,
    saat nya hampir tiba merebutkan kursi panas itu,
    ah Indonesia ku

  • jun berkata:

    OOT. Saya baca berita sumber Detik.com eh Detik.hot ini (http://www.detikhot.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/04/time/084928/idnews/950024/idkanal/230) jadi ingat postingan ndoro tentang lamaran yang mendadak dicabut itu….

    Lembu-Masayu ‘Tunangan’ Lagi?
    Yulia Dian – detikhot

    Jakarta Lembu ‘Clubeighties’ dan Masayu Anastasia ternyata masih menjalin kasih. Kini untuk kedua kali mereka digosipkan tunangan.

  • cK berkata:

    apakah ini berarti lonceng perang telah berbunyi?? 😕

  • kopdang berkata:

    Memang makin kenthir saja, Tuan…
    sudah bukan lagi mlipir di pinggiran, malah sudah mulai “bermain” di ibukota…

    tapi tetap kudu ingat:
    “semburan tabung gas bocor tinggal tunggu api,
    maka…….”

    terjadi-terjadilah..!

  • dwee berkata:

    indonesia bisa… bubarrrrrrrrrrrrrr……..

  • erly berkata:

    Ini mah gak pantes disebut gajah lawan gajah, mungkin keledai lawan keledai :p

  • Donny Verdian berkata:

    Membaui bau yang sama ndak, Ndoro? Bahwa seperti ada pembelokan isu yang beredar di masyarakat?

    BBM berlalu, bener kata Kalla, gejolak BBM akan teredam ndak sampe 2 minggu lha wong sudah ada isu FPI dan Pilkada..

    Habis ini apa ya?

  • bocah berkata:

    Jadi lupa sama kenaikan BBM dan kekonyolan “blue energy”…

  • anto berkata:

    Biasa,pengalihan isu yg kemaren2 macem kenaikan harga BBM,anggaran pendidikan di APBN,penanganan korupsi dll,dll……….

  • lita berkata:

    apa orang-orang itu gak capek ya? ngurusin hal-hal yang gak penting, padahal Indonesia punya banyak masalah yang jauh besar yang perlu diselesaikan. Bukannya bantuin gimana caranya memecahkan masalah yang sudah ada, eh malah nambahin. bikin BT! makanya kalo udah ngeliat berita udah emosi dulu bawaannya.

  • Setiaji berkata:

    Btw itu yg pada bentrok kok gak ngeributin BBM naik yah ? apa dari markasnya di Petamburan III pada jalan kaki ? cape’ deee….

  • Titis Sinatrya berkata:

    Thinxx: Sing Ora Waras Ndak Usah Ngalah

  • munyuk pemalu berkata:

    semut yang ga tau apa2 malah mati keinjek2 kalo dua atau lebih gajah brantem

  • ika berkata:

    bubarkan FPI!!!

  • Guntur berkata:

    Ampun Ndoro,,,,

    kasihan bener bangsaku, mana pembela HAM? mana pembela keadilan? mana pembela agama? mana BBM?

    Ndoro, pabrikmu kok ya ikut2an..sampai blunder, terlalu semangat sih….(Foto Headline)

    ampuun……ampunn…….

    ( SBY – JK tersenyum di singasananya,,,,,)

  • misterpopo berkata:

    pelanduknya rakyat kecil yang lagi kesusahan gara2 BBM naik dan yang lagi antri minyak tanah

    hiks…hiks…

  • Epat berkata:

    masih baca detik com ya ndoro? 😀

    *komen yg devide et impera hihihihi

  • jadikan angkatan keempat saja!

  • kw berkata:

    jadi negeri barbar itu benar adanya?

  • Ndoro, apa ini bukan deja vu lagi? Kekerasan demi kekerasan semakin penuh menghiasi lembaran sejarah bangsa kita, sejak zaman Hayamwuruk, Walisongo, Mataram, Soekarno, Soeharto, sampai zaman Soesilo Bambang Yudhoyono. Peristiwa-peristiwa kekerasan itu biasanya lantas menguap begitu saja, atau tersimpan di bawah sekam, karena bangsa kita umumnya memiliki “short memory” alias gampang amnesia.

    Bapak-bapak bangsa pendiri republik ini mestinya dulu enggak usah ngebohong dengan mengatakan bahwa bangsa Indonesia itu ramah-tamah, saling-menghargai, berkarakter adiluhung. Padahal sebenarnya kita tak pernah bisa saling menghargai, jauh dari ramah tamah, dan karakter kita sebenarnya adigung adiguna alias sombong nggak pernah mau ngalah.

    Lalu kita pun bangga, karena salah satu kosa kata kita masuk dalam berbagai ensiklopedi internasional. Kata itu adalah “amuk” (orang bule menulisnya “amok”). Di berbagai ensiklopedi itu disebutkan bahwa “amuk” atau “amok” adalah ciri bangsa Indonesia yang paling menonjol: gampang ngamuk kalau kemauannya tak terpenuhi. Gebuk sana tusuk sini karena akal sehatnya raib entah ke mana.

    Kita pun tanpa sadar menyebut Indonesia sebagai tanah “tumpah darah” seakan membenarkan kebiasaan kita “menumpahkan darah” (Hal ini pernah dikupas dan dipertanyakan Kivlan Zen dalam bukunya: “Konflik dan Integrasi TNI-AD”.

    Jadi, Ndoro. Kayaknya kita gak usah heran dengan munculnya lagi aksi kekerasan beberapa hari lalu, karena kekerasan memang nyamikan atau cemilan bangsa kita. Anggap saja yang kita saksikan kemarin itu adalah deja vu atau (meminjam istilah orang pesantren) tadarusan. Dan, kita pun pecas ndahe.

    Nah, akhirnya aku bisa ikut komentar di blog Ndoro Kakung, dengan ndas yang semakin pecah.

  • dan orang-orangpun hampir lupa pada isu BBM yang naek..

  • Mahendra berkata:

    bhinneka yang dah nggak tunggal ika ….

  • ngodod berkata:

    mbeltet…, strategi cerobong asap…
    tiap minggu rakyat disodori isu baru. biar lupa dengan isu2 yang lama…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Pelanduk Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: