Konsumen Pecas Ndahe
Juni 8, 2009 § 100 Komentar
Perilaku konsumen telah berubah. Sebelum membeli, mereka memanfaatkan Internet untuk membandingkan satu produk dengan produk lain. Konsumen semakin cerdas?
Bulan purnama membuat Sabtu pekan lalu terasa sangat lengas. Hawa panas menerpa sepanjang hari, membuat saya malas keluar rumah. Kebetulan juga karena sedang bokek, sekalian saja saya melewatkan weekend di rumah saja.
Iseng-iseng saya menyalakan televisi dan menemukan acara bincang-bincang yang menarik perhatian di Metro TV. Dipandu oleh Desy Anwar, acara itu menampilkan dua pembicara: Hermawan Kertajaya dan Philip Kotler. Tak sulit ditebak. Dari profil kedua pembicara ini sudah jelas terlihat bahwa tema bincang-bincang pasti mengenai pemasaran.
Benar saja. Begitu menyimak perbincangan mereka, saya tahu bahwa mereka memang tengah membahas perihal ilmu marketing dan perilaku konsumen masa kini.
Aha! Saya bukan ahli pemasaran seperti Hermawan atau Kotler. Pun bukan penulis blog mengenai marketing seperti teman saya yang kemlinthi tapi baik hati itu, Nukman Luthfie.
Nukman who? Ealah, sampean ndak kenal? Wah, kelewatan …
Oke. Ndak apa-apa. Saya toh bukan hendak membahas soal Nukman. Saya hanya ingin berbagi cerita dengan sampean tentang acara bincang-bincang itu.
Sayang sekali, saya ternyata sudah tertinggal tayangan itu beberapa menit. Saya hanya kebagian sedikit bagian ketika Kotler tengah menjelaskan fenomena perubahan perilaku konsumen dan konsekuensinya bagi para produsen.
“Produsen dituntut untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka, dan metode pemasaran baru. Iklan saja tidak cukup. Di televisi, misalnya, sepotong iklan tak banyak menyediakan informasi mengenai sebuah produk,” kata Kotler.
Di sisi lain, konsumen semakin pintar. Sebelum membeli sesuatu, mereka akan bertanya ke kiri dan kanan, juga melakukan semacam survei, riset kecil-kecilan.
The world is flat. Horizontal marketing menjadi kata kunci.
Kotler lalu memberi contoh. Ketika hendak membeli mobil, misalnya, dia akan mencari informasi di Internet. Ia memanfaatkan Google, membuka satu demi satu blog yang mengulas masalah otomotif, Youtube, menelusuri mailing-list, dan situs-situs tentang mobil.
Setelah merasa mendapatkan cukup informasi tentang sebuah mobil, baru dia mendatangi showroom atau dealer untuk uji kendara (d/h test drive). “Tapi, meski sudah merasa cocok, saya tak akan langsung membeli mobil itu,” kata Kotler.
Ia akan pulang ke rumah dan kembali mengakses Internet untuk mencari penjual mobil yang menawarkan harga termurah. Ia membuka-buka situs penjual mobil, bahkan Facebook.
“Di Facebook saya memasang status, sebuah pertanyaan untuk teman-teman yang pernah memakai atau memiliki mobil yang saya mau. Bagaimana pendapat mereka tentang mobil itu? Lalu mereka mengirim respons. Dan saya mendapatkan informasi berlimpah sampai akhirnya saya benar-benar memutuskan membeli mobil.”
Meski bukan ahli pemasaran atau pengamat perilaku konsumen, saya merasa ilustrasi yang dituturkan Kotler sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Para pengguna Internet, juga blogger, memang selalu mencari informasi tentang sebuah produk sebelum membeli. Di era web 2.0 ini, sebelum membeli sesuatu, kita akan bertanya ke sesama teman dan ke Google.
Kalau dirasa masih kurang yakin, kita — para konsumen masa kini — akan memanfaatkan media-media sosial dan jejaring sosial untuk mendapatkan lebih banyak informasi mengenai sebuah produk, merek, atau layanan. Membandingkan satu dengan yang lain. Terutama ketika mereka hendak produk teknologi, seperti kamera digital, kamera video, handphone, komputer, atau laptop.
Tanpa saya sadari, saya pun saya telah melakukannya. Ketika hendak mengganti notebook Acer Aspire 5583 NWXMI saya yang sudah jadul itu, saya membuka-buka blog-blog beberapa kawan yang saya tahu biasa menulis tentang teknologi. Saya ingin mengetahui pendapat mereka tentang merek-merek notebook di pasar.
Saya juga membongkar koleksi Youtube untuk mencari aneka video presentasi soal notebook. Saya bandingkan satu demi satu kelebihan dan kekurangan setiap notebook. Saya bahkan menemukan sebuah riset tentang 10 hal yang paling diinginkan konsumen dari sebuah notebook.
Pendek kata, saya berusaha menjadi konsumen yang cerdas. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, dari mana saja, sebelum memutuskan membeli sesuatu. Bersyukurlah ada Internet yang membantu saya memperoleh informasi yang saya butuhkan.
Bagaimana dengan sampean? Apakah sampean juga begitu sebelum membeli sesuatu?
>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean merasa sudah menjadi konsumen yang cerdas?
Konsumen? ya selalu, setiap saat [akan] menjadi konsumen, itu sudah kodrat, manusia selalu membutuhkan sesuatu.
Cuma jangan sampai terjebak konsumerisasi.
Kata kuncinya bedakan antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’.
kayaknya saya blum jadi konsumen yg cerdas deH.
Tapi tiap manusia memang selalu jadi konsumen terhadap sesuatu pastinya!
Mungkin kalau untuk survei harga, saya lebih sreg langsung tanya ke penjualnya.
tapi kalau sudah membandingkan kualitas barang [apalagi barang yg kurang saya tahu], saya google kan saja.
Sayang pasar indonesia kurang memanfaatkan ICT seperti diluar.
Waduh ndoro….
Itu laptopnya mirip banget kayak punya saya! Cuma beda seri aja. Kalau punya saya seri 3680.
Kok laptopnya dibilang jadul yah? Apalagi laptop saya yang tipenya lebih rendah. huhuhu.
Kalau ngomongin konsumen yang cerdas, saya rasa saya termasuk. Bukan dalam hal membeli produk. Melainkan, saya membeli/mengganti sebuah barang setelah barang tersebut sudah benar-benar tidak terpakai.
Contoh kasus ya kayak laptop saya ini. Mungkin banyak yang bilang laptop saya jadul. Wong cuma Celeron dan memorinya cuma 512 MB. Tapi itu tidak membuat saya mengganti laptop. Karena untuk pekerjaan sehari-hari, laptop saya okeh kok.
Jadi intinya, walaupun jadul, kalau masih bisa dipakai, ngapain diganti. š
wah iya nih hrs jadi konsumen yg cerdas
kayaknya para produsen hrs bikin website hehe..
Ah contohkanlah blekberi, konsumen memang cerdas saat memilih, namun ketika mereka membeli bb, bagaimana dengan layanan aftersalesnya yang notabene di Indonesia belum memiliki cabang resmi. Dalam hal ini siapa yang tidak cerdas? Konsumen yang membeli atau produsen yang menjual?
Iyaaaaaa…. Sekarang tiap mau beli barang elektronik, saya selalu googling dulu tentang itu. \(^.^)/
hihi, iya juga ya
tanpa di sadari kita gak mentah2 percaya iklan yang notabene pencitraan produk dari produsennya. tapi juga mencari informasi dari testimoni media atau bahkan konsumennya sendiri
kan ada internet *niruin iklan*
.
Biasanya Googling untuk mencari info lebih detil dari tayangan infotainment, Ndor…. Misalnya; mencari Wulan Guritno dan Ananda Mikola 3gp, Manohara, atau pernah juga iseng ketik “perselingkuhan ndoro kakung…..“
klo barang elektronik memang perlu survei harga, bentu, dan kualitas itu sendiri..
wah, klo ibu2 mah kayaknya memang udah begitu dari dulu Ndor, klo pun ndak melakukan compare di internet, minimal jalan2 dulu keluar masuk banyak toko sebelum memutuskan membeli sesuatu š
*eh ato cuma ibu2 pelit kayak aku ya yg begitu?*
kalo gitu orang seperti saya masuk kategori pelit juga donk … karena telah melakukan hal yg sama ! hehehehhehee …
kalo gitu.. hidup orang pelit!!! š
Mending jadi ‘orang pelit’, daripada menyesal belakangan….
yg jadi concern saya, gmn menularkan perilaku kritis ini kpd khalayak konsumen yg lbh luas.saya kok yakin,perilaku kek gini ‘hanya’ terjadi pd konsumen tertentu. katakanlah,scr karakteristik,beda,shg perilakunya pun beda.sdgkan pd karakteristik konsumen yg lbh luas/umum,perilaku kritis gini blm membudaya. makanya msh byk pengkonsumsi sinetron smp k makanan basi yg d olah lg -beli makanan asal murah tp ga bergizi- ato krn mrk ga punya pilihan?
SUDAH! tapi ya tetep, keinginan masih mengalahkan kebutuhan š
kadang keadaan juga bisa menggagalkan keinginan, jadi mao mulai drmana…cing
Jadilah konsumen yang pintar, walaupun terkadang keinginan masih mengalahkan kebutuhan š
bener tuh…jadilah konsumen yang pintar…
saya juga gitu, terutama kalo misal mau beli handphone. pasti buka koran, internet, pasang status di internet juga..
selaen berperilaku cerdas, juga jaga2 aja supaya ga nyesel di laen hari.. namanya juga duit pas2an.. hahaha..
Banyak lahirnya blog-blog dengan beraneka ragam content juga sangat membantu para konsumen. Blog-blog sudah banyak yang mereview suatu product ataupun hanya berbagi pengalaman dengan menulis di blog mereka.
Ada satu teman saya yang mengatakan bahwa salut dengan blog, blog benar-benar dapat membantu ketika jika ingin mencari suatu referensi.
Coba deh google terhadap sesuatu barang, yang keluar kebanyakan adalah blog. Jadi, kisanak sudahkan anda ngeblog hari ini?
podelz …
cari tau donk soal sony DSLR A200 …
lempar ke milis kalo dah dapet … mokase !
Selalu!
Saya selalu googling dulu klo mau beli barang,ndor.
Ga cuma beli barang sih,tapi klo mo cari info ttg event2 yg seru jg dari inet.
Useful!
betuull..cari info sebanyak2nya sebelum membeli sesuatu.. apalagi kalau harganya ndak murah, ini untuk meminimalisir resiko sih.. š
bgmana kl cari dulu duit sebanyak2nya biar dpt beli sepuas-puasnya…
ndoro, itu rokoknya merek apa sih?
kok aku kayaknya nggak pernah liat bungkus rokok kayak gitu.
ina, itu mild seven š
tanya lewat plurk….(haha)
saya sendiri mau membeli suatu produk pasti googling, nanya teman, lempar tert di plurk dll. jangan sampai membeli produk yang buruk… š
ralat, lempar tret! *masih ngantuk*
yaaaaaa … betul sekaleee.!
saya punya pengalaman yang sama soal itu saat hendak membeli notebook. kini compaq presario V3908 sudah di pelukan setelah “survey” selama tak kurang dari 3 bulan. saat ini saya sedang “mengubek-ubek” internet mencari tahu soal Sony DSLR A200. budget terbatas namun berharap barang bagus, membuat saya harus melakukan hal itu. memang butuh waktu, namun ada kepuasan tersendiri bila saya tahu persis kelebihan dan kekurangan dari barang yang hendak saya beli.
nice posting !
Tahu-tahu tiba-tiba mendadak sekonyong-konyong ingat idiom yang satu itu: THE WORD OF MOUSE MARKETING :p
setuju ndoro…saya dan suami malah kebanyakan survey tapi realisasi belanjanya nihil š karena anggaran terbatas padahal keinginan membuncah
setuju……samma bangeuuudd..
ya betul, karena mudahnya mengakses internet ini salah satu hal yg memang mengubah paradigma konsumen dalam belanja
Kompas hari ini menulis tentang marketing 2.0….yang menjelaskan mouth to mouth sangat berlaku, dan era internet sekarang, mouth to mouth itu bisa digantikan oleh blog, email, milis, face book dll.
Tentu saja ndoro, karena uang terbatas dan keinginan tak terbatas, kalau mau beli sesuatu yang lumayan menguras kantong, survey nya kemana-mana…dan akhirnya belum tentu jadi beli barangnya.
[…] Original post by Ndoro Kakung […]
Karena itulah muncul paid review š
rokok’e mild seven??? gonanku enek’e mbako diwel mbah š
wkwkwkkwkwkwk, bahasane khi lho š
wah .. ndoro menghisap “Mild Seven” ya ?
Ndoro, cocok itu.
Ada survey di 4 kota di Indonesia terhadap internet users yang salah satu hasilnya menyebutkan bahwa internet merupakan media utama untuk 2 hal : sumber informasi dan mendukung keputusan pembelian. Artinya menurut internet users, internet mengalahkan media2 lain dalam 2 hal itu.
Oooo…ini toh yang dibahas tadi pagi di Hardrock FM…
Wah, saya juga menyaksikan acara itu ndoro! sangat inspiratif! š
Yang paling keren untuk saya tentu di bagian Pak Hermawan berkata “the world is still round but the market is already flat” lalu di susul dengan ucapan Prof. Kottler yang berujar
“bagi para company, pekerjakanlah anak-anak muda yang aktif di social media, blogs, podcast, facebook, youtube dll untuk menunjang pemasaran anda”
wah, tidak lama lagi para jin-jin penghuni social media punya pekerjaan baru nih š
saya bisa d bilang lamban. karena butuh waktu 1 bulan lebih buat mutusin beli hp doang
Googling, googling, googling…
the world is change, dan kita berada di jaman postmodern.
begitu kata pakde totot suatu malam dahulu di wetiga š
kalo saya tanya temen dulu… eh.. sayangnya advise dari temen menyarankan cari diinternet banyak.. yah lagi2 internet. mau nggak mau untuk dapat informasi harga, spek, dan kualitas, harus buka internet..
OOT. Suka tesaurus bahasa indonesia-nya š saya punya juga, lho š
Ya…saya sepakat dengan Ndoro, menjadi konsumen yang cerdas adalah keharusan bagi kita untuk menghadapi hidup di era globalisasi dan informasi saat ini. Kemampuan yang tidak selalu berbanding lurus dengan keinginanan membuat kita harus pintar-pintar dalam memilih sesuatu yang akan dibeli. Bagi perusahaan, mempelajari perilaku konsumen akan semakin menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat untuk dilakukan, agar perusahaan tersebut bisa tetap going concern.
yoi ndoro, sebelum membeli, selalu research kecil-kecilan ala kadarnya untuk mendapatkan informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan kemampuan.
Setelah dapat, tidak serta merta langsung membeli namun disertai survei langsung ke lapangan untuk melihat visualnya seperti apa. Biar puas š
Wah, thesaurus bahasa indonesia, pantes si mbah kakung ini suka bikin kosa kata yang aneh….
This is a pile of crap!!
semakin banyak informasi semakin menguatkan keyakaninan kita mas….
Saya mengalami hal yang sama, Ndoro… kmarin waktu mau beli kamera, selain googling feature produknya saya bahkan bisa lihat foto-foto seperti apa yang bisa diproduksinya..:)
Konsumen.. CerdASS!? Yea.. U can kiss my ASS!!
ya
sebelum membeli sesuatu
pastikan cari dulu infonya di internet
š
Rasanya kamu uda berubah,, kamu lebih berorientasi uang skrg.. Aku bisa ngerti kalo kamu memulai ini semua krn alasan uang.. But i hope its not the main reason u start all of this…..
ndoro ikut jadi reseler nya produk yang ada di foto itu ya? eh btw majang foto kayak di atas udah tercantum di UU ITE belum ndoro …. wehehehehe
kalo pecah sendale itu artinya apa sih???
karena banyaknya pilihan untuk satu jenis barang, kita makin dituntut jeli membeli barang kebutuhan…
hmmmm konsumen cerdas???? Mungkin juga… š
Saya juga begitu ndoro… kemarin, sebelum beli hp dan leptop saya juga nyari informasi di google dulu. Nyari spek dan referensi. Termasuk juga nyari pendapat temen-temen yang sudah duluan make, apakah banyak komplain enggak dengan produk tersebut.
Ibarat kata, belajar dari pengalaman orang lain ndoro…. š
udah jadul gak papa ndor yang penting masih bisa bermanfaat&menghasilkan income buat hidup sehari-hari..
kalu mengganti notebook belum ada niat, yang ini saja sudah lebih dari cukup.. walau model jadul.. š
saran saya kalu beli notebook toshiba / mac š hehehe… bukan mahsud promosi, saya pake 2th alhamdulillah belum pernah ada masalah.
Oh.. Baby i’m still hoping at here,, please don’t say this is goodbye..
ndoroputri? (LMAO)
Tanya dong, Thesaurus Bahasa Indonesianya dapat dimana? Saya cari di Gramedia selalu tidak ada katanya.
lirik ndoroputri *ngakak*
Alhamdulilah saya dah mulai riset kecil-kecilan kalau mau beli-beli sesuatu,
sama kayakyang lain … terakhir beli notebook second …
namanya second … mau tanya, tanya siapa? jadilah riset kecil-kecilan š
cih! padune mung pamer leptop anyar!!
kadang kala, mudah menjadi konsumen cerdas
tapi bagian susahnya adalah menjadi perawat yang cerdas
hohoho jadi mau riset kaya apa pas mau beli ya percuma..
dan sayangnya lagi, aku tipe yg kaya gitu
huhuhuhu
ya memang harus gitu kang mas.
eh kakang tau gak ada kontes blog berhadiah laptop cepet buruan daftar info liat disini http://herbamart.blogspot.com
I did exactly the same, saat notebook toshiba saya yang lama sudah saatnya harus diganti…
anyway…saya adalah salah satu manusia yang merasa bersyukur dan terima kasih sekali pada penemu internet…manusia itu…waduhhhh…saya tak akan dimudahkan seperti ini…
SHANG DEWA GOOGLE emang mantap. Oleh karena itu dia hadir dalam album kedua kami
FREEDOWNLOAD YANG BEJAD-BEJAD DISINI
kadang kita perlu referensi
ini pasti cuman pengen mamerin laptop baru aja ini…:))
gak cuma yang besar-besar ndor, yang remeh temeh macem beli obat batuk saja sekarang istri saya buka internet dulu š
Laptop yg paling bagus ntu merk apa ya!?
pastinya dong ndoro….kayaknya ga afdol kalo belum ngebanding2in dulu…apalagi ibu2….ampe yang sedetil2nya dikupas..
Betul sekali, kita dituntut untuk selalu jadi konsumen yang cerdas..kayak baru2 ini aja saya nyari penjual pallet. Bayangin aja kalo mesti muterin kota surabaya untuk nyari penjual pallet…bisa gempooorrr. Yang notabene saya bukan orang surabaya…untung ada paklik google, akhirnya bisa langsung meluncur ke lokasi
hehehe.. konsumen kaciaaaaan deh gueee.. sering ketipu..
Salam Sayang
konsumen semakin cerdas artinya pemasar mesti lebih cerdas lagi pak…
he he he..
pada saat closet mampet, saya cari produk anti mampet di google dapet jawabannya, “Malu googling sesat di jalan”…hhhhehee..
wew, philip kotler di metro tv. telat saya liatnya
saya juga biasanya kaek gini….. terutama pas saya pengen beli barang2 yang harganya cukup mahal….. mesti nyari sampai detil2nya tentang produk itu….
betul sekali, pa’e.
sebelum beli laptop, surveinya sampe 6 bulan. (sekalian ngumpul duit soale..)
itu pengalaman pribadi.
di kantor,
bos saya ga segan2 bergoogle ria dulu untuk mencari barang ciamik dengan harga miring.
dan kita para kroco ini yang mumet karena semua requisition pasti ditolak kalo ga seperti yang dia mau.
Terkadang hasrat keinginan manusia sangat besar. Bahkan melebihi kebutuhan. Agak lain ceritanya kalau yang dibeli sangat bermanfaat. Contohnya (yang dekat aja deh) buku “Nge-Blog dengan Hati” karangan Ndoro Kakung sendiri. Isinya Mantap! Betul nggak? Hehehe
sekarang saia lagi pengen bli DSLR camera ndoro. Saia brusaha mencari refrensi dari forum2 tentang fotographi.
takut bli katak dalam tempurung ndoro…
i hate blogs.. i love drugs..! Adalah motto baru saya.. Bye
saya iya dong ndoro š sebelum memutuskan membeli macbook, saya sudah tanya kiri-kanan dan search di google tentang harga dan segala macam spesifikasinya, apakah nanti produk tsb akan mudah digunakan/tidak. Saya juga mikirin bener2 dari tahun lalu dan baru beli tengah tahun ini. hasilnya, saya jadi lebih mengenal dan puas akan pilihan saya sendiri.
Tulisan&comment2nya sama serunya…!
**permisi,numpang lewat ya,ndhoro kakung**
bolee nge-link gaa..??mksie..
aku suka liat tumbler nya, ih, ternyata centil juga ya (doh)
Sedari saya mengeal internet tepatnya kelas 2 smp (tahun 1999)
Sya menjadikan Internet sebagai panduan.
Salam
Tp perilaku “cerdas” ini kayaknya masih dlm skala kecil aja kali, minimal yang melek teknologi..tp kaitannya denga kultur konsumen negeri ini..biasanya duluin murah meriah tuh he..he..
[…] Kesimpulannya, Blogger itu masih punya peran yang sangat strategis sebagai penyambung lidah produk Anda. Ā Apalagi kebiasaan konsumen saat ini, yang saat ini melakukan riset dulu sebelum melakukan pembelian, yang digambarkan dengan sangat cantik lewat tulisan Konsumen Pecas Ndahe. […]
[…] Saya hanya ingin wanti-wanti agar sampean lebih baik teliti dulu sebelum membeli sesuatu. Jadilah konsumen yang cerdas. Kenalilah dulu produk yang sampean pilih, apa kelebihan dan […]
[…] Saya hanya ingin wanti-wanti agar sampean lebih baik teliti dulu sebelum membeli sesuatu. Jadilah konsumen yang cerdas. Kenalilah dulu produk yang sampean pilih, apa kelebihan dan […]
makin mantap nih, tapi ga ngerti maksudnya apa itu ndahe
blog Cicurug
[…] bikin kita bingung, karena semua mengatakan produknya paling bagus. Kita sekarang telah menjadi konsumen cerdas, dengan mencari rekomendasi dulu sebelum memilih sesuatu. Rekomendasi itu bisa kita dapatkan dari […]
yupz… konsumen masa kini tentunya harus lebih cerdas..
karena sejatinya kita semua adalah konsumen, tetapi konsumtif adalah sebuah pilihan.
sebelum membeli suatu produk tentunya kita harus sudah mengerti perihal produk yang akan kita beli. dari perbandingan harga, kualitas,kuantitasnya di pasaran dan hal-hal kecil lainnya. jangan terlalu percaya kalau barang yang mahal itu akan bagus kualitasnya, dan juga sebaliknya jangan terlalu percaya kalu barang yang murah itu jelek kualitasnya.
gunakanlah segala kemudahaan tekhnologi untuk dimanfaatkan dalam kehidupan anda sehari-hari, termasuk saat ingin ke pasar membeli sebuah produk.
karena sejatinya kita semua adalah konsumen, tetapi konsumtif adalah sebuah pilihan.
sebelum membeli suatu produk tentunya kita harus sudah mengerti perihal produk yang akan kita beli. dari perbandingan harga, kualitas,kuantitasnya di pasaran dan hal-hal kecil lainnya. jangan terlalu percaya kalau barang yang mahal itu akan bagus kualitasnya, dan juga sebaliknya jangan terlalu percaya kalu barang yang murah itu jelek kualitasnya.
gunakanlah segala kemudahaan tekhnologi untuk dimanfaatkan dalam kehidupan anda sehari-hari, termasuk saat ingin ke pasar membeli sebuah produk.