N900 Pecas Ndahe

Maret 25, 2010 § 38 Komentar

Namanya Sastra Jendra Hayuningrat. Teman-temannya memanggil dia Jendra. Umurnya belum genap 10 tahun. Masih duduk di bangku kelas IV di sebuah sekolah dasar.

Seperti layaknya anak-anak seusia dia, Jendra suka sekali bermain game di komputer. Dalam sehari, dia rata-rata menghabiskan lebih dari tiga jam tanpa henti bermain game. Bisa lebih di hari libur.

Belakangan ini dia keranjingan Point Blank, FarmVille dan Pet Society. Tapi dia selalu antusias bila menemukan game-game lain, termasuk yang di handphone.

Seperti pagi itu, saat tiba-tiba saya keluarkan Nokia N900 pinjaman seorang teman. Saya sendiri belum sempat membuka alat canggih itu karena banyak kesibukan. Tapi demi menggoda Jendra, saya tunjukkanlah alat itu kepadanya.

Benar saja, begitu dia melihat saya mengeluarkan sesuatu dari tas, tangannya langsung menyambar, “Apaan nih?”

“Kayaknya sih, handphone,” jawab saya asal-asalan seraya menyalakan N900 itu, lalu mengangsurkan kepadanya.

Dengan wajah yang sumringah bagaikan musafir menemukan oase, Jendra langsung mengambil N900 itu dan membawanya ke kamar. Saya meneruskan membaca koran pagi.

Beberapa jam kemudian, setelah hampir semua isi koran saya baca, sarapan di piring tandas, dan beranda depan bersih saya sapu, iseng-iseng saya mengintip Jendra yang tengah sibuk dengan N900. Dari jauh saya mendengar suara-suara musik, juga tawa cekikikannya.

Dalam hati saya bertanya-tanya. Apa yang dilakukannya dengan perangkat itu? Bagaimana mungkin dia bisa keasyikan padahal saya belum sempat memberi tahu apa-apa, termasuk cara memakai, N900 itu? Bagaimana pula dia memakai telepon itu padahal saya belum memasang kartu SIM di dalamnya.

“Wah, keren nih, handphone-nya,” kata Jendra sambil matanya tetap menatap layar N900. Sesekali dia menggoyang handphone itu, sambil kepalanya ikut miring.

“Eh ini ada Facebooknya loh. Aku bisa main FarmVille dong? Caranya gimana?” Jendra bertanya lagi.

Aha, rupanya dia penasaran. Dan eksplorasinya menemui jalan buntu. “Oh bisa. Nih, kartunya dipasang dulu,” saya menjawab.

Saya ambil kartu SIM XL, lalu memasukkan ke dalam N900 itu. Saya tunggu beberapa detik. Dan, voila! Di ujung layar muncul angka 2G, tanda koneksi sudah siap. Saya lalu berikan N900 itu ke Jendra lagi, tanpa memberi tahu apa pun.

Beberapa menit kemudian, Jendra telah tenggelam dalam keasyikan bermain game. “Wah, anjingku hilang. Aduh, lama nggak dikasih makan nih,” dia berteriak.

Saya bingung. Anjing? Hilang? Sejak kapan ada anjing di dalam handphone?

“Ini Pet Society tauk,” kata Jendra.

Halah. Dasar anak-anak. Begitu menemukan sesuatu yang baru, dia langsung mencobanya. Dan kadang kita jadi terkaget-kaget.

Seperti pagi itu. Saya bahkan belum tahu apa isi N900. Belum tahu juga alat itu bisa untuk apa saja. Tapi Jendra, anak yang belum genap 10 tahun itu, sudah jauh mengerti apa yang harus dia lakukan dan mainkan tanpa diberi tahu sebelumnya.

Apalagi ketika sesaat kemudian dia tiba-tiba mengarahkan N900 itu ke wajah saya. Dan klik. Lampu blits menyala. Saya difoto, hahaha….

Luar biasa!

Saya jadi teringat peribahasa Jawa, “kebo nyusu gudel.” Di era yang canggih ini, justru kepada anak-anak kecillah kita sering mendapat pelajaran baru.

Tapi tentu saja saya tak mau kalah begitu saja. Saya langsung membuka laptop dan mencari tahu semua informasi tentang Nokia N900 di sini dan di sini. Saya juga memperoleh video yang menggambarkan kecanggihan N900 ini.

Yah, biar saya ndak kalah oleh anak-anak, dan mumpung handphonenya belum diminta pemiliknya, hihihi….

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah sampean pernah menjajal Nokia N900?

Tagged: , , ,

§ 38 Responses to N900 Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading N900 Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: