Pilah-Pilih Pecas Ndahe
Februari 25, 2009 § 54 Komentar
Pemilu masih sebulan lebih. Tapi sebelum hari pencontrengan 9 April 2009 tiba, semua sudah berkemas-kemas menyambut perhelatan politik terbesar di negeri ini.
![]()
Para calon legislator sudah menjual diri. Ada yang memasang iklan di televisi, lebih banyak lagi hanya mampu nampang di pohon-pohon tepian jalan. Partai-partai juga telah ancang-ancang jauh-jauh hari. Siap program, siap bertarung. « Read the rest of this entry »
SMS Pecas Ndahe
Februari 4, 2009 § 55 Komentar
Hari ini pemerintah mengesahkan regulasi mengenai kampanye pemilihan umum lewat SMS. Dengan aturan ini, partai politik peserta pemilu diperbolehkan mengirimkan SMS kampanye ke para pelanggan telepon seluler.
Terus terang saya belum tahu seperti apa nanti bentuk dan mekanisme SMS kampanye itu. KPU dan para operator telekomunikasi baru akan mensosialisasikan aturan ini dalam waktu dekat. Entah lewat apa.
Hanya saja, tiba-tiba saya terbayang bakal menerima luberan pesan pendek setiap hari. Para juru kampanye partai tentu akan mengirimkan seabrek SMS ndak bermutu ke para pengguna handphone, termasuk saya dan sampean semua.
Isi SMS kemungkinan besar tentang pesan-pesan sosial, misalnya, “Katakan tidak pada narkoba”. Sebab, salah satu isi regulasi ini mengatur tentang larangan black campaign oleh peserta parpol untuk menjelek-jelekkan partai lain.
Apakah kita bisa menolak SMS pesan kampanye itu? Katanya sih, bisa. Operator diminta menyediakan fasilitas “unreg” atau “stop”. « Read the rest of this entry »
Dagelan Pecas Ndahe
Oktober 30, 2008 § 87 Komentar
Apa yang menarik perhatian sampean hari–hari ini? Kabar tentang Pesta Blogger? Hidup yang kian menekuk pinggang? Rupiah yang masih loyo? Naiknya harga barang-barang kebutuhan? Gadis sebelah kos-kosan? Bos yang makin sontoloyo?
Hari-hari ini saya terpukau oleh tiga hal. Apa itu? Yang pertama, saya terkesima pada seorang mantan tentara profesional, pangkat terakhirnya letnan jenderal, yang bertahun-tahun sebelumnya berurusan dengan taktik dan strategi militer, mesin-mesin perang, penguasaan teritorial, tapi tiba-tiba fasih bicara tentang perlunya kita menghargai produk dalam negeri.
Ia berkampanye tentang perlunya kita membeli hasil bumi dari para petani dan pedagang tradisional. Ia bagaikan juru selamat yang menyodorkan sosialisme, perbedaan kelas, dan sinisme terhadap barang-barang non tradisional. « Read the rest of this entry »
