Perpisahan Pecas Ndahe

September 11, 2009 § 56 Komentar

senja-kereta:: untuk para pemudik yang mulai berangkat ke stasiun …

Senja memantulkan sinarnya di jendela kereta api sore itu. Para penumpang berdesakan naik ke gerbong. Stasiun berubah bagaikan sarang lebah yang digebah. Lampu-lampu peron menyala satu-satu.

Perempuan bermafela putih itu menyipitkan mata, meredam silau. Ditatapnya paras yang memerah dari jendela senja buram kereta api. Dia baru sadar. Pipinya tomat matang.

Di luar, rel kereta berliuk-liuk panjang seperti jalan hidup yang harus ditempuh esok hari. Angin dingin tiba-tiba mengelus tengkuk. Ia mendesah. Perlahan. Kerah bajunya dia naikkan.

Setiap detik jantung perempuan itu tambah berdetak kencang. Dadanya jadi bergemuruh mirip raung suara lokomotif di ujung stasiun. Ia mencemaskan senja yang jatuh di barat dengan muram. « Read the rest of this entry »

Maaf Pecas Ndahe

Oktober 1, 2008 § 59 Komentar

Untuk apa kesalahan? Dosa? Maaf?

Apa boleh buat, di hari yang fitri ini, kita kembali mengenang tentang dosa, salah, dan maaf. Kalau tidak, buat apa semua itu termasuk di dalam ciptaan Tuhan.

Dengan merasakan dosa dan kesalahan kita merasakan mana kebajikan dan kebenaran. Dengan melihat dosa dan kesalahan kita tahu apa artinya kedaifan dan kerendahan hati.

Di saat seperti sekarang, kita kembali merenungkan sifat-sifat Tuhan, dan kita gemetar, dan kita ngungun, dan kita tahu ada cakrawala yang luar biasa dan kita terhenyak di ambangnya.

Untuk itu, saya meminta maaf kepada sampean semua. Barangkali ada gambar, kata, atau tulisan yang menyinggung perasaan dan membuat sampean terganggu.

Saya bukan orang yang sempurna, begitu juga semua yang ada di sini. Lewat posting ini, saya mohon keikhlasan hati sampean untuk memaafkan semua kesalahan saya.

Jangan lupa, kalau pembantu masih mudik dan sampean butuh orang bersih-bersih rumah, silakan hubungi perusahaan layanan ini.

>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Apakah sampean sudah menyantap ketupat dan opor ayam hari ini?

THR Pecas Ndahe

September 15, 2008 § 90 Komentar

Bagaimana rasanya bila hari ini sampean mendapat kiriman kartu ucapan dari tempat kerja sampean yang isinya begini,

“Mohon maaf lahir dan batin, tahun ini perusahaan tidak memberikan THR”?

Aha, tentu saja sampean sedih dan kecewa. Untunglah kartu itu hanya imajinasi saya saja. Saya yakin ada beberapa di antara sampean yang hari ini malah sudah menerima THR alias tunjangan hari raya. Kelihatan tuh, dari dompet sampean yang tebal.

Selamat buat sampean yang sudah menerima THR. Jangan lupa sisihkan sebagian untuk fakir miskin atau sanak saudara yang masih membutuhkan uluran tangan sebelum sampean kehilangan kesempatan bersedekah dan berzakat.

Dan, harap sabar untuk sampean yang belum beruntung mendapatkannya. Barangkali sebentar lagi sampean juga akan memperolehnya.

Ngomong-omong soal THR, ingatan saya melayang ke sebuah email yang baru saja beredar dari milis ke milis. Mungkin sampean juga pernah membacanya. Email itu menjelaskan bahwa THR itu bukanlah “kebaikan tuan-tuan majikan”, tapi hak para buruh rudin seperti kita ini. Mengapa? « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with lebaran at Ndoro Kakung.