@America Pecas Ndahe

Desember 28, 2010 § 41 Komentar

Pusat kebudayaan ini diresmikan pada 1 Desember 2010 oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk diplomasi publik, penerangan & kebudayaan Judith A. McHale. Dilengkapi dengan fasilitas canggih. Pengunjung boleh meminjam iPad. Gratis.

Jakarta, kota yang disebut arsitek Marco Kusumawijaya sebagai “metropolis tunggang-langgang itu, terus menambah koleksi tempat khalayak. Tempat publik berkumpul dan beraktivitas.

Ruang publik itu tak selalu terbuka. Seiring menjamurnya gedung-gedung jangkung, mal, warga Jakarta pun hanya mendapatkan ruang khalayak di tempat tertutup.

Salah satu ruang khalayak yang relatif baru di Jakarta adalah Pusat Kebudayaan Amerika Serikat, @america. Berada di mal megah One Pacific Place di jantung Jakarta, @america terasa jauh berbeda dibanding pusat-pusat kebudayaan yang dikelola oleh negara-negara sahabat. Taruh kata British Council, CCF, Goethe Haus, atau Instituto Italiano di Cultura. « Read the rest of this entry »

Puasa Pecas Ndahe

September 8, 2008 § 60 Komentar

Puasa bisa membuat siapa saja jadi seperti layang-layang kehabisan angin. Lemes dan ngantuk. Tak terkecuali tukang ndobos ini. Aha, tentu saja dia pura-pura biar dikira puasa dan anak-istrinya lega.

mimpi indah

Apakah dia lega atau tidak, saya ndak tahu. Yang jelas, teman kita ini ternyata duitnya meteran juga. Bayangkan, buat tidur siang saja dia khusus terbang dari Bali ke Jogja. Apa ndak sugih tuh?

Untunglah, biarpun tidur dan dibuai mimpi, dia tetap sadar siapa dirinya sebagai pecinta burung. Jadi ketika mimpi pun dia mengharap ada seekor burung yang jatuh ke pangkuan. Mungkin dikiranya seekor burung dara goreng lumayan buat buka puasa.

Peran Pecas Ndahe

Juli 7, 2008 § 38 Komentar

badutTingkah laku para tokoh publik makin lama kian lucu dan menggemaskan. Ada yang suka disuap, berubah jadi calo perkara, hobinya melepas syahwat dengan sekretarisnya, dan sebagainya.

Di tempat lain, ada yang sibuk menunggangi. Ada pula yang sering menyalakan kompor, bakar ini dan itu, seraya menggalang angket. Bahkan ada juga yang sukanya lempar tangan sembunyi batu, berteriak semprul bin sontoloyo.

Mereka bukan hanya membikin kita merasa geli, melainkan juga menyodorkan satire paling pahit. Kalau sudah begini, ada kemungkinan mereka akan berebut lahan rejeki dengan para pelawak sejati.

Benarkah tokoh-tokoh itu sudah berubah peran jadi badut? Apa sih bedanya antara joker, clown, dan comedian?

Paklik Isnogud yang tengah menimang-nimang cangkir kopi di tangan hanya tersenyum ketika saya menanyakan perihal itu.

“Meski ada beda sedikit perbedaan arti dan makna, mereka punya fungsi dan peran yang sama di masyarakat,” jawab Paklik.

“Apa peran mereka, Paklik?” « Read the rest of this entry »

Wadam Pecas Ndahe

Juli 2, 2008 § 49 Komentar

mbilung bencongTebak berhadiah: Siapakah pria yang berpose [bukan candid] a la wadam ini? Penebak tepat akan mendapat hadiah menginap tujuh hari tujuh malam dengan wadam ini di Bali.

Sekadar info, lelaki berbatik coklat ini diambil fotonya sewaktu ikut kontes wadam di kampusnya di Brighton,14 Maret 2002. Brighton itu “ibu kota” para homo dan gay di Inggris. Kontes itu rangkaian dari acara yang lebih besar. Namanya Brighton Festival.

Gayanya oke, ya? Persis wadam beneran, kan? Lihat deh, caranya mencangklong tas. Terus posenya yang agak miring, mirip bener sama yang tiap malem nongkrong di Taman Lawang, Menteng, itu. « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with mbilung at Ndoro Kakung.