Corong Pecas Ndahe
Februari 9, 2007 § 51 Komentar
Seorang pemandu acara sebuah televisi swasta terkenal, sekaligus seorang blogger, melampiaskan kekecewaan di blognya ketika meliput perjalanan wisata di Malaysia.
Curahan hatinya itu ternyata membuat pemerintah Malaysia dan stasiun televisi yang memberinya tugas merasa tak nyaman. Mereka keberatan “rahasia dapur”-nya diumbar ke publik. Aha, sekali lagi sebuah blog telah menunjukkan kekuatannya.
Tapi, beberapa pertanyaan kembali menari-nari di benak saya. Bagaimana sebetulnya etika menulis di blog? Bagaimana pula seharusnya sebuah lembaga yang merasa dirugikan oleh tulisan di sebuah blog mengajukan keluhannya? Bikin blog korporat?
Cerita dimulai ketika Malaysian Tourism Board mengundang 190 jurnalis dari seluruh dunia untuk meliput pembukaan Floral Festival 2007. Acara ini merupakan bagian dari kampanye wisata Visit Malaysia 2007. Seorang perempuan cantik [menurut ukuran saya, karena kebetulan saya kenal. sampean ndak usah iri!] mendapat tugas dari sebuah stasiun televisi nasional menghadiri acara itu.
Karena mereka ditugaskan oleh sebuah stasiun televisi besar, tentu saja mereka mengerjakannya dengan cara, terutama, mengambil gambar. Masalah muncul di lapangan. Ternyata mereka tak boleh mengambil gambar barang sedetik pun di tempat-tempat yang seharusnya diambil gambarnya.
Aneh. Jurnalis itu diundang ke Malaysia untuk mempromosikan negeri jiran itu. Lah kok ndak boleh mengambil gambar?
Sebetulnya para jurnalis itu sudah mencoba meminta pejabat pariwisata Malaysia untuk memberikan semacam surat izin liputan dan pengambilan gambar. Tapi, kata si pejabat, surat semacam itu butuh waktu dua pekan.
Tak kurang akal, jurnalis itu nekat saja mengambil gambar. Toh mereka diundang secara resmi oleh pemerintah Malaysia.
Berhasil? Tidak. Para pemilik tempat yang akan diambil gambarnya tak memberinya izin. Mereka justru heran kok bisa-bisanya ada jurnalis Indonesia yang mengambil gambar di Malaysia.
Kekacauan itulah yang membuat perempuan cantik itu curhat di blognya sendiri. Sebuah perusahaan konsultan public relations tempatnya bekerja juga memuatnya di sini. Dari sinilah konflik itu terjadi dan bikin geger.
Kabarnya, pemerintah Malaysia dan stasiun televisi yang menugaskan jurnalis itu ndak senang kalau persoalan itu diumbar ke publik, apalagi lewat blog. Menurut mereka, semua keluhan hendaknya disampaikan langsung ke mereka atau minimal konsultasi dulu.
Lucu, masak mau mengeluh kok harus konsultasi.
Tapi, saya bukan mau membahas negeri jiran yang aneh itu dan curahan hati seorang perempuan yang cantik. Ehm! Saya mau mengajak sampean menyadari betapa besar kekuatan blog belakangan ini. Kasus ini bukan yang pertama tentu saja. Pernah seorang blogger mem-posting keluhannya terhadap sebuah merek sepatu lokal. Ia mengeluh karena sepatu yang baru saja dibelinya rusak.
Kebetulan, ada karyawan perusahaan sepatu itu yang membaca posting sang blogger. Perusahaan sepatu itu lalu mengirimkan wakilnya untuk menemui sang blogger yang merasa dirugikan. Selain meminta maaf, perusahaan memberikan sepatu baru sebagai ganti sepatu yang rusak.
Saya yakin kasus semacam ini bakal semakin sering terjadi di masa depan. Kenapa tidak? Blog dan blogger semakin banyak. Blog-blog partisipasi masyarakat yang mengusung aliran jurnalisme publik seperti wikimu.com pun bermunculan seperti cendawan di musim hujan. Keluhan terhadap pelbagai hal niscaya kian bertambah pula.
Ini perkembangan yang baik menurut saya. Masyarakat mulai ikut ambil peranan dalam menyajikan informasi. Publik bisa menjadi semacam corong dan alat pengontrol. Para blogger bahkan telah membantu [atau justru mengambil] peran tradiisional media massa sebagai “anjing penjaga”.
Ada kelebihan lain. Sajian informasi di blog sangat interaktif. Mereka yang tak setuju dengan sebuah posting, misalnya, bisa langsung memberi respon di ruang yang sama.
Dari aspek itu, blogger punya banyak kelebihan dibanding media massa. Jumlah blogger jauh lebih banyak ketimbang media massa. Kesempatan dan peluang blogger untuk menemukan hal-hal yang tak diketahui media mainstream juga lebih banyak.
Dengan jumlah begitu banyak dan kekuatan yang nyaris tak terbatas, suara para blogger nyaris sulit dibungkam oleh siapa pun. Ia bisa [dan bebas] menyuarakan apa pun — sesuatu yang belum bisa dilakukan begitu saja oleh media mainstream yang harus tunduk pada nilai-nilai jurnalistik, aturan, dan hukum.
Tentu saja, kekuatan sebagai corong bukan tak mungkin akan menghadapi banyak tekanan. Momon, teman saya itu, pasti bisa cerita lebih banyak tentang tekanan yang pernah dialaminya.
Para blogger juga tetap harus tunduk terhadap peraturan tak tertulis di ranah blogosphere. Selain harus tetap menulis, mereka harus menulis dengan jujur dan apa adanya supaya kredibilitasnya terjaga. Sekali ngeblog, seterusnya tetap ngeblog. Jangan pernah berhenti atau menyerah, dear bloggers!
Apa artinya perkembangan ini?
Mereka di luar sana, para pejabat korup, perusahaan hitam, atau siapa yang suka melanggar, mulai sekarang harus hati-hati. Kalau media massa tak mampu menuliskan pelanggaran itu, karena takut atau tak cukup bukti, ada jutaan blogger di luar sana yang sewaktu-waktu akan melaporkan apa yang dia tahu di blog masing-masing. Laporan para blogger bukan tak mungkin akan membongkar praktek-praktek penyimpangan atau penyelewengan itu.
Silakan para pejabat pemerintah, kalangan bisnis, atau organisasi sosial membuat blog juga sebagai sarana ampuh untuk menjalin komunikasi internal dan eksternal dengan stake holder [publik].
Kalau ada masalah dan terjadi perselisihan, misalnya seperti kasus Malaysia di atas, santai saja. Supaya kedudukan berimbang, jangan gunakan kekuasaan dan kekerasan. Hadapilah blog dengan blog juga. Adu posting. Biarkan publik yang menilai informasi mana yang benar. Begitu aturan main di blogosphere yang demokratis ini.
Sik … sik … sik … Lah posting ini kok jadi berubah serius, sih? Wah, menyalahi kodrat. Ini mestinya jatah Paklik Isnogud yang menjelaskan bukan saya. Adoh, gara-gara Paklik sedang main film, saya jadi ketiban pulung. Apes dah! Wis, ah … π
Bagaimana menurut sampean, Ki Sanak?
Ayo, para blogger, bersatulah … Halah! π
Hidup bloggers!
gandrik
penggemar blog yang tidak punya blog.
Dulu Yasraf Amir Piliang bilang bahwa dunia sudah ada dalam genggaman, bisa dilipat dan sebagainya. Saya agak kurang paham (maklum otak udang). Tapi rupanya setelah blog muncul, idiom itu pas banget.
Jadi, jangan macemΒ² sama blogger π
Seperti blog nya mba Yati (halah sok kenal gitu!) tampil berani! hidup mba Yati eh Blogger!!
regards
gessh
(hobi baca tp ga hobi nulis)
“Saya mau mengajak sampean menyadari betapa besar kekuatan blog belakangan ini. Kasus ini bukan yang pertama tentu saja.”
Saya sering nyentil temen-temen di blog tapi kok yang disentil malah bangga ya, Ndoro? Salah kaprah ini. Jangan2, masalah saya ditambahi banyak oleh temen-temen karena mereka pingin ikut ditulis di blog saya juga? *halah, sok ngetop banget* hehehe…
gak apa-apa sekali-sekali serius, ndoro. seserius-seriusnya … tetep aja masih bisa bikin orang senyum-senyum sendiri.
Boleh kritis tp jgn asal nyablak gt maksudnya ya ndoro? Mg aja g ada ortu murid yg ngeblog, almt kna sp dr ktua yayasan kl th sy suka sepenaknya mgkritik ibu2 muda itu.
Ada yang punya koran, bikin web online, lalu penulisnya sepakat dibikin blog korannya,… ehhh penulisnya sendiri bikin blog sendiri… -*[siapa tuh???]*-
Ati-ati Ndoro… konflik of interest dengan pemilik modal…!!
tapi ngeblog juga harus obyektif ya ndoro..nah gmana tuh caranya?soalnya yang kita tulis adalah sudut pandang kita, pasti interest kita terbawa oleh tulisan kita…nah piye iki?mbok dicerahkan saya? *emang cuaca apa?pake dicerahkan segala..*
jgn2 trus para jurnalis pada nge blog bisa2 perang antar jurnalis di blog —>>oot yo π
palingg nggak blogger bisa mempertanggungjawabkan hasil tulisannya ya ndoro
“Lucu, masak mau mengeluh kok harus konsultasi.”
hehehe… capek banget ya Ndoro kalo mo mengeluh tapi harus konsultasi dulu… (capeknya double gitu lohhh)..
Ndoro, maksudnya tekanan yang saya alami itu yang mana itu, banyak e? EH, by the way busway, tulisane apik, inspiring. Desentralisasi kontrol, power to the people! π
ndoro, ada etikanya nggak sih kalo nulis di blog.. saya pernah mbaca blog orang yg pernah jadi tetangganya tengku zacky. keliatan bgt kalo empunya blog itu marah besar sama artis itu. wuihh.. mungkin yang diomongin belum pernah mbaca.. kalo sdh mbaca pasti marah, minimal senewen lah.. bai nde wei, mengutip etos sebuah pers mahasiswa di jogja, “menulis mengubah dunia”.. nggih menopo mboten, ndoro?
bersatu mau ngapain mas? bikin revolusi?
Hmmm setelah diskusi offline yang menarik, sekarang jadi penasaran liat postingan dan pendapatnya online. yahhh kalo aku pikir sih sah-sah aja kalo berbicara atas nama pribadi. Kan sekedar curhat. Anehnya, kalo komplain ke media cetak misalnya lewat surat pembaca kayaknya gak seheboh ini. Tapi kenapa kalo lewat net jadi heboh. Kemungkinannya dua, karena di net, semua lebih cepat menyebar. Yang kedua karena ini barang baru, jadi banyak orang yang panik ketika di komplain dengan media ini hehehe.
waduh, kok perasaanku tiba2 jadi gak enak ya? π
Hai Bloggers,
You talked about Blog Power??? hahahahaa
All your emotion power feedback to yourself.
enjoy !!!! (by yourself).
usul, ndoro. jawaban buat venus, kalo perasaan mulai gak enak, gampang aja, minum dicolgen atau bedrox perasaan aja.. belinya juga di apotik perasaan.. hehehe
Etika menulis di Blog?
Saya rasa sih, ndak ada. Yang ada adalah *resiko* menulis di blog. Kalau anda ingin menjadi manusia baik yang tidak ingin menyakiti siapa pun itu adalah *pilihan* anda. Atau sebaliknya, ingin menulis posting yang sekasar mungkin, yang menyerang pribadi orang lain, itu pun adalah *pilihan* anda.
Apapun pilihannya selalu ada resiko, dan keuntungan-kerugian.
Bener, kekuatan dari suatu blog sudah makin meningkat di masa sekarang ini. Tapi pertanggungjawaban dari isi blog tersebut juga harus kuat.
hahahaha… aku pernah itu, dikomentarin gini sama orang yang baca blogku..
“eh, tika ini kan kuliah di teknik elektro kan? kok mbahas gempa terus, gak pantes banget tho? mbok ya sesuai bidang gitu. jangan maruk maruk mo bahas semua..!!”
waduh…!!
sayah cuma bisa garuk garuk pantat…
mulakno.. beberapa waktu yg lalu saya dengar mak slenthing gitu di TV malaysia PM nyinggung blog-blogan. Apa masalah itu ya ndoro..?
Hallo bloggers yang budiman,
Kebetulan saya lah yg menugaskan Nila CS ke Malaysia, kali ini saya cuma mau meluruskan hal yang terjadi setelah Nila menulis di Maverick blog.
Supaya tidak sumir info yang didapat.
Apa yang dialami Nila di M’sia adalah benar 100 %.
Mengutip apa yang telah ditulis Ndoro:
(Kabarnya, pemerintah Malaysia dan stasiun televisi yang menugaskan jurnalis itu ndak senang kalau persoalan itu diumbar ke publik, apalagi lewat blog. Menurut mereka, semua keluhan hendaknya disampaikan langsung ke mereka atau minimal konsultasi dulu).
Bukan pemerintah M’sia yang tersinggung, pun Malaysia Tourism Board(MTB) headquarter, tapi perwakilan mereka yang di Indonesia yg kebakaran jenggot, ketahuan banget mereka punya staff nggak pro.
Adalah Nila yang secara struktur dia ada di bawah saya, sudah menceritakan semuanya, saya juga kecewa dengan apa yang di alaminya, dan akan menegur MTB Indonesia, tapi dengan tetap menjaga hubungan baik.
Saya setuju yang dialami Nila harus diketahui publik
Sayangnya Nila tidak bilang akan menulisnya di Blog, kenapa harus konsultasi? setidaknya kita bisa membantu sedikit cara menulisnya.Salah satunya misal dengan “menyamarkan” TV stasiun (seperti yg Ndoro tulis “stasiun tv swasta terkenal”)atau dia sebut bahwa tulisan dia sama sekali tidak mewakiki “stasiun tv swasta terkenal” yg menugaskannya karena dia freelancer. bahwa ini adalah curhat pribadi (namanya juga Blog).Toh dia tidak dilarang menulis pengalamannya saat dia shooting ketempat lain. Itulah salah satu rambu yg harus ditaati Nila secara struktural atau etika yang hanya melibatkan saya dan Nila.
Secara struktural saya marah padanya.
Blogger yang budiman, jangan berhenti menulis, karena kekuatannya adalah tulisan anda, blog hanya media. Tentunya jangan lupa ada respon positif dan negatif.
keep tell the truth !!
salam
gun
yaa kayanya sih hampir gak ada bedanya nulis di blog dan nulis di harian ternama. dibaca sama orang banyak. dan mungkin memang ditujukan supaya orang banyak itu membacanya.
lha kalok gak, sebaiknya nulis di buku diari yang ada kunci gemboknya itu bukankah?! π
Ndoro kakaung, Blog saya kok gak bersuara-suara ya ndoro, saya paling sering kesandung sama yang namanya polisi, ntah itu polisi lalulintas,Polisi pamong praja, atau polisi gadunga, mau tak umbar di blog takut di tembak di tempat he he,
eh aku sering lho komplen di blogku. dg judul yg ekstrim kayak ; all celphone providers in america are suck ! atau post office indonesia
bentar lagi kenak batunya neh hikhik…eh tapi yg aku tulis memang benar. masak tagihan celhpone tiap bulan salah. atau nelp ke Dell selama 6 jam hanya untuk nanyak garansi and ujungnya jawabannya GAK TAU.
kok jadi curhat seh…
hidup blogger indonesia..
hidup blogosphere. π
bosku kapan tersinggung ya ndoro? wis tak elek-elek ning blog kok belum kerasa juga. Aku kurang terkenal po? *sok seleb*
hahaha…si tito kasian amat sih? “aku kurang terkenal po?” tolong bilangin, mas. bukan kurang ngetop, tapi blognya emang njengkingan, dibukanya susaaaah dan laaaaaama. duh!
ndoro, keren tuh, bosnya bu nila tanzil klarifikasi di sini :D. berarti beliau salah sati fans njenengan ya? hahaha…
btw, ndoro. njenengan kok jadi serius nanggepin tulisan saya soal tulisan njenengan ( !! ). padahal aku mung iseng mbales keisengan njenengan waktu itu lho . gotcha !! π
[…] Saya mendapatkan cerita ini di blog sebelah. Menurut blog sebelah itu, kasus ini bermula ketika Malaysian Tourism Board mengundang 190 jurnalis dari seluruh dunia untuk meliput pembukaan Floral Festival 2007 bulan lalu. Acara ini merupakan bagian dari kampanye wisata Visit Malaysia 2007. Sebuah televisi nasional yang mendapatkan undangan itu lalu menugaskan awaknya meliput acara itu, terdiri dari penyiar wanita, kamera, dan kru pendukung lainnya. […]
Wahh, ada boss Gun disini. Seneng banget si boss kasih komentar dan nulis “Keep tell the truth” π
Seperti sms yang kukirim ke boss-ku ini bbrp hari yg lalu, aku tulis bhw Mahathir Muhammad bilang gini di salah satu konferensi (mengutip Malaysiakini):
“We need the help of bloggers and the Internet. Help to tell the truth”.
Mahathir melihat blog sebagai the second superpower — the power of public opinion. Salah satunya karena aksesnya yang tidak terbatas, bisa mencakup siapapun di seluruh dunia. (gila gak tuh, Mahathir aja menyadari the power of blogging dan meng-encourage bloggers to keep on telling the truth)
Wah, makanya seneng bgt nih 3 hari kemudian nemuin boss disini. Seneng banget kalo si boss setuju dan satu suara. Gak papa deh dimarahin secara struktural, yang penting udah ikutan memberi kontribusi terhadap kemajuan blog di Indonesia dan juga mendukung freedom of speech and expression di negara ini – selama yang ditulis benar tentunya. Cieee.. Ya nggak, bloggers? π (kok jadi serius gini.. hehehe)
Ndoro, saya suka dengan sarannya Ndoro Kakung yang terakhir… hihihi π
ndoro, untung belum ada UU Blog di indonesia ya.
cieeeee…adu posting……oke dueh…
setubuh Ndoro…..!!
pasti seruuu
salam kenal ndoro….
ealah blog itu dahsyat juga ya. Berarti kita harus hati-hati juga kalo curhat di blog ya???? Duh….jangan sampe ada lembaga sensor blog nanti…..
salam….
Waduh, kok serius ngene ndoro? Aku mampir arep dolek hiburan. Aku wes ngelu nang kantor kok ditambahi masalah. Wes ra sido mampir.
ndorooo.. minta di-arrange ketemu paklik isnogud.. biar saya bisa menyalahi kodrat saya yg ndak bisa eh ndak pede nulis..:D *huuuaaaaa* Saya siap sedia ketiban pulung..
*Cool ndoro..*
wah … tak ajari nge-blog ae rakyatku
ttd
adipati + rakyat
yang tidak punya blog
kalimat di atas ini, maksudnya apa ya ndoro?
*slaha pokus*
Bukankah seharusnya judul tulisan Ndoro Kakung ini “Malaysia Pecas Ndahe?” π
Salam Dari Seberang,
Maaf saya tidak bisa menulis dalam bahasa Indonesia. Saya nukilkan ke dalam behasa Malaysia sahaja.
Kuasa blog semakin hebat sejak akhir-akhir ini. Banyak yang menjadi isu diluahkan di blog sahaja. Mungkin kesnya tidak sama di Indonesai (saya fikir). Tetapi di Malaysia blog menjadi peranan yang amat besar. Apa sahaja yang kamu tulis bisa memberi impak yang hebat.
Di Malaysia, apa sahaja diblogkan. Malah, bapak2 menteri juga mempunyai blog mereka sendiri. Juga partai-partai yang bukan kerajaan. Mereka menggunakan blog untuk berbincang mengenai isu-isu yang tidak boleh diwar-warkan di media cetak. Baru-baru ini ada dua orang pemblog dikenakan tindakan mahkamah di Malaysia. Besar sekali penangan blog di negara saya.
Apapun, tujuan saya memberi komentar disini hanyalah ingin memberitahu, di Malaysia, isu blog adalah sesuatu yang sensitif….
Sambung bacaan kamu di http://sloone.wordpress.com/bloggers-united/ juga di http://kickdefella.wordpress.com/2007/03/01/band-of-bloggers-to-support-or-not/
Sekian..
[…] Dan jika ini benar, pun gayung bersambut. Menurut, ndoro kakung, ndoronya (baca: juragan) blogger terkemuka di Indonesia, wartawati sebuah televisi swasta yang bikin heboh dengan personal report dalam blog-nya pun ternyata juga bekerja pada konsultan pi ar. (Karena keterbatasan saya dalam berburu informasi, yang ini saya agak ragu, apa iya kerja pada media dan konsultan pi ar, atau ??? halah) […]
pak PM ngomongnya sengak tenan ya ndoro…
Tapi terus terang agak miris aku nyinggung2 my, sensi getoohh…
I kind of understand what Nila went through in her short trip to Malaysia recently but where is ones integrity as a journalist to narate to an unofficial reporting – bloging? However her less than exiting experience with M’sian govt bureaucratic crapin is understandable. You may critisize shortcommings but readers perception would be marred by the angle of ones angle of writing. I am truly sorry for the stupid remarks from the so called Minister but make peace not war k, Nila
Totally agree with Ndoro about the power of blog.
WTG, bloggers!
Please read this latest response from Malaysia’s Ministry of Tourism in today’s The Star newspaper:
‘Why Indon TV crew couldnβt film’
http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2007/3/16/focus/17158068&sec=focus
emang malaysia selalu rese sama kita. Liat saja kasus ambalat. Pesawat ama kapal perang-nya cuman berani “gertak” TNI-AL. di kejar malah kabur…Wah coba sekali” mereka adu di Laut atau Adu di dalam hutan kalimantan, Kira” sapa yach yg menang?
Liat aja mahasiswa-nya di Yogya, bahkan pernah ada kasus di kostku,mereka mabuk dan buat keributan di kostku. Kebetulan di kost-ku banyak Anak Makassar..di kejarlah mereka pake parang dan lari terbirit-birit. padahal badan mereka gede”.kekeke.dasar penakut,cuman tau bikin ribut…lempar batu sembunyi tangan…!
Biarin aja tu Menteri Parawisita Malaysia berceloteh…emang oon tu
ya saya? π
komen2nya lucu2…
bertetangga kok berantem mulu ya ..ndoro..
capeee dehhh!!!!….
aku seh milih damei…
instropksi diri masing…
yg pasti…
apapun komen org ttg ngeblog..
aq ngeblog terussss…
free your mind!!
Wahhh… benar banget saran Bapak..yesss Bloggers bersatu…
I like Your Article about Corong Pecas Ndahe Ndoro Kakung Perfect just what I was searching for! .
HCG Levels in Early Pregnancy Thanks for writing this, it was very handy and helped me quite a bit…
Thanks for writing this, it was very handy and helped me quite a bit…