Kebangkitan Pecas Ndahe
Mei 20, 2008 § 18 Komentar
Hari ini, seratus tahun yang lalu, Dr. Sutomo bersama sejumlah mahasiswa STOVIA mendirikan sebuah perkumpulan yang disebut Budi Utomo. Apa yang membuat perkumpulan ini dibikin?
Setahun sebelumnya, konon, seorang dokter dengan suara yang melodius sengaja datang menemui para mahasiswa STOVIA itu. Ia mengimbau agar para calon dokter bumiputra itu bekerja mengumpulkan dana untuk membantu anak-anak muda Jawa, agar mereka yang cerdas dapat masuk ke lembaga pendidikan Belanda.
Dokter sepuh itu adalah Wahidin Sudirohusodo, seorang priyayi dengan wajah yang damai dan sikap yang arif.
Di kemudian hari, Wahidin, Sutomo, juga Cipto Mangunkusumo dan kakaknya, Gunawan, dikenal sebagai tokoh-tokoh pergerakan Indonesia — lambang kebangkitan nasional.
Seandainya mereka masih hidup sekarang, entah apa yang akan mereka katakan dan lakukan ketika melihat Indonesia yang modern, tapi rakyatnya masih banyak yang miskin dan tingkat pendidikannya belum merata. Banyak gedung sekolah yang reyot, bahkan ambruk, dan muridnya paria.
Hari ini kita mengingat kembali berdirinya Budi Utomo, 100 tahun Kebangkitan Nasional, dengan bangga dan prihatin.
Merdeka!
100 tahun Hari Kebangkitan Nasional, seharusnya bukan Kebangkrutan Nasional….
Apalagi kalau lihat foto artikel sebelumnya itu ya ndoro.
Kira-kira mereka bilang apa…
ngaturi uningo ndor, mboten sok keminter lhe.. ampun duka..
“Merdeka !” niku lak nggi pitulasan… lha nek ngge kebangkitan nopo mboten “BANGKIT!” .. mekaten ?
@Abihaha
lha mereka yg bakal teriak.. merdeka 😛 ( sorry ga berniat offending pekik 17-an lho.. sarkasme saja.. )
*kalo politikus kita ini kayak pejuang kemerdekaan rakyat gabakal susah deh..
yg patriotik kayak pejuang kemerdekaan sekarang ini lak cuman blogger to? 😉 >:)
merdeka juga lah…. *ga tau merdekain apa*
Mungkin resensi dari sebuah buku berjudul “Seabad Kontroversi Sejarah” ini juga patut dibaca ketika sedang merayakan kebangkitan nasional yang mana semua harga-harga termasuk BBM juga akan bangkit ini 😀
http://www.panyingkul.com/rssview.php?id=480
iya ndoro kapan ada lagi orang2 seperti mereka, ndoro terus berjuang seperti mereka
ngomong2 stovia, saya pernah masuk ke situ, dan lucunya tiket masuk cuma 250 perak, dan saya bertiga adalah satu-satunya pengunjung di tempat itu, padahal hari itu adalah hari libur.
He eh….seratus tahun setelah BU..njur BBM naek..
opo2 naeekkk…korupsi jg naeekk..
Signifikan to???
Nur mau dikemanain bangsa ini…blaiiik
Duh Gusti..
Nyuwun pangapunten
mengenang dengan bangga dan prihatin :d tepat!
Kita masih bisa bangga dengan Indonesia ! Hiduplah Indonesia Raya !
saya setuju sama dosen muda di kortem minggu kemaren, kebangkitan nasional harusnya tiap hari, jangan cuma setahun sekali…soalnya orang kita pelupa 😀
Saya masih bangga dan perihatin dengan indonesia juga….
Tapi merdeka!!!
Saya jadi mikir, kenapa acara Kebangkitan Nasional kali ini dibikin meriah banget di Senayan ya ?
Apa karena 100 tahun peringatan atau sekadar memberikan “awalan” sebelum BBM betul-betul dinaikkan?
Ah!
saya tetap op-tim-is..
Saia setuju dgn Mas Kopdang,,,
Saia tetap optimis…
Seperti slogan yg baru dipopulerkan SBY..
Indonesia Bisa!
Salam kenal…
Bagi saya, kebangkitan nasional itu sebuah proses dan tonggaknya tak bisa disederhanakan dengan menetapkan tanggal tertentu dari seubah momen tertentu, dari perkumpulan tertentu.
Hanya saja, ketika sekalipun seabad kebangkitan nasional dirayakan dengan megah, tapi sebagian besar orang sudah tidak lagi merasa tergugah, pastinya ada masalah dengan konstruksi tentang bangsa, setidak-tidaknya tentang kebangkitan bangsa
[…] perkumpulan yang menjadi simbol kebangkitan Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Mengutip cerita Ndorokakung, setahun sebelum berdirinya Budi Utomo, Dr Wahidin Sudirohusodo adalah tokoh kunci yang sengaja […]
hadiah satu abad kebangkitan nasional : BBM BANGKIT!
hadiah terindah, ya Ndoro..