Wadehel Pecas Ndahe

Mei 29, 2007 § 22 Komentar

Tersebutlah sebuah taman. Di dalamnya tumbuh seribu kembang. Ada yang cantik dan menarik kumbang datang. Ada juga yang bahkan kupu-kupu pun enggan menghampiri.

Tak semua kembang di taman bermekaran. Sebagian bahkan mati sebelum kuncup. Ada kembang yang lekas mekar secepat ia layu. Ada yang butuh waktu lama untuk mekar tapi bertahan hingga detik ini.

Seribu kembang terus bermekaran setiap hari. Mati satu tumbuh seribu. Karena hidup jalan terus, dengan atau tanpa kembang. Semoga yang pergi sempat memberi arti …

*) A tribute to Teguh aka Wadehel, a blogger turns a legend.

§ 22 Responses to Wadehel Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke yati Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Wadehel Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta