Gogon Pecas Ndahe
Agustus 23, 2007 § 22 Komentar
Sampean tahu Margono alias Gogon kan? Iya, Gogon yang pelawak anggota Srimulat itu. Nah, pelawak yang punya ciri khas jambul di ujung kepalanya itu ditangkap polisi pada Rabu dini hari lalu di rumahnya di Tangerang karena sering ngisep sabu-sabu.
Saya cuma bisa geleng-geleng kepala membaca berita itu. Apalagi setelah tahu pengakuan Gogon bahwa ia bisa terjerat barang laknat itu gara-gara pergaulan di kalangan artis [tuh … kan, makanya saya ndak mau jadi artis, hehehe …].
Dunia artis, dunia yang gemerlap, memang sering disebut-sebut dekat dengan dunia kenikmatan sesaat yang bisa membawa celaka. Gogon bukan yang pertama. Beberapa rekannya sesama pelawak, seperti Polo, Doyok, dan Derry, juga artis lain seperti Roy Marten, sudah lebih dulu masuk hotel prodeo karena tersandung kasus yang sama: narkoba.
Mengapa mereka sampai bisa terjerat narkoba?
Tentu saja sampean bisa bilang, narkoba dan narkotik memang bisa menyeret siapa saja, bukan hanya kalangan artis. Olahragawan, seniman, pengusaha, polisi, tentara, juga anak sekolah pun banyak yang nyabu.
Memang, tapi kenapa? Karena penasaran, saya pun mencari Paklik Isnogud. Siapa tahu dia punya jawaban yang bernas dan cergas.
“Paklik, kenapa sih orang-orang seperti Gogon itu harus nyabu?” saya bertanya kepada Paklik yang lebih suka melinting dan mengisap tembakau Marsbrand ketimbang nyabu itu.
“Embuh, Mas. Ia mungkin hanya pengen berlagak. Barangkali karena alasan lain?”
“Untuk berlagak? Maksud Paklik?”
“Mungkin Gogon menganggap sabu-sabu, ekstasi, sebagai lambang gaya hidup, pergaulan. Narkoba kan juga bisa jadi lambang tingkat sosial-politik.
Tentu saja ini ada dalam suatu masyarakat, ketika benda itu merupakan benda langka yang hanya dipakai oleh kalangan atas, dengan semacam kepercayaan: ia bisa membikin orang lain iri.
Narkoba dan sebangsanya itu idaman mereka yang hendak naik tingkat, dengan pelbagai hiasan lahiriah, ke dalam the previleged few.
Mereka itu biasanya datang dari kalangan yang suka snob. Seorang snob memang seorang yang selalu dengan susah payah menghindari diri dari menjadi orang kebanyakan.
Gogon adalah seorang snob. Kita umumnya juga snob, yang mengenakan gaun atau kaos Prada ketika orang yang terpandang mengenakan merek itu, dan menanggalkannya ketika orang justru ramai-ramai membelinya.
Snobisme biasa menghinggapi orang-orang kaya baru, para nouveaux riches. Orang yang sudah sejak dulu kaya, seperti saya ini Mas, dan cecunguk mlarat seperti sampean, jelas kebal penyakit ini. Dan, itulah yang membedakan kita dengan mereka, orang-orang seperti Gogon itu Mas, hehehe …”
Halah. Mendengar kata-kata Paklik itu saya cuma bisa misuh: wedhus!
narkoba banyak menghinggapi seleb di dunia artis..kalo seleblog seperti sampeyan dihinggapi apa ndoro?
mbelgedgez tenan si gogon kuwi… ngikutin jejaknya doyok, polo dan derry. habis keluar dari penjara nanti pasti hidupnya lebih susah. manggung gak laku, dhuit gak punya. ‘cen mbelgedhez kok si gogon itu…
Ach kali ini saya cuma mau ikutan misuh-misuh ke paklik isnogud: wedhus! … o ya kalau seleblog seperti ndoro mungkin cuma dihinggapi diajeng kali ya??? 🙂
kalo kere seperti saya ini ya cuma dihinggapi kupu-kupu … 😀
.. tapi saya males pake baju bermerek sejenis mango atau apalah itu, rugi ndoro, banyak yang pake yang aspal, lha cilakak to, apa iya saya musti cantelin tulisan ‘ini asli’ rugi banget dah beli mahal-mahal terus dilirik dengan lirikan ‘itu pasti aspal’ huihihihi… rugiiii..
analisis yang tajam, hehe…saya snobis juga kok. tapi emoh nyabu. Nyapu saya sering, biar latar bersih selalu.
apa beda gogon ama roy?
gogon jambulan, roy kumisan
apa kesamaan gogon ama roy?
sama-sama seleb
sama-sama pengin beken
sama-sama suka srimulatan (baca: dhagel)
hehe
karena penak itu enggan berbagi!
mesakke tenan koe gon….gogon…. sapa aja bisa kepleset saudara2. jadi…waspadalah….waspadalah!
halah! ngaku ngaku kere,
nanti duitnya ilang dan jadi kere beneran looh…
hihihi
“Melik Nggendong Lali” nafsu bisa bikin orang lupa.
Kalo udah kejadian nyesel….
Wes…wes….
Wah… paklik isnogud memang mantab.. dalem.. dalem… perlu diresapi ini….
Saya gak snob loh ndoro, berarti saya termasuk yang cecunguk mlarat atau orang kaya lama ya ? 😀
hiks sedih…*snob..snob*
luar biasa penjelasan dari paklik isnogud, jadi terharu 😀
[tuh … kan, makanya saya ndak mau jadi artis, hehehe …].
emangnya sampean ada yang pernah nyebut situ artis? bagi tipsnya dongs…
kalau mas wic jadi artis, pasti ngalahin gogon mas
sayang gak ada yang mau kontrak mas 🙂
gogon pecas ndahe. . .. rambutnya dikit seh
kena srengenge mlethek
Keren Pakde… dialaog sampeyan karo Lik Isnogud… jan sakpore, makanya Om Bob Sadino selalu pake celana pendek, mungkin krn beliau snobisme 🙂
trnyata yaaaaaaaaa…si gogon…
hdup d jaman skg emg susah.lmyan bosan jg dgr bnyak artis make gtuan…gtu aja commentx…
narkoba? gak kenal kelas, artis atau orang biasa, kaya atau miskin. it’s mentally. yang bobrok yah bobrok aja, kayak gogon itu..
aku tetangga gogon merasa prihatin atas kejadian itu… dari wong pengging,surobayan