Sensasi Pecas Ndahe

November 8, 2007 § 60 Komentar

Bagaimana tips jitu menarik pengunjung, memanen komentar, dan menaikkan traffic blog?

Beberapa blogger kondang membocorkan rahasianya ke saya. Menurut mereka — tentu saja sambil bisik-bisik supaya ndak terdengar blogger lain — resep sukses nge-blog itu adalah bla … bla … bla … bla …

Halah, ternyata sangat mudah. Semudah membalik tangan. Tapi saya ndak mau percaya begitu saja. Karena penasaran, saya lalu iseng-iseng mempraktekkan ilmu ajaran mereka itu.

Sampean juga bisa melihatnya melalui posting-posting saya beberapa hari ini, termasuk soal lelucon perempuan dan bola yang “keterlaluan” dan “a tribute to Sarah” itu. Hasilnya?

Gotcha! Tips itu ternyata terbukti manjur. Saya panen komentar. Traffic melonjak bak harga minyak dunia. Sukseskah saya?

Seorang biggest fan pengkritik saya yang paling tajam ternyata mencium akal bulus itu. Ia langsung mencibir taktik busuk saya itu. Ia menyebut saya tak lebih dari sekadar pencari sensasi yang cuma bisa bikin posting sensasional.

Lewat sambungan YM, dia bahkan menyindir saya dengan menunjukkan potongan tulisan lamanya yang artinya [setelah sedikit dimodifikasi] kurang lebih begini.

Sampean cuma seorang pecundang:

if you only want hundreds of blogger friends listed in your blogroll!
if you are only after hundreds of comments (quantity over quality? not a wise move baby!) in each of your entry!
if you wanna be the next rising celeb in indonesian blogosphere!
if friendster testimonials that can take you to the seventh sky and boost your not so confident nature are your only main goal!
if you only wanna test and participate in all those new innovations in blogging world!
if you wanna see your name blinking in each and every single blog community!

Aduh, saya seperti tertohok pisau pas di ulu hati. Dengan malu-malu saya mengaku terus terang: saya tak lebih dari sekadar pecundang, pencari sensasi. Statistik adalah roket yang menerbangkan ego saya ke angkasa. Saya pemburu podium orang terkenal. Seleb!

Padahal saya sebetulnya hanya blogger abal-abal yang hanya berharap bisa memanen komentar dan traffic dari posting-posting yang sebetulnya ndak mutu, ndak mencerahkan, ndak berkualitas.

Eh, tapi, tapi, tapi …. errr, saya boleh membela diri dong. Saya perlu klarifikasi kenapa saya melakukan segala daya upaya untuk mendongkrak popularitas.

Ranah blog itu kan wilayah yang sangat luas, dengan populasi begitu padat. Konon, di Indonesia saja ada 130-an ribu blog. Di luar sana tentu lebih banyak lagi. Mungkin ratusan ribu, mungkin jutaan. Saya ndak tahu.

“Kita hidup di belantara teks,” kata Paman Tyo. Di ranah blog, kompetisi menyedot perhatian pengunjung amat ketat. Seorang blogger ndesit seperti saya pasti cuma debu di lapangan yang sangat luas. Mana mungkin saya bisa stand out among others kalau cuma bikin sesuatu yang biasa-biasa saja?

Jadi saya harus survive. Saya harus mencoba segala macam cara agar dapat bertahan dalam persaingan bebas ini. At any cost. Termasuk ndak mau ganti url baru hanya karena alamat yang lama punya PageRank atau peringkat Technorati tinggi. Ups!

Jadi boleh dong saya menulis apa saja di sini? Ndak dilarang kan saya mempraktekkan ilmu pemasaran blog lewat cross posting, bikin sensasi dengan menyebar kabar bohong tentang seorang blogger yang kena stroke demi popularitas semu, sedikit flirting ke sana kemari, atau sesekali nulis yang agak-agak “jorok”?

Yang penting pengunjung senang. Ego mereka terelus-elus. At least, I don’t kill anyone with my posting. Halah.

“Ooo .. jadi sampean cuma mau terkenal? Hanya ingin mendapat banyak komentar dari para pemuja “pertamax” itu? Sampean cuma mau disapa true believer dan menghindari sparing partner?

Huh, trembelane! Berarti kualitas sampean cuma segitu, Ndoro. Cetek!

Kalau cuma begitu, saya juga bisa, Ndoro. Saya tinggal bikin posting sensasional, mengancam blogger lain untuk menutup blognya, rajin nyambangi blogger tertentu dan meninggalkan komentar “pertamax” hanya sekadar unjuk diri, atau bikin kopdar tiap hari di seluruh Indonesia.

Dalam sekejap, saya pasti terkenal. Komentar bejibun. Statistik meroket. Jadi seleb.

Tapi, apa sampean cuma mau begitu-begitu saja? Apa sampean ndak mau berbuat lebih dari sekadar ingin terkenal, Ndoro? Apa sampean ndak ingin memuaskan dahaga kami-kami yang setiap hari merindukan bacaan yang sehat setelah kami tak mendapatkannya lagi di surat kabar, majalah, dan novel-novel picisan itu?

Good blog is the answer to my need for a media that ease me in having sufficient number of good inspiring posts for daily reading!

Nevertheless blogging is bottom of line about writing, no?” [Ā© Nana]

Modyar! Disikat begitu keras, saya cuma bisa melongo.

Why me? Lah kok saya yang harus menanggung beban? Berat betul jadi blogger itu ya? Padahal saya ini bukan siapa-siapa. Please, deh!

Terus terang, saya merenung lama setelah mendapat pukulan jab yang telak itu. Dan, akhirnya saya jadi malu sendiri.

Setelah saya pikir-pikir, barangkali dia benar. Ngapain saya buang-buang waktu, tenaga, dan bandwidth hanya untuk menghasilkan sampah? Untuk apa saya cuma menghambur-hamburkan energi untuk sesuatu yang ndak ada gunanya buat orang lain? Ngapain kerja keras untuk sesuatu yang ndak penting?

Hanya orang sesat pikir seperti saya yang selalu merasa apa yang telah saya lakukan itu bagus. Bahwa menarik banyak pengunjung dan komentar adalah segalanya. Menjadi seleb adalah tujuan.

Padahal nge-blog itu [mungkin] mestinya lebih dari sekadar membuat hal-hal yang sensasional.

Ndak usah hiraukan statistik. Sharing lebih penting. Berbagi ilmu dan belajar bersama dengan blogger lain itu lebih asyik. Menyebarkan kebaikan, kebenaran, kerendahan hati jauh lebih mulia. Seperti kata orang-orang pinter itu, nge-bloglah dengan hati dan bahasa cinta.

Lewat blog saya mestinya juga bisa membantu orang lain — misalnya, mencari dana sekolah untuk anak-anak tak mampu [Ā© Bangsari].

Ah, rupanya saya mesti belajar banyak dari kawan-kawan, sampean semua, tentang blog, juga kehidupan ini …

[Terima kasih untuk semua yang sering berkunjung ke sini, meski tak meninggalkan jejak komentar apa pun. Saya angkat topi buat sampean.]

§ 60 Responses to Sensasi Pecas Ndahe

  • Rystiono berkata:

    Sebenarnya saya jadi yang pertamax…tapi nggak lah…* malu mode on *

    Kalo saya udah jadi blogger sejak 2001, cuma mungkin formatnya belum bisa dibilang blog. Mulai bener2 jadi blogger tahun 2004, belum “ngeh” dengan yang namanya blogwalking, trekbek, dll. Pokoknya nulis…

    Baru di 2007 ini aku ngerti semuanya ndoro.

    Bagi saya cuman satu hal, “saya menulis karena emang ingin menulis”, nggak ada yang komentar juga ga masalah. Lah wong emang posting cuma bermutu untuk diri saya sendiri. Buat orang lain sih…nggak tahu ya…

    Sorry loh ndoro, komentarnya kepanjangan…

  • hoek berkata:

    “mengancam blogger lain untuk menutup blognya,”
    hmm…sefertina saia sedikid mengerti maksudna….. šŸ˜‰
    ah, dan soal sensasi, saia juga setuju sangadh sama yang ngritig ndorokakung :mrgreen:
    saia sendiri sih ngeblog buad nyari fengalaman + temen + fengetahuan, walofun blog saia isinya samfah smua T_T

  • Anang berkata:

    yup sharing itu penting ndoro.. sepakat sayah

  • stoney berkata:

    Dimana pun saya berada tiap hari (hampir) saya baca blognya ndorokakung ini dan tidak pernah meninggalkan jejak. Berilah saya bacaan yang bermutu ndoro, please.

  • antobilang berkata:

    meski postingan ndoro kadang saru atau nyerempet2, tapi saya suka kok.
    itu realitas yang mau disampaikan ndoro.
    ngeblog ya ngeblog ajah ah ndoro!

    jaikunan lagi yuk, ndor???

  • fisto berkata:

    saya sering dateng ke sini, ndoro. tapi gak pernah meninggalkan komentar…

  • true worshipper berkata:

    kepercayaan (yang tidak buta) itu kan sejenis pemujaan di level yang paling kan, termasuk pemberian beban eh tanggung jawab lebih …

    šŸ˜€

  • galih berkata:

    posting ini sebagai antiklimaks dan akan lebih menaikkan traffic lagi. strategi yang mantab mbah kung! šŸ™‚

  • fitri mohan berkata:

    aku selalu suka gaya “nyodok”mu ndoro.
    pelan, santai, tapi daya gedubraknya ampun2an.

    belajar billiard dimana tho dulu? pasti di jalan diponegoro deh.

  • Vavai berkata:

    Setuju pada Galih, rendah hati menaikkan mutu ya Ndoro, hehehe…

  • .\Dogol berkata:

    terima kasih untuk semua, Ndoro…

  • cinta.bening berkata:

    “Ndak usah hiraukan statistik. Sharing lebih penting. Berbagi ilmu dan belajar bersama dengan blogger lain itu lebih asyik. Menyebarkan kebaikan, kebenaran, kerendahan hati jauh lebih mulia. Seperti kata orang-orang pinter itu, nge-bloglah dengan hati dan bahasa cinta.”

    Setujuuuuu bangettt Ndorooo, nah ini dia yang bikin makin cinta sama Ndoro šŸ˜›

  • jalansutera berkata:

    sensasi mbelgedhez… šŸ˜›

  • andrias ekoyuono berkata:

    selalu saja menemukan angle untuk menulis, mengubah hal yang biasa menjadi tulisan yang maknyuss, that’s why saya rajin ngunjungin blog ini. I learn a lot from you ndoro !

  • kw berkata:

    santai ndoro. melakukan hal tak penting, nyampah, itu PENTING. ada atau tak ada gunanya bagi orang lain, itu hanya masalah persepsi saja kan. šŸ™‚

  • balibul berkata:

    ini postingan yang teramat keren setelah diajeng…JAB !!
    Upper cut nya mana bos?…btw, cerita diajeng nya mana lageeeeee…kangen je. besok ya jam 4 sore dipublish

  • -tikabanget- berkata:

    duh, sayah kan udah minta maap dan klarifikasi, pakdhe..
    *hiks*

  • Ndoro Seten berkata:

    Lagi sadar to Ndoro?

  • dhethee berkata:

    Hahaha aku ketawa geli baca postingan ini ndoro..
    buat aku pribadi..membaca blognya ndoro itu sudah menjadi sebuah rutinitas di pagi hari..seperti membaca koran saja..kalo blom baca postinganmu rasanya ada yang kurang deh..
    aku suka baca tulisannya ndorokakung karena isinya macam-macam..kadang begitu ringan, lucu, kadang prono , kadang membuat berpikir..berpikir mumet karena ga ngerti hihihihi..
    pokoknya terus menulis ya..

    ndoro,ini termasuk stategi menaikkan traffic juga kah ? ;p

  • dewi berkata:

    makasi ndoro, udah angkat topi buat saya *wink*, saya khan silent readernya ndoro, huehehehe.. maklum, klo komen saya ga nyambung, mending ga usah komen.

    eh, iyah.. itu sebenernya amanta terselubung loh ndoro..berat klo udah urusan ma nana! šŸ˜€

  • dewi berkata:

    amant ndoro.. bukan amanta, doh! maaf.

  • silentreader berkata:

    thanks ndoro, udah angkat topi buat awak juga šŸ™‚ awak niy juga silent reader-nya ndoro yang setia hehehe

  • Epat berkata:

    Republik blog ini cuman punya satu Undang-Undang Dasar yaitu Etika. Bukan begitu ndoro?

  • pitik berkata:

    hehehe…ndoro ki jan top markotop..jos gandhos..yes netes-netes tenan nek nggawe tulisan…

  • kalengkrupuk berkata:

    PERTAMAX!!! Woi!! PERTAMAX!! Ko dikasi premium? Mogok ntar motor gua dah!!

    Lha kalo nDoro mengklaim dirinya sendiri sebagai blogger abal-abal, berarti saya harus mengklaim saya sendiri sebagai nearly non-existent, nDoro.

  • Hedi berkata:

    kita liat, apa sensasi ini juga menuai komentar šŸ˜€

  • gemblung berkata:

    ndoro…, strategi rendah hati dan ngaku blak-blakan ini, sekarang siapa lagi yang ngasih tahu?
    two thumbs up for you…!

  • bee berkata:

    Saya kesini gak perlu ama Ndoro kok. Saya cuman pengen tau (bahkan penasaran) gmn kabar Diajeng. Itu aja. šŸ˜›

  • RIZKI EKA PUTRA berkata:

    Pada dasatnya semua bloger kepingin blognya selalu dikunjungi orang! Tapi ada satu hal yg kadang2 kita lupa! Berbagi perhatian itu yang paling mulia! Jadi silaturahmi adalah kata kuncinya!

  • kenny berkata:

    wes tho ndoro gak usah nulis sing jorok, lha wong liat orangnya aja udah tahu kog klo ndoro jorok, genit pisan hahahahh pizzz deh ah šŸ˜€

  • kenny berkata:

    oh yeeeeee udah kluar penampakanku šŸ˜‰

  • halah_mak! berkata:

    aku kemari karena merasa nyaman, ndoro..
    keep blogging!

  • haikal berkata:

    klo postingan yg ini termasuk yg untuk menarik pengujung bukan … ?

  • Totoks berkata:

    sensasi apa bukan yang penting setiap saya baca blog ndoro saya musti ninggalin komentar… bagi saya wajib karena ndoro telah berbagi dengan kami.. (a tribute to Ndorokakung) šŸ˜€

  • gali berkata:

    hehehhe iye, sarapan pagi baca ndoro kakung dulu
    lama lama ketagihan juga
    topiknya santai, lucu, unik dech

    kamsiah aja dech

    salam

    Gali

  • upikabu berkata:

    Oh ini tho ndoro posting yang ndoro jelasin di telpon tadi malem, 2 sks kuliah tentang esensi blogging šŸ™‚

    Setuju sama si big fan pengkritik itu, no offense untuk para pertamax tapi to be honest so annoying..for me mendingan blog ku gak dikomentarin daripada dikomentarin hanya oleh para pemuja pertamax itu.. Quality is above quantity. Mendingan traffic biasa-biasa aja, tapi yang baca emang orang-orang yang terseleksi selalu dateng lagi becoz for what I share there..and then put a quality comment becoz they’re qualified šŸ™‚
    not just a pertamax maniac..

  • brokencode berkata:

    untung saya gak punya blog. brokencode.biz itu tempat sampah dowangwangwang.

  • venus berkata:

    pertama. lho, ini nyindir saya juga ya? saya gak pengen punya ratusan temen kok, ndoro. MEREKA yg pengen jadi temen saya, wahaha…

    kedua, emang kenapa kalo sebuah blog ‘ga ada isinya’, tulisannya gak mutu dan gak membawa sesuatu yg baru dan mencerahkan pembacanya? ya gak pa-pa juga toh?

  • aprikot berkata:

    paling penting ndoro, ngebloglah dengan jujur.

    nda usah pedulikan apa itu pagerank dan brapa banyak koment yg didapat.

    betul itu kata guru menulis saya, si nananias…

  • daustralala berkata:

    ini juga salah satu posting buat narik komentar kan? kakakaka…

  • catur pw berkata:

    Tenang Ndoro, Seleblogist emang kerap diterjang Gossip.
    Makin banyak sensasi, Gossipnya makin sip juga kan.. šŸ˜‰

  • Aris berkata:

    ini namanya mencoba bersikap “low profile but high traffic”, buktinya utk komen saja saya harus antri di urutan 41 šŸ™‚

  • jejakkakiku berkata:

    that’s so true! oleh sebab itulah kadang saya tidak bisa langsung menulis, karena menulis sesuatu itu perlu juga baca ‘prentilannya’ karena klo cuma sekedar menulis, rasanya banyak orang deh yang bisa šŸ™‚

    thanks ndoro, dah mulai mencoba mengingatkan saya dengan tulisan ini šŸ™‚

  • Hiu berkata:

    ……”Halah … ngono ae loh”

  • Hiu berkata:

    duh…kecolongan..

  • Anto berkata:

    Ndoro ini,
    Disatu sisi pengin jujur & low profile,tapi disisi lain teteeeep biar banyak pengunjung heheheeee

  • yati berkata:

    saya pikir bakal nyindir saya, ternyata tetep menyanjung diri sendiri :p saya memang sedang berniat menutup blog saya karena isinya ga berguna. Satunya marah2 mulu, satunya menye2 mulu. tapi…buku harian ga pernah cukup menampung semua kemarahan dan ke-sok-romantis-an saya.
    gimana ya?
    maaf, jadi numpang curhat. :p padahal saya udah tau, comment saya cuma setitik debu di blog seleb. tapi ini serius, ndoro!

    eh, iya….soal “postingan tentang stroke….”…upssss, ga jadi. hmmm, bijaksana atau bijaksini, sama susahnya!

  • puput berkata:

    anu..blog bagus menurut saya blog nya dewi lestari, membawa pencerahan buat orang lain. satu artikel nya aja jadi pemicu buat khalayak berbuat baik. kapan ya bisa sepinter dia?

    nuwun
    -puput-

  • ariawan berkata:

    menanggapi kritik dengan baik.. seorang blogger berjiwa besar..

  • Abi_ha_ha berkata:

    munyuk maut berkata;
    Mboten menopo-nopo ndoro. Buat saya ndoro ini ‘guyub’ seperti ngobrol sama pakdhe paklik di kampung sana.
    Bisa jadi obat rindu kampung (lho…?)

  • mbakDos berkata:

    yang model begini ini tho yang bikin laris?

  • tj berkata:

    beberapa kali saya mencoba menulis blog, ndoro. tapi apa daya? waktu tidak ada. otak kurang pintar untuk dibagi. referensi sangat terbatas. kisah sehari-hari kurang lucu (bahkan tidak bisa dilucu-lucukan). wajah tidak ganteng untuk difoto dan dipampangkan. pergaulan terbatas. dsb dsb.

    lagipula, kalaupun sudah menulis blog dan ngetop, habis itu… njuk ngopo???

  • PeTeeR berkata:

    saya seh gak ngerti segala aksesoris duniawi (istilahnya anto). yg penting ngoceh bebas aja di blog. terserah orang mo bilang apa.

  • matahati berkata:

    Saya bukan blogger
    tapi saya punya tulisan di blog dengan kualitas biasa saja. Baca tulisan ndoro ini, kog bikin saya jadi tambah bingung yo? Mau ngeblog aja kakean aturan, banyak cengkunek. Orang kayak saya jadi tambah minder nulis di blog. Wong kemampuan pas-pasan, kalo harus ikut aturan ini itu. Marahi jinjo. Sebenarnya blog itu untuk apa ya? Tadine tak pikir buat belajar nulis, bikin catatan, menuangkan gagasan. Mo terkenal, monggo, mau narsis silaken. Mau naikan statistik yo boleh aja. Sing penting gak nyakiti orang gak merugikan orang lain (dalam ukuran umum). La kalo kayak gini…Huh…*mumet*

  • dian berkata:

    nge-bloglah dengan hati dan cinta…waaa..mangtaaaabbbhhhh!!!i’m in..i’m in..!!!

  • Fauzan berkata:

    waduh … ternyata jadi blogger susah juga yah. banyak aturannya segala.

    Ah bodo …
    yang penting nulis lagi ah šŸ˜€

  • Pitra berkata:

    mencari sensasi sih menurut saya wajar2 aja.. apalagi kalau menulis blog adalah bagian dari upaya me-marketing-kan diri..:P Asal konten tulisannya masih relevan dengan gaya tulisan2 blognya. Ndak tiba2 nyeleneh dgn menghasut ato menggosip ya.:D

  • b_lost berkata:

    doooh… koq buat saia, terlepas dari tujuan aslinya bikin blog, yang penting isinya enak untuk dibaca… Ya sudah sebaiknya bahwa isi blog yang terkait dengan suatu kebenaran, adalah memang kebenaran yang memang sebenar-benarnya.. Bukan sesuatu pembenaran, sehingga menimbulkan persepsi yang salah…. (ngomong opo to aku iki) Ya kembali ke diri masing-masing sih, just be honest to urself… šŸ™‚

  • edli berkata:

    ndoro sebenernya bukan pecundang kok. at least itu pandangan saya yang mengganggap ndoro itu sebagai motivator pertama saya untuk nge blog. Suer…pada suatu saat, entah kapan, lupa, dan entah lewat link dari mana, akhirnya saya sampe di teras rumah ndoro. Liat2 isinya, cekikikan sendiri, manggut-manggut, dan seketika muncullah ide untuk bikin blog juga.

    Dan hingga saat ini, rumah ndoro yg selalu pertama kali aku intipin kalo lagi surfing di dunia maya yg fana ini.

  • cyn berkata:

    apa dong bla bla bla nya kekekekeek *ngarep*

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Sensasi Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: