Kelik Pecas Ndahe

Desember 14, 2007 § 35 Komentar

Ini cerita tentang “the boy next door”. Seorang teman, yang mejanya berada di seberang meja saya di pabrik. Seorang priyayi Ngayogyakarta Hadiningrat, dari jenis yang paling anteng.

Saking antengnya sampai saya ndak sadar kalau dia ternyata punya blog yang dahsyat: Piringan Hitam. Dan, satu lagi yang ndak saya duga sebelumnya, ia ternyata memiliki dua blog lain yang cukup langka: Pabrik Bunyi dan Arah Guru.

Saya sebut langka karena blog yang satu itu tentang “music that promotes humanity” [embuh maksudnya apa], dan yang satunya lagi berisi resensi tentang blog-blog milik para guru.

Kelik, begitu nama panggilan kawan saya itu, memang bukan orang sembarangan. Seperti halnya dengan Paklik Isnogud, ia juga dari jenis telaga yang tenang, air yang tak bergelombang.

Meski di pabrik kami tak banyak orang yang mengenalnya secara dekat, Kelik sebetulnya sosok yang hangat. Ia selalu tersenyum dan menyapa kawan yang dijumpainya.

Ia jenis orang yang begitu datang di pabrik langsung duduk dan membuka PC. Setelah itu, seharian ia terpatri di kursinya sampai tiba waktunya pulang. Ia nyaris tak bercakap-cakap dengan orang lain, kecuali meminta tolong ke pesuruh pabrik untuk membelikannya sebungkus rokok atau makanan.

Terus terang saya terpana ketika tanpa sengaja mencuri tatap mesin ketiknya. Saya melihat ia membuka dashboard WordPress dan Blogspot. Aha, seorang blogger? Di depan mata saya sendiri dan terabaikan begitu lama? Ah, saya memang keterlaluan …

Begitulah. Ia cuma tersenyum ketika beberapa saat kemudian saya membombardir dengan sejumlah tanya. “Loh, sampean ki ngeblog juga to? Kok ndak bilang-bilang? Coba-coba … coba lihat di mana alamatnya?” begitu tanya saya.

Yang ditanya cuma cengar-cengir. “Ah, ndak Mas. Cuma iseng-iseng kok,” jawabnya.

Iseng-iseng? Wah, ini merendah yang kelewatan. Saya lihat koleksi piringan hitamnya bakal membuat Paman Doblang itu ngeces ngiler. Antik-antik soalnya.

Saya yakin blog Piringan Hitam akan menjadi catatan sejarah yang kelak akan terus ditengok orang, sebagai rujukan, sebagai klangenan, sebagai kenangan.

Selamat Mas Kelik …

§ 35 Responses to Kelik Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Kelik Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: