Kado Pecas Ndahe
Desember 14, 2007 § 23 Komentar
:: Untuk semua yang cemburu pada waktu, kesempatan, dan kesibukan. Sebuah lagu — sekadar pengingat — dari Tic Band: Terbaik …
duhai engkau sang dewi ciptaan raja
dari langit kau turun ke dunia
untuk jadi milikku
jadi pendampingku selamanya
dengarkanlah setiap kata yang terucap
mengertilah karena hidup takkan
semudah kau kira
kau harus berlari mengejarnya
kutakkan berhenti
beri cinta dan rinduku
sampai kau mengerti dan pahami
semua yang kuberikan
jangan kau pergi dariku
bila waktuku sedikit untukmu
setiap hembusan nafasku
kulakukan yang terbaik untukmu
duhai engkau sang dewi ciptaan raja
mengertilah, karena hidup
takkan semudah kau kira
kau harus berlari mengejarnya
bila kau pergi, tetaplah kau ada di sini
dan menanti …
But you must read between the lines carefully. I never played the game as everybody did. I deal the cards as a meditation. I don’t play for the money I win. I don’t play for the respect. I deal the cards to find the answer. The sacred geometry of chance. The hidden law of probable outcome. The numbers lead a dance.
I’m not a man of too many faces. The mask I wear is one. Those who speak know nothing. And find out to their cost. Like those who curse their luck in too many places. And those who smile are lost … [thanks to Sting – Shape of My Heart]
Jujur, 5 kali saya baca ini postingan dengan pelan pelan, saya kurang mengerti maksudnya hubungan antara makna dari lirik lagunya tic band, permainan kartu, dan manusia dengan satu wajah itu…
pecas ndahe tenan nek iki.
tumben ndoro posting tulisan yang bikin munyuk ga ngerti blass … ndoro mau naik pangkat jadi priyayi bule ?
kok ndak ada tulisannya ‘untuk xxx yang lagi nyekukruk di pojok kandang’ ?
sumpah ndak ngerti. pusing bahhhh!
apa postingan ini buat kekasih gelap yang lagi cemburu?
He deals the cards as a meditation…ini mau nyaingin balibul ya? 😛
Maksudnya opo sih ndoro…
Kali ini tulisan memang bukan untuk konsumsi penonton, harap para komentator,pengamat,pengunjung dan penonton harap tenang dan tetap duduk dikandangnya masing masing.
jangan pergi sebelum kau tau the shape of my heart…. *kesimpulan yang dibikin dengan gegabah* :p
paan nih ndoro? sama g ngertinya saya ^_^
ditambahi ‘balapan neng stasiyun’-nya dodo kempit pasti lebih gayeng.. 😛
Maaf…, comment saya: NoComment.
sumpah ini bukan ndoro pecas ndahe.., salam kenal ndoro
loh kok sama kita ndoro..
ah itu sekali ndoro..thanks ya
*bows deeply*
Duh lucuuu banget sih komentar semuanya..aku bener2 ketawa sampai mau nangis nih..hehehe..yg komentar disini pelawak semua ya…
thanks ndoro untuk kadonya..
ehh,…ternyata ndor juga suka nyanyi toh.. 🙂
iiih…..*keselek*
lha iyo noh… aku dhewe yo cemburu tenan.
*ethok e mudhe ng pdh l blas……pecas ndahe
iyah, pakdhe.. sayah ndak pergi kemana mana kok..
**nyengir kuda**
Her time is not as much either, yet she doesn’t think of leaving. But do treasure while you could.
wah, dalem nih. Sepertinya hati ndoro lagi terseyok-seyok… (pura2 ngerti, sambil mikir…#&%?@!*$)
Kayaknya pada kaget, Ndor… Ndak biasanya… 🙂
numpang terkenal ya ndor…hehe…
*puk puk ndoro*