Mama Pecas Ndahe

Januari 9, 2008 § 39 Komentar

Grafiti truk selalu mengundang senyum, meskipun untuk memotretnya diperlukan sedikit aksi akrobatik keahlian, dan keberuntungan. Saya termasuk yang kerap beroleh keberuntungan itu, seperti ketika bertemu truk nggaya ini di jalan tol dalam kota Jakarta.

Rasanya lucu juga membaca kalimat, “Tak ada waktu buat mamah” [pakai “h”] ini. Ah, ini pasti karena mas sopirnya mencoba playing hard to get alias somse. Sebab, bukankah biasanya selalu ada waktu untuk mamah, terutama kalau malam?

Saya ndak tahu. Tugas saya cuma mengambil gambarnya, lalu membagikannya ke sampean. Seperti grafiti kedua di bawah ini. Bahwa sampean ndak merasa terhibur, ya itu urusan sampean, bukan urusan saya.

Saya sendiri nyaris selalu terhibur setiap kali menemukan grafiti-grafiti di bagian belakang bak truk. Terasa betul selalu ada semangat bermain-main, mungkin juga sebuah upaya untuk sedikit nyeni, di kalangan pemilik dan sopir truk.

Cuma kadang heran juga kalau melihat teks seperti ini. Mosok pupuku [pahaku] sih? Kok terdengarnya seperti Anangku, gitu ya? Hehehe …

§ 39 Responses to Mama Pecas Ndahe

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Mama Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta