Modeng Pecas Ndahe

Februari 4, 2008 § 22 Komentar

Bukan Paman Tyo namanya kalau ndak baik hati dan duitnya meteran. Begitu melihat saya cuma ndlongop di malam hari, tiba-tiba dia mengangsurkan sebungkus rokok. “Nih, buat kamu,” katanya singkat.


[foto: paman tyo]

Halah. Saya kaget. “Buat aku?”

Dia cuma mengangguk dan bekerja lagi sambil nyemil kacang — yang ini saya ndak diberi.

Matur nuwun juragan. Tapi, kok tumben Paman memberikan apa yang sedang saya butuhkan? Saya lebih kaget lagi setelah melihat bungkus yang menggeletak di atas meja. Rokok Modeng? Huh, merek yang aneh.

“Nanti kubuatkan fotonya sekalian, trus kirim ke kamu,” kata Paman lagi. Nah, dalam email yang menyertakan foto itu, Paman menulis,

“Selamat tinggal ideologi. Mau kucing item ato kucing putih, kata Deng Xiao Ping, yang penting bisa nangkep tikus.

Maka rokok buruh pun boleh beraroma Amerika.

Gambar terlampir. Rokoknya sudah duluan nyampe.”

Tsaaaah … Maka jadilah posting ini, Ki Sanak.

§ 22 Responses to Modeng Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Modeng Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: