Bungkam Pecas Ndahe
Februari 5, 2008 § 33 Komentar
Kenapa kita bungkam? Mengapa kita menutup dialog? Bukankah sebagai manusia –yang begitu beragam — kita butuh berbicara satu sama lain?
Pernah ada yang mengatakan di balik setiap media, apapun bentuknya, ada sesuatu yang murni yang menyebabkan kita bersedia menembus lingkaran-lingkaran monolog yang tertutup.
Seperti anak yang berjalan malam, kita sering takut kepada suara sendiri yang tak berjawab, kata Paklik Isnogud.
Agaknya itu pulalah sebabnya seorang raja, dalam dongeng di sekitar 300 tahun sebelum Masehi, biasa mengirimkan spion-spionnya ke kalangan penduduk.
Bukan buat memata-matai. Mereka menyusup ke dalam kelompok orang-arang malah untuk menerbitkan debat dan diskusi tentang masalah-masalah kenegaraan.
Pendapat mereka digalakkan, untuk didengar, sebab sang raja tidak ingin memilih kesepian dan kemudian kesalahan.
Mengatasi kesendirian, agaknya itulah juga peran semua media … termasuk blog. Jadi kenapa sampean ndak nge-blog sekarang juga?
Layanan ini tak memihak satu golongan. Mereka percaya bahwa kebajikan, juga ketidak-bajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak.
Mereka juga percaya bahwa tugas blogger bukanlah menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian.
Mudah-mudahan, semua itu bukanlah omong kosong besar, lima atau sepuluh tahun kemudian.
Wah promosi terus saiki,rek. đŸ˜€
Ini namanya memasyarakatkan blog dan mengeblogkan masyarakat … đŸ™‚
Aku wis sign up lho ndoro…
caranya gimana ndoro?
sudah mengamankan diri…
lha saya blm daftar. lupa mulu dai kemaren.
ga ngerti ndoro dagdigdug
Ayo ngeblog đŸ˜€
Thiiinx: ada yang mau ndak jadi mentor aku.
Yeah, keep blogging everybody!!
semoga sukses dengan dagdigdugnya ya ndoro ! sudah ada rencana marketingnya ? đŸ™‚
“tugas blogger bukanlah menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian.”
Sabda anyar ini.
sudah mbikin indonesia.dagdigdug tapi ya belum kuisi lha wong lom sempet…
saya dagdigdug juga nulis komen ini, karena saya takut dengan tulisan saya sendiri -omong opo to le-
menuju tkp dulu
Lapor ini udah saya bikin ndoro
menuju tkp sajah……..
izinkan aku berguru padamu…hahaha. eh tapi tampilan dagdigdug masih nggak ok tuh
SAYAH NDAK BERPRASANGKA..!!!
**loh, caps locknya kepencet..**
situ sahabat nabi yang baru ya.. hihihih..
wah .. klo makin banyak yang ngeblog.. tambah makin lebat belantara kata2 ini .. .
saya udah akuisisi nama sayah di dagdigdug ndoro……
ngetes pake wordpress gratis nih ndoro…
bukan menyebar prasangka, justru melenyapkannya… hohoho, kena deh gw!
hidup bloggerindo đŸ˜€
prasangka itu perlu ndoro, untuk membangun kewaspadaan… đŸ˜€
ya asal ndak berlebih sahaja.
Spying dunk? akh ndoro, mentang2… (apa sih?)
http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat_edisi_website&id=52122
Baru tahu ada dagdigdug. Kayaknya situsnya perlu diperbaiki. Saya ga bisa ngakses “tentang”. Jadi kurang ngerti itu buat apa.
“Mereka juga percaya bahwa tugas blogger bukanlah menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian.”
*trenyuh*
.
.
*terharu*
ternyata blog sebegidu besar maknanya…
[…] Posted Februari 6, 2008 Lelananging jagad itu sudah bersabda : …. bahwa tugas blogger bukanlah menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan […]
wew keren,,dag dig dug keren neh,,,promosi mulu,,hihihii
[…] Tentu saja kitab ini tidak bermaksud untuk menyesatken pengunjungnya karena memberikan info yang seenak wudel kontributor sendiri. “[…] tugas blogger bukanlah menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian.-ndoro kakung-” […]
SAYAH NDAH BIKIN NIH,WALO ISINYA BARU SATU..