Lamunan Pecas Ndahe

Februari 19, 2008 § 45 Komentar

Dear lamunanku,

Tadi pagi kukirim sepucuk rinduku kepadamu
Aku menitipkannya pada Pak Pos yang naik sepeda kring-kring-kring itu
Sengaja tak kupakai SMS atau email seperti anak-anak sekarang
Aku lebih suka cara yang klasik — seperti wajahmu

Aku tak tahu apakah titipan berbungkus amplop biru itu sudah sampai
Pak Pos belum memberi tahu
Mungkin kiriman itu terjebak kemacetan di jalan
Biasa, pagi begini, mana gerimis pula, lalu lintas kan sedang lucu-lucunya
Barangkali juga nyasar ke tetangga sebelah
Coba kau tanyakan saja ke mereka

Moga-moga kamu suka kiriman itu
Meski kutahu hatimu sedang berkelindan resah
Tak banyak yang kutulis
Hanya sebaris rindu dan keinginan bertemu

Kalau kau tak sempat membacanya
Simpanlah saja dulu di salah satu laci hatimu
Siapa tahu kamu mau menjenguknya nanti
Bila gundahmu sudah pergi … jauh

PS: I love you

:: untuk perempuan di persimpangan.

§ 45 Responses to Lamunan Pecas Ndahe

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Lamunan Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta