e-Learning Pecas Ndahe

Maret 4, 2008 § 23 Komentar

Pendidikan itu sebenarnya tanggung jawab siapa? Pemerintah? Publik? Orang tua? Atau kita semua? Diskusi soal ini bisa panjang dan berliku.

Kita bahkan bisa membahasnya sehari semalam, dan dilanjutkan besoknya lagi. Mungkin tanpa hasil sama sekali dan jawaban yang memuaskan semua pihak.

Tapi, tanpa banyak cingcong, menunggu perintah atasan atau doa restu pejabat Departemen Pendidikan Nasional, seorang blogger langsung memulai dan menunjukkan bahwa dia tak cuma bisa berdebat, usul ini dan itu yang ndak jelas, apalagi sekadar menghamburkan bandwidth untuk kesia-siaan.

Blogger itu namanya Ristiana Manao aka Nana. Dia telah memberi contoh bahwa siapapun bisa ikut berpartisipasi dalam dunia pendidikan dengan membuat blog Pedapa.

Pedapa yang mengusung tema — agak narsistik — “English is Fun, learning english cannot be more fun than this!” adalah sebuah e-learning blog tentang bahasa Inggris.

Dikemas dengan bahasa tutur yang ringan, renyah, dan interaktif, Pedapa sangat informatif. Ia membantu siapapun yang ingin belajar bahasa Inggris tanpa harus berkerut jidat.

Lihat bagaimana dia menjelaskan, umpamanya, tentang perbedaan pemakaian kata “who” dan “that” dalam posting ini:

… kalo “who” dipake untuk menjelaskan seseorang atau bagaimana seseorang itu, maka “that” dipake ketika kita membicarakan benda. pake contoh aja ya?

this is the book that i have been looking for.
she lost the ring that he gave her.
i do not really like the shoes that he bought for me.

tapi sebenernya that juga bisa dipake untuk menjelaskan seseorang atau bagaimana seseorang itu.

misal nih.

the man that i talked to last night has travelled to europe twice.
the girl that lives next door is pretty.

…

lho jadi that bisa buat jelasin seseorang ataupun benda?

yap. bener banget …

Sederhana dan sangat personal. Tuturannya jauh dari kesan menggurui. Saya yakin siapapun yang membacanya akan menyukai gaya belajar seperti itu.

Terus terang saya kagum dan menjura padanya karena profesinya bukan guru. Meski sesekali memberi les bahasa Inggris, Nana itu pekerja profesional di bidang perhotelan. Ia mengelola sumber daya manusia di sebuah kumpeni berjaringan internasional.

Rupanya Nana memiliki talenta sebagai guru yang baik — hanya belum banyak diketahui orang. Ia ibarat mutiara yang terpendam di timbunan lumpur Lapindo, dan menunggu gosokan agar lebih moncer dan memberi manfaat pada anak-anak di delapan penjuru angin.

Ia menunjukkan beginilah mestinya blog memainkan daya sihirnya di era Web 2.0. Blog tak cuma mantra-mantra ajaib yang menipu seperti yang dikeluhkan beberapa orang.

Blog itu cuma alat, pesannya bisa bermacam-macam. Serius bisa, cengengesan ndak dilarang, ngeselin pun dipersilakan. Pilihan ada di tangan blogger dan para pembaca blog.

Nana memang bukan yang pertama. Di luar sana ada banyak guru lain yang juga bikin blog berisi materi pelajaran, sebuah distance learning. Mereka memperkaya ranah Internet dengan hal-hal yang berguna, tanpa menunggu pidato pembelaan dari pejabat atau Ketua RT, RW, atau Pak Lurah.

Kita memerlukan lebih banyak lagi guru-guru dan Nana-Nana berikutnya. Sekarang giliran dia. Besok, atau lusa giliran sampean, Ki Sanak.

Ayo, buktikan kalau sampean juga bisa melakukannya … Ogey?

>> Disclaimer: Saya memang mengenal Nana dengan baik, tapi saya ndak beroleh bayaran atas review ini.

§ 23 Responses to e-Learning Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading e-Learning Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: