BBM Pecas Ndahe
Mei 5, 2008 § 32 Komentar
Berita di harian Kompas Minggu kemarin.
Bayangkan, 86 skenario itu banyak sekali loh. Apakah orang yang hendak memilih nggak malah mumet tuh?
Saya ingat ketika masih sekolah dulu, diberi pertanyaan dengan 5 jawaban alternatif saja bingung, terus mengandalkan kancing baju untuk memilih, dan biasanya tetap salah. Lah ini 86? Apa ndak bikin pusing tuh?
Saya ndak tahu. Tapi harga bahan bakar minyak bikin mumet kepala. Pecas Ndahe. Semua pilihan seperti buah simalakama. Bila harganya dinaikkan, harga barang lain pasti ikut-ikutan meroket, dan rakyat yang sudah menderita kian sengsara.
Tapi, jika harganya tetap, berarti subsidi kian melambung, dan anggaran negara (APBN) kian bocor. Kalau sudah bocor, berarti harus ditambal. Dari mana tambalannya? Nah, itu masalahnya.
Kata orang-orang pintar di luar sana, sistem neraca anggaran negara itu seperti bejana berhubungan. Bila pos (mata anggaran) yang satu naik, berarti ada pos lain yang turun. Sebaliknya, bila ada pos yang turun, artinya harus ada pos lain yang naik.
Jadi, seandainya subsidi bahan bakar naik, berarti ada subsidi untuk, misalnya, kesehatan dan pendidikan yang harus diturunkan supaya neraca kembali imbang.
Sekarang kita tinggal pilih saja, mana yang harus naik dan mana yang harus turun. Dan semua konsekuensinya mari kita tanggung bersama.
Apa? Kita? Elu kali, gue enggak …
Mending naik, biar ngga pada kuat beli bbm dan terpaksa pake sepedah. Soalnya mau jualan sepedah nih.
Bicara soal subsidi, apakah subsidi itu? Apa beneran ada uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, atau hanya potensi kehilangan pendapatan saja?
Ada ga ya penjelasan dari pemerintah mengenai subsidi, seperti yang diberikan di sini
atau di sini.
duh dunia semakin gila….. bentar lagi ada perang ni gara2 urusan perut…….
klo liat dari perspektif wimar emang lebih baik naek langsung aja dech
resiko tanggung sama2
sekarang sby ragu krn takut gak kepilih jadi presiden lagi 😀
ngonthel wae… *dudududu*
tambah pecas ndahe ndoro
Beginilah kalo negara kita tergantung ama impor minyak dari negara lain…
lucunya kita anggota OPEC….wakakaka…
kayaknya kita bukan pengekspor minyak deh, tapi penyeludup minyak.
mestinya TNI AL tembakin aja pake meriam tuh kapal tanker penyeludup.
lha konon dah ditemukan apa itu namanya, bahan bakar yang dari air laut? kenapa gak pake itu aja?
Sebaiknya Pertamina ganti nama jadi Pertamirun agar harga minyak turun.
Pertamina = PERTAhun MInyak NAik
waduh ndoro… nek ngene numpak speda ae. opo mbecak?
motor dijual, sepeda disayang. untunge kantore cedak
tambah susah aja hidup ini…
Ndoro mumet aku…cenut-cenut mode on 😦
Semua naik, lalu apa yang turun? Harga diri???
Biasane..Orang itu mau jabatannya tetapi kagak mau tanggung jawabnya…
Tul gak..?!!?
Betul ndoro. Sejak dulu, di mana pun masalah BBM ini pelik. Makanya, mestinya kita siap dengan sumber energi lain yang dikelola secara mandiri. Halah!
86? kok angkanya mencurigakan ndoro??? sepertinya terbalik… hihihihi
heheh…iya, jangan2 ada aktor yg sama dibalik ini…*halah*
Naik 10-15% sih bagi saya pribadi ndak masalah…daripada negara semakin kececeran? Lagipula banyak yang ngakunya kaya “ngerampok” negara dengan make BBM bersubsidi.
Kalo saya jadi mereka, malu donk…ndak tau kalo yang lain… *peace*
mending orang depkeu ambil kerja sambilan di production house deh … jago kan mereka bikin skenario. sampe sekali siapin dapet 86 gitu. hehe. siapa tau persinetronan indonesia jadi mendingan 😛
halah!!!
katanya SBY kayak mahasiswa ya? eh, anak kost ding. duit abis, ya ngutang, abis lagi, jual2 barang satu2…ngutang, aset negara dijual, dll, dsb.
anak kost se-Indonesia, bersatulah! lawan!
Mbayangin pemerintah kita jadi sangat susah karena seperti menghadapi satu soal pilihan ganda tapi pilihannya sangat buanyak…
Mungkin belum selesai ngitung udah selesai jabatannya….
Oalah!
Menurut saya, masih banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah selain MENAIKKAN HARGA BBM… cuma gak pantes rasanya kalo saya yg ngomong… Nanti mereka bilang.. Sapa sih loe???
Hmmm, cuma terpikir juga dalam benak saya, mungkin ini salah satu strategi pemerintah untuk mancing, lempar bola panasnya dulu… trus liat reaksi masyarakat… kalo ternyata menuai PROTES KERAS, yang bisa berpotensi menurunkan “mereka” dari kedudukannya, maka bola panas ini lalu ditarik kembali.
Ahhhh, ini kali yang kata ibu yang pinggulnya persis seperti badak bercula satu itu, bahwa pemerintahan SBY itu senengannya “POCO-POCO”… hahahaha… Ibu senenganne opo bu??… “SARJOJO” yach… 😀
Pye yo???
oke, kita semua naik sepeda saja, emang dari SD dah naik sepeda kok, kalau soal susah mah dah biasa,
itu,,,suruh yang korup2 balikin duit rakyat dulu,,sapa tau bisa buat ‘nambal’..kalo ndak mau ya digantung matek aja… piye????
Jangan-jangan skenario yang dipilih pemerintah adalah skenario ke-87…
Memberi komentar memang mudah. Tapi yang namanya ngurusin negara, pasti sulitnya bukan main. Ada 230 juta orang yang harus di urusin di beribu-ribu pulau. Satu kebijakan, tentu tidak akan memuaskan semua pihak. Ada yang merasa dirugikan dan diuntungkan. Jadi, ambil kebijakan yang tidak populis tapi bisa memberikan kemaslahatan buat masa depan, just go for it mr president.
Dan utk meringankan beban rakyat miskin, bakal ada BLT Plus yg merupakan versi perbaikan dr BLT. Oalaah.. Mau smp kapan? Dana dr mana lagi? *mumet*
make minyak telon ae ndoro…
Nah… ini, angka hoki ini!
krek…krek dicopy Lapan Anam gitu Komandan!
*halah!*
[…] “pengalihan” isu tentang kartu setan dan SMS santet. Juga (masih) berhubungan dengan angka 86 dan 666. Ada apa ini? Pemerintahan apa ini? Pedagang macam apa ini? Iklan opo iki? […]
pake rumus apa ya bisa ketemu 86 ❓ kok gak 90 aja, nanggung je
aq setuju kalo BBM naik bahkan gak usah disubsidi aja,biar pada irit….:-) diblogku aq ulas sedikit ttg BBM,