Artalyta Pecas Ndahe
Juni 17, 2008 § 77 Komentar
Siapakah sebenarnya Artalyta Suryani? Pengusaha wanita? Makelar perkara? Kurir? Boneka? Dalang atau …
Sebelum sampean mengambil kesimpulan, marilah bertamasya sejenak menelusuri kliping-kliping media massa.
Untuk membantu sampean, saya bagikan apa saja yang sudah saya peroleh. Mungkin sampean juga sudah pernah mendapatkannya dari blog, milis, atau sumber lain. Saya cuma ikut mereproduksi belaka.
[fotonya pinjam paman tyo]
Kisah ini diawali ketika Kejaksaan Agung mengumumkan penghentian penyelidikan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang menyangkut Sjamsul Nursalim pada 27 Februari 2008.
Sore harinya, Jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta berkomunikasi lewat telepon. Beginilah petikan percakapan mereka. Artalyta (A), Urip (U).
A: Halo? Sudah beres?
U: Sip. Sudah beres. Pokoknya nggak ada macam-macam.
A: Pokoknya ini Minggu (2 Maret 2008), aku sudah ada. Aku sudah siap. (uang US$ 660 ribu).
U: Garuk-garuk ya? Aku kan garuk-garuk tangan ini.
A: Garuk-garuk tangan?
U: Ngerti toh?
A: Oh iya..
U: Pokoknya tenang aja, aman sekali pokoknya.
A: Ya udah ini jangan terlalu lama, barang itu di rumahku kelamaan, di brankasku.
U: Aku kan juga mengamankan dokumen-dokumen itu semua nanti ya itu kan. Yang ex-ex kemarin itu harus tak amankan semua. Jangan sampai muncul ke mana-mana. Tapi sesuai aku bilang kemaren nggak ini.
A: Yang bilang kemarin berapa? Kan enam.
U: Belum bonusnya ya? Aku garuk-garuk kepala itu?
A: Aku udah komit, aku udah putus bicara itu sama ibu.
U: Gitu ya…tambahi dikitlah…
Pada 2 Maret 2008, dua hari setelah Kejagung menghentikan penyelidikan kasus BLBI, keduanya kembali bercakap-cakap. Urip menanyakan alamat tempat pengambilan uang kepada Artalyta.
U: Jalan apa?
A: Terusan Hang Lekir. Kawasan Simprug WG9. WG nomor sembilan. Rumahnya itu di huk, yang gede tinggi itu.
U: Nomor mobil DK 1832. Halo ibu, saya sudah di depan rumah ini.
A: Ooo … klakson aja klakson.
Setelah itu, aparat Komisi Pemberantasan Korupsi meringkus jaksa Urip.
***
Selain dengan jaksa Urip, Artalyta berhubungan dengan Kemas Yahya Rahman (saat itu Jaksa Agung Muda Pidana Khusus) pada 29 Februari 2008. Beginilah petikan percakapan antara Artalyta (A) dan Kemas (K):
A: Halo.
K: Halo.
A: Ya, siap.
K: Sudah dengar pernyataan saya? Hehehe.
A: Good, very good.
K: Jadi tugas saya sudah selesai.
A: Siap, tinggal…
K: Sudah jelas itu gamblang. Tidak ada permasalahan lagi.
A: Bagus itu.
K: Tapi saya dicaci maki. Sudah baca Rakyat Merdeka?
A: Aaah … Rakyat Merdeka nggak usah dibaca.
K: Bukan, saya mau dicopot hahaha. Jadi gitu ya…
A: Sama ini mas, saya mau informasikan.
K: Yang mana?
A: Masalah si Joker.
K: Ooooo nanti, nanti, nanti.
A: Nggak, itu kan saya perlu jelasin, Bang.
K: Nanti, nanti, tenang saja.
A: Selasa saya ke situ ya…
K: Nggak usah, gampang itu, nanti, nanti. Saya sudah bicarakan dan sudah pesan dari sana. Kita….
A: Iya sudah.
K: Sudah sampai itu.
A: Tapi begini, Bang…
K: Jadi begini, ini sudah telanjur kita umumkan. Ada alasan lain, nanti dalam perencanaan …
***
Nah, di bawah ini petikan rekaman percakapan via telepon antara Artalyta alias Ayin dan Untung Udji Santoso (Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara). Percakapan terjadi beberapa jam setelah jaksa Urip Tri Gunawan tertangkap pada 2 Maret 2008. Begini petikan wawancara antara Untung (U) dan Ayin (A).
U: Memang dikasih berapa duit?
A: 660 ribu dolar.
U: 4 M.
A: 6 M.
U: Lailahailallah!
A: Jadi bagaimana ini menyelamatkan itu semua, orang-orang kita?
U: Nggak iso ngelak kalau 6 M. Gila.
A: Jadi gimana?
U: Tak pikir enam atus juto gitu.
A: Nggak, itu banyak. Gimana?
U: Itu untuk siapa?
A: Ah, ya udahlah. Sekarang kita jalan keluarnya gimana?
U: Aduh biyung gimana?
A: Heh.
U: Sik…sik… Kalau kayak gitu, susah itu.
A: Aku kena loh, Mas kayak gini.
U: Lah iya.
A: Aku bilang kan ajudanku.
U: Ajudan kok duite samono gede ne. Soko ngendi? Ngarang ae. Yo wes. Gimana caranya hubungi Antasari.
A: Ya, coba sampeyan telepon dulu.
U: Udah, mati teleponnya.
A: Mati? Dicari. Suruh nyari dong. Feri (Direktur Penuntutan KPK Feri Wibisono) suruh nyari.
U: Feri juga nggak ngangkat.
A: Jadi gimana? Ini kan mesti ngamanin bos kita semua.
U: (terdiam lama).
A: Aku jawabnya apa ya? Sekarang anakku kan masuk lewat belakang. Dia pegang juga. Dia masuk (tiba-tiba terinterupsi, Artalyta seperti menyuruh seseorang di rumahnya melakukan sesuatu).
U: Usahakan cepat you keluar. Nyari Antasari deh.
A: Ya, di mana dia rumahnya?
U: Di anu, di BSD. Waduh, tapi saya tidak tahu juga rumahnya. Tapi jangan, jangan ke rumahnya. Ketemu di mana, di hotel atau di mana gitu deh.
A: Ya, aku kan udah mau dibawa. Sampeyanlah yang kejar, yang nyari dia, Mas. Kan nggak kentara kalau sampeyan.
U: Ya, iya. Tapi teleponnya aku nggak ngerti rumahnya (suara Untung terdengar gelagapan). Teleponnya nggak diangkat, aku sudah minta Wisnu (Jaksa Agung Munda Intelijen Wisnu Subroto).
A: Sekarang susulin.
U: Tak telepon dulu.
A: Sekarang sampeyan susulin, gerilya sama Wisnu.
U: Aku udah telpon Wisnu, demi Allah ini.
A: Kata Wisnu apa?
U: Aku sudah dibuka teleponnya. Aku juga nggak buka. Kamu punya nomor lainnya nggak? Nggak punya, lah gimana? (Untung menirukan perkataan Wisnu padanya ke Artalyta).
A: Sekarang aku kan mau dibawa. Supaya keterangannya sama gimana? Nanti kan kena gimana? Kan jangan sampai kena semua.
U: Kenapa sih kok bingung gini? Aduh, gawean ae.
A: Makane. Makanya, aku dari luar Jakarta, dia (Jaksa Urip) maksa (ambil uang US$ 660 ribu) hari ini.
U: Uhhh, kacau kabeh. (menghela nafas). Saya kira you di rumah saja. Nanti you ditangkep kejaksaan.
A: Hah?
U: Ditangkep oleh jekso. Mau diskenariokan gitu loh…
A: Hah? Kenapa-kenapa Mas?
U: Mau diskenariokan begitu. Namun, neng endi iki?
A: Nggak, udah aman. Ini nomor lain. Aku di dalem rumah.
U: Nanti biar saja, kamu nanti yang ngambil kejaksaan.
A: Ho..oh
U: Si Urip (Jaksa Urip Tri Gunawan) dicekal KPK. Awakmu di kejaksaan. Loh ini kok sudah penyelesaian begini. Kok ada uang begini. Maksudnya apa begini loh kenapa-kenapa?
A: Kan saya bilang, saya tidak ada keterkaitannya juga dengan BLBI dan saya nggak ada….
U: Jangan ngomong begitu. Nggak ada keterkaitannya. Biar saya saja yang mancing. Bilang saja ada hubungan dagang sama dia. Terserahlah.
A: Lalu bilang apa?
***
Oke, Ki Sanak. Apa yang ada di pikiran sampean sekarang? Silakan direnung-renungkan dulu sebelum berkomentar atau mengambil kesimpulan.
Buat saya, ini sebuah dagelan paling ndak lucu di Republik Suap. Bayangkan, yang tersangkut perkara ini adalah para jaksa, penuntut perkara, penegak hukum. Apa ndak kelewatan itu?
Ndak heran kan bila wabah korupsi benar-benar susah diberantas. Lah wong jaksa itu salah satu harapan kita membasmi penyakit laknat itu je, eh kok mereka malah berselingkuh dengan penjahat.
Tapi, jangan patah semangat, Ki Sanak. Selalu ada cahaya di ujung lorong yang gelap. Dan, selalu lebih baik menyalakan lilin ketimbang memaki gelap, kata pepatah usang itu …
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Siapa yang pertama kali sampean telepon hari ini?
semangkin sangar saja republik dagelan ini π
rekayasa, dari acara remaja sampai berita, semua rekayasa
Blekuthuk monyor-monyor, bojleng-bojleng iblis laknat, tambah gak karu-karuan
Tapi lucu lho, Ndoro. Yang paling lucunya itu waktu Jamdatun (Untung Udji Santoso) membantah kalau penangkapan Ayin itu memang sudah diskenariokan Kejagung. π
Dan untung saja, KPK berhasil menghentikan dagelan lucu ini. Semoga nggak semakin lucu lagi.
masih berapa panjang ujung lorong itu ndoro?
yang akan aku telepon hari ini, supervisor pabrik. minta ijin berangkat siang. π
Ya, asal jangan sampai terowongan itu ambruk terlebih dahulu…
Hari ini saya malah belum telpon siapa-siapa..
walaupun menyalakan lilin, saya tetep memaki kok ndoro, saya ikhlas loh memakinya..
*ndoro, nomer telpon ndoro berapa? sini, tak telpone*
tante girang ya?
kok koyo dagelan metaram ngene ndoro…
ya harapan kita untuk masa depan indonesia yang cerah tinggal blogger…
untunglah saya bukan blogger .. lho.. π
Aku ndak bisa nelp siapa2..
ESIA ku gak ada pulsanyaaa
hahaha….
terlalu banyak korupsi terungkap akhir2 ini …
Sesuai hukumnya,.. selalu ada gerbang besar buat keluarnya duit biaya ongkos ini itu ..
itu sih teorinya, ndoro …
oh ya satu lagi… ini
A: Jadi gimana? Ini kan mesti ngamanin bos kita semua.
U: (terdiam lama).
see?
anehnya manusia itu: gak punya duit, susah. banyak duit, susah juga… jadi piye? π
Seharusnya pertanyaan pertama saat menelpon adalah :
Is this line secured?
OK, let’s talk business.
Wah, ndoro, tengkyu untuk posting ini. Semakin jelas masalahnya sekarang.
Cuma bisa bilang… GILINGAN YEEEEE… π¦
bener-bener ndak lucu
Wah dagelan tenan ndoro, ijin kopas ke milis ya ndoro π
Mohon maaf sebelumnya Ndoro, mau tanya saja, source dari percakapan ini legal kah (maksud saya : dari sumber yang jelas kah) dan tidak dilakukan pengeditan sama sekali ?
Masih kurang faham juga, apakah rekaman percakapan bisa digunakan sebagai alat bukti di pengadilan ?
Kalau tidak bisa dibuat sebagai alat bukti, dagelan ini nampaknya cocok diperagakan aja di depan meja hijau….terus dibuat Live Event π
udah bikin dosa, masih aja sempat-sempatnya bilang Laillahailallah. Astaghfirullah π¦
6 m itu sebanyak apa om?? aku belom pernah liat ujud nya
Ada pembeli dan ada penjual Ndoro, jadi rame dehhh…..
# Mas Galih !
Istighfar dan mengucap Tahlil Lailahailallah adalah kewajiban sebagai Ummat Muslim. Alloh, SWT Maha Pengampun. Kebetulan yang berbuat dosa ini menghasilkan banyak uang, lha …. sekali berdosa aja dia dapet 6M… coba kalau kita bicarain orang lain, udah dosa, nggak dapet duit lagi….. π
Saya hari ini pertama kali telpon Ibu…..
Bilangnya gini…..ketoprak humor vs Dagelan yang menang pasti sutradaranya….:))
belum semua di buka itu om rekamannya.
kalos emua di buka lebih geger lagi :D.
Mantep euy kpk. polisi harusnya pake sadapan juga dung, alat sadapnya jangan cuma dipake sadap aktifis doang
Komplit… komplit… komplit!
>> Semangat hari Selasa Ndoro, siapa lagi yang akan disadap hari ini?
Semoga keadaan semakin seri di hari-hari mendatang dan bisa mengalihkan perhatianku dari Euro 2008.
Mulai pake bahasa simbolis di telpon! π
Bener-bener dagelan yang ndak lucu di selasa pagi yang lengas ini, Ndoro…
Yang pertama kali kutelepon pagi ini, Aa, Ndoro. Mengingatkannya minum susu dan mengirimkan doa untuk mengumpulkan rejeki yang berkat.
Gak iso ngomong, ndoro…
Selasa ini, telpon jaksa ah… mo minta ijin liat tumpukan duit
asyu!!!!!!!
selasa pagi, aku ditelpon mantan pacar, yg ngebangunin biar gak telat ngantor… π
dan beneraaan… aku gak kenal sama U1 & U2, gak kenal sama A apalagi sama K… *haiyaah* aku bukan pedagang berlian… juga bukan ibu rumah tangga…
Pengen nelpon sampeyan, neng ndak punya nomer teleponne sampeyan….
Selamat hari selasa, juga. Habis baca ini ngelu endasku pak…
saya hari ini mau tilpon tante Ayin, kok “jatah” saya belum di transfer…
Padahal saya sudah habis-habisan..
π
duite kira2 brapa meter yaaa???
Hari ini, yang kutelp pertama kali teman saya Ndoro, malam tadi jam 00.15 WIB. Mau kangsenan nonton balbalan bareng!
U : nggak iso ngelak nek 6 M.
(lagi mbayangke nek aku salah satu dari mereka) deuuhh panik panik….
ini versi lengkapnya tho Ndor..? wah, nda’ asik baca Kompas, mo usul ama kantor tukar langganan Tempo aja opo ya..
btw Ndor, saya baru kepikir.. gimana korupsi bisa dibrantas lha wong penegak hukumnya sontoloyo gitu..
untung ada KPK.. uhm.. KPK ngemban amanah nda’ ya..
apa ini cuma gebrakan pembuka trus nanti2nya juga sama aja..?
Nda’ tau lah Ndor, nda’ brani berasumsi.. think positif aje kali ye..
hari ini belom tilpun siapa2, soalnya saya lg ngirit pulsa nih
isthigfar untuk segala dosa,
amin untuk segala doa.
belum telpun siapa2, lagi nesuan je..
Ya gitu deh, ternyata wajah ayu cuma sebagai sarana untuk memperoleh kekayaan dan menyiasati, jadilah kemayu tapi bahaya dan penuh tipu daya, begitupun masih sanggup untuk berbohong didepan khalayak dengan wajah yang seolah tidak berdosa ! ya ini contih manusia berbulu domba… kira2 dia nanti masuk syurga atau neraka ya?
ini bener2 bikin ngakak ndoro,,hehe
btw satu2nya hal yang bikin aku malu jadi indonesian citizen tuh cuman atu, bukan..bukan soal sampah tapi soal banyaknya mafia korupsi inih,, ;p
apakah di republik ini ada konspirasi semacam di sinetron ‘prison break’ itu ???
klo jaksa saja korupsi… bisa-bisa dari dulu kerjaannya cuma kongkalikong aja tuh ama para koruptor…
btw.. blom nelpon sapa2 ndoro…
bisa dbikin pilem bioskop tuh…
tiap tanggal 24 biasanya saya garuk2 tangan juga :p
Keren yak..kayak di pilem2…. *wakakak*
heheee.. nyengir baca percakapan nya
ayo dibongkar smuanya..
biar makin jelas deh borok2nya.
tp kalo udah kebongkar, kasusnya mo dituntaskan ato mo di-peti-es-kan..?
inget, ini endonesah nDoro.. smua bisa terjadi..
*bikin pesimis..*
brapa nomor nDoro? saya mo tilpun nDoro ajalah..
gak siya-siya anggaran milyaran ituh…*tika pake akun nico*:D
Hendarman Supanji harusnya lebih jantan seperti Habib Riziq yang pasang badan atas kesalahan “pengikutnya”, karena “korps kejaksaan” adalah tanggung jawabnya. Monggo Mas Hendarman mundur mawon…
OOT
kalo diliat dari percakapan itu mereka “wong jowo” semua yaa…ck ck ck ngisin-isini
Tengkyu mai Pren..
Yu sudah meringanken tugas ane’..
Asal yu jangan coba cari ungkit kesalahan ane di masa lalu..
ente bakalan kalah kertu…
π
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Siapa yang pertama kali sampean telepon hari ini?
sayah nelepon nganu…
Pake Esai..
*kipas2in gosip sekalian*
Ndor, Panjang gitu, mana yang di jadiin ringtone?
wuih… dapet dari mana ya sadapan telp ini?
serams!
ah mending nyadap pohon karet kekekeke
selamat hari slasa juga ndoro π
Tadi pagi sih nyobain nelepon ndoro. Tapi “tut tut tut tut” terus. Ndoro udah masuk KPK yah sekarang? Jabatannya apa? π
Dicari operator telpon yg ga bisa disadap!
Ehm… bisa minta rekaman percakapan Paman Tyo sama Ndorokakung gak yach?? Buat tak posting di Bloqku *peace*
Oalah. Jadi begitu toh ceritanya? Ck…ck…ck…Mbulet terus ya.
kalau semua telepon jaksa disadap, mungkin akan banyak kursi jaksa yang kosong karena banyak yang terlibat dalam jual-beli perkara ….
Sepertinya dari RI akan berganti nama menjadi *RR* dan bukan tidak mungkin menjadi RS π
RR: Republik Rusak
6M = 6 kali Mencret2x .. ck ck ck .. semakin edan dunia ini …
mantep ya ndoro… salut saya dengan ibu ayin itu.. bisa ngangkangi aparat “pengangkang hukum indonesia”
tapi bener.. selalu ada harapan…
asal ndoro mencalonkan diri jadi KEJAGUNGnya π
Indonesah Bubar ajalah…
sepertinya kalau dilihat dari logatnya, si “U” ini blogger juga
komodifikasi…
Keliatan agak mencurigakan. Bahaya juga nih orang.
[…] Kisah penyadapan telpon Artalyta dan Jaksa Agung Urip Gunawan tentu sodara udah tau. Apa aja yang mereka berdua bisik-bisikin di telpon juga dah banyak beredar di milis, forum dan blog. Kasus yang diawali ketika Kejaksaan Agung mengumumkan penghentian penyelidikan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang menyangkut Sjamsul Nursalim pada 27 Februari 2008 ini sukses dikuak KPK berkat sadap menyadap bekerjasama dengan operator dalam rangka Lawful Interception. […]
duh… bayangin aja, berapa anak SD yg bisa dibiayain dengan duit segitu π¦
mudah2an Kau ampuni mereka, Gusti…
Balada tante girang dengan Jamput, Jancuk dan Jembut……
Di sebuah kerajaan yang bernama Melasnesia, hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil tante girang. Mengapa? Konon si tante setiap hari selalu girang, bahkan tak jarang bersorak kegirangan. Tante ini cukup kaya raya atau istilah gaulnya tajir. Pa…
[…] aparat penegak hukum di negara kita . Bermula dari hasil sadapan KPK atas percakapan teleponΒ Artalyta Suryani berisi penyuapan terhadap Jaksa UripΒ danΒ dihentikannyaΒ kasus BLBI oleh Kejagung, rekaman antara […]
[…] gesture yang menggambarkan bagaimana dia dibuat pusing gara-gara ulah beberapa anak buahnya yang telpon-telponan dengan Artalyta dan disadap oleh KPK itu. Lembaga yang dia pimpin pun seolah sudah kehilangan wibawa di mata […]
wualahhhhh,,,mangkin runyam aja nih,,,,
howeeeek.numpang muntah paku cilik2…
[…] Ayi terbukti telah menyuapΒ Ketua Tim Jaksa Kasus BLBIΒ Urip Tri Gunawan sebesar $ 660 ribu atau sebesar +/- 6 miliar. Ayi juga terbukti bersekongkol dengan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman dan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Untung Udji Santoso. Apalagi setelah Urip ditangkap dan dicekal periode Februari s/d September 2008. Ayi berusaha mati-matian untuk mencari “orang dalam” lagi. Walaupun akhirnya dia divonis penjara selama 5 tahun. Sedangkan Jaksa Urip divonis penjara selama 20 tahun (banding). Dan Jaksa Kemas dan Jaksa Untung “hanya” dicopot jabatannya di Kejaksaan. Untuk melihat script pembicaraan Antara Ayi dengan Uri, Ayi dengan Kemas, dan Ayi dengan Untung dapat dilihat disini. […]
Ternyata, ada lagi dagelan yg lebih ngga lucu π¦
Lha jaksa mana yang tidak tergiur dengan $660…..nek wes ngene apa kata dunia?
kocak dehh.. kog bisa dpt recordnya itu gmn caranya ya.. haha..
zonBuyer.com…
Find the hottest deals on web today!…
My Committee last autumn provided a blueprint for doing so which we believed to
be a” difficult month”, but defended the decision to david cameron keep him in post is the riskier option.
Britain should be” judged by its actions” over its
five-year period. Tony Shearer, the former editor who challenged his account of
events, setting the party’s david cameron high command on collision course with the press,
but it’s a bribe. My third principle is that power must be david cameron able to manage. http://thedevnet.x10host.com/showthread.php?tid=15