iReport Pecas Ndahe

Oktober 7, 2008 § 59 Komentar

Apakah tulisan warga itu tak bisa dipercaya? Benarkah warga tak bisa diharapkan sebagai citizen journalist? Bagaimana dengan blogger yang sesungguhnya juga warga pewarta?

Pertanyaan itu menari-nari di kepala saya setelah terjadi kegegeran pada Jumat, 3 Oktober, di Amerika Serikat. Kegegeran tersebut dipicu oleh berita tentang Steve Jobs yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah kena serangan jantung. Berita ini ditulis seseorang di situs jurnalisme warga milik jaringan televisi berita CNN, iReport (sekarang sudah dihapus).

Kabar yang ternyata bohong itu sempat membuat harga saham Apple Inc anjlok 5,4 persen. Untunglah, Apple buru-buru mengeluarkan berita sanggahan dan CNN menghapus berita itu dari iReport. Dan, harga saham Apple pun rebounding.

Berita hoax tentang Steve Jobs ini memang bukan yang pertama. Pada akhir Agustus lalu, kantor berita Bloomberg secara tak sengaja bahkan pernah menerbitkan draft obituari Steve Jobs yang menggemparkan dunia.

Kali ini CNN yang ketiban sial. Dan, segera setelah kabar itu beredar ke mana-mana, CNN mendapat serangan kritikan tajam dari delapan penjuru angin.

Para pengkritik mengatakan kredibilitas CNN sebagai kantor berita tepercaya jatuh gara-gara laporan warga yang ternyata palsu. Sebagian lagi menyebut CNN sebagai lembaga yang tak bertanggung jawab karena meloloskan berita itu tanpa sensor. Ada juga yang menyebut jurnalisme warga tercoreng oleh kasus ini. Gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.

Siapakah yang bersalah dalam kasus ini? Penulis berita? CNN? Para pialang yang terlalu sensitif oleh isu?

Di dunia ini, di tengah kerumunan orang jujur, selalu ada yang namanya orang iseng. Kalau bukan saya, mungkin orang itu sampean, tetangga sebelah rumah atau siapa saja. Orang iseng dapat melakukan apa saja, termasuk membuat kabar palsu. Akibat ulah orang-orang iseng, entah apa tujuannya, orang bisa dirugikan. Kredibilitas orang-orang jujur pun tercoreng.

CNN, yang dikenal sebagai pengusung kebebasan bersuara dan mendapatkan informasi, berniat mendorong khalayak terlibat dalam pembuatan informasi. Dia menyediakan media, iReport, yang memiliki slogan keren: Unedited. Unfiltered. News. Media ini, barangkali, dimaksudkan sebagai alternatif sumber informasi yang selama ini didominasi oleh media tradisional — yang dikuasai oleh segelintir konglomerat pers.

Niat CNN sesungguhnya sungguh mulia. Tapi, rupanya ada harga yang harus dibayar, ada yang harus menjadi korban. Kabar bohong bisa saja menyelip dan termuat tanpa sengaja. Harga saham sebuah perusahaan mungkin saja kena imbasnya. Dan, orang dirugikan.

Para pialang, juga harga, saham pada hakekatnya adalah kelompok yang sangat rentan terhadap isu. Mereka gampang sekali terpengaruh oleh berita apa pun, terutama bila menyangkut nama besar di sebuah perusahaan mondial yang moncer seperti Steve Jobs dan Apple Inc.

Kombinasi tiga unsur itu kadang menghasilkan sesuatu yang tak diharapkan.

Lalu apakah warga sebaiknya tak perlu jadi jurnalis dan CNN menutup iReport agar lantai saham tak bergoyang kembali dan publik tak dirugikan oleh berita bohong?

Mungkin tidak. Barangkali hanya diperlukan kearifan khalayak (the wisdom of crowd). Bisa jadi kita semua membutuhkan yang namanya etika sebagai pedoman warga yang hendak berperan sebagai pewarta. Bagaimana menurut sampean?

>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Apakah hari ini sampean sudah siap menjadi jurnalis warga?

Tagged: , , , , , ,

§ 59 Responses to iReport Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading iReport Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: