Asmara Pecas Ndahe
Oktober 8, 2008 § 63 Komentar
Sudah beberapa bulan terakhir ini, Jakarta memiliki layanan taksi eksekutif baru dari sebuah armada. Menggunakan Toyota Alphard pelat kuning, layanan ini terlihat mentereng.
Saya ndak tahu berapa tarifnya, baik flag fall hingga per kilometernya. Saya juga ndak tahu sudah berapa banyak warga Ibu Kota yang mencicipi taksi mewah ini.
Hanya saja, begitu melihat taksi ini, ingatan saya melayang ke sebuah posting di blog lama saya. Sekadar mengingatkan kembali, saya tampilkan tulisan saya waktu itu, kira-kira begini …
Pada sebuah siang yang lengas, di bawah jalan layang antara Tanah Abang-Sudirman, di seberang pemakaman umum Karet-Bivak, Jakarta Pusat. Saya sedang menunggu lampu lalu lintas menyala hijau ketika sebuah Kia-Carnival cokelat susu tiba-tiba berhenti di sisi kanan.
Semula saya tak terlalu menghiraukan kehadirannya. Selain karena tak ada yang aneh dari mobil Korea itu, saya sedang mengenang acara makan siang yang mengasyikkan dengan seorang kawan lama yang baru saja saya lewatkan tadi.
Lampu merah rupanya tak segera berganti hijau. Saya memutar mata melihat ke sekeliling. Pandangan mata saya berhenti ke Carnival itu yang tanpa saya sadari sejak tadi ternyata sedang bergoyang-goyang.
Saya amati dan perhatikan, mencari tahu apa yang membuatnya bergoyang. Meski di belakang saya memang ada rel, tapi dari tadi tak ada kereta api lewat. Jalanan juga tak terlalu ramai. Kenapa mobil itu bisa bergoyang naik-turun? Aneh.
Saya mencoba melongok ke dalam mobil yang tertutup kaca hitam pekat. Tak terlihat apa pun. Lapisan film di kaca itu terlalu gelap. Saya mulai menduga-duga, jangan-jangan di dalam mobil sedang ada perkelahian.
Anehnya, goyangannya sangat ritmis, terlalu ritmis malah. Mungkinkah sebuah perkelahian menghasilkan gerakan yang teratur? Wah, jangan-jangan ….
Saya jadi teringat cerita seorang kawan tentang “mobil goyang”. Ini fenomena yang, katanya, dipicu oleh munculnya bisnis yang relatif baru di Jakarta, penyewaan mobil asmara (sex-car rental). Bisnis ini pada intinya berurusan dengan sewa-menyewa mobil untuk keperluan melulu urusan syahwat.
Kawan saya itu pernah bercerita. Siapa saja boleh menyewa mobil dan melakukan adegan ranjang di bagian belakang kendaraan yang sedang berjalan. Tarifnya antara Rp 500 ribu – Rp 1.000.000 per jam, tergantung jenis mobil. Jelas jauh lebih mahal ketimbang hotel transit jam-jaman itu. “Tapi sensasinya itu, Bung!”
Untuk memakai jasa mereka, kata kawan saya, kita tinggal menelepon (biasanya sebuah nomor HP tertentu) perusahaan rental, lalu sebutkan jenis kendaraan yang diinginkan, mau yang MPV, SUV, atau yang lain. Beda mobil, beda fasilitas, dan beda tarif sewanya.
Setelah itu, jelaskan mau dijemput di mana, rumah, kantor, hotel,basement, tempat parkir di suatu mal, atau di mana sajalah. Tunggu barang setengah jam. Mobil jemputan pasti datang. Pernah nonton film The Transporter yang dibintangi Jason Statham? Nah, cara memesannya mirip di film itu.
Setelah mobil datang, kita akan dipersilakan naik ke bagian belakang. Pengemudi akan segera mengunci pintu dan menjalankan kendaraan. Kita bebas memilih rute yang dikehendaki, mau berkeliling Jakarta lewat tol atau lewat jalan biasa, tergantung selera masing-masing.
Setelah mobil berjalan, kita bebas melakukan apa saja di dalam mobil tanpa khawatir terganggu oleh si pengemudi atau lalu lintas jalanan.
Tanpa gangguan? Kawan saya yang pernah menggunakan jasa mereka itu bercerita, mobil dibagi menjadi dua ruangan yang dipisahkan oleh sekat dari bahan fiber tak tembus pandang, bagian pengemudi di depan dan penumpang di belakang.
Berbeda dari mobil pada umumnya, di bagian belakang mobil asmara itu ada satu kasur empuk yang cukup dua orang. Juga ada pemutar CD, VCD, dan DVD plus layar monitor LCD mungil, lengkap dengan koleksi film blue tentu saja. “Buat pemanasan,” kawan saya menjelaskan. Ada beberapa jenis mobil tertentu yang menyediakan lemari es mini lengkap dengan isinya.
Kalau kita mau memulai “permainan”, tekan tombol merah. Tombol itu akan menyalakan lampu di dashboard sehingga pengemudi tahu bahwa adegan dimulai. Artinya, ia harus membawa mobil senyaman mungkin.
Maklum, yang dibawa kan orang yang sedang “begituan”. Kalau mengemudikannya asal-asalan, penumpangnya pasti ngamuk. Bisa-bisa mereka bakal kejedut-kejedut di belakang atau salah “masuk” ketika hendak melakukan penetrasi. Gawat, kan?
Pengemudi juga harus siap menghadapi segala macam risiko di jalanan dan memastikan penumpangnya tak terganggu ketika sedang “beraktivitas.” Jangan sampai mobil dicegat razia polisi ketika sang tamu sedang asoy, misalnya.
Jangan khawatir aksi kita bakal dilihat orang di luar mobil karena kacanya satu arah. Kita bisa melihat keluar, tapi yang di luar tak bisa melongok ke dalam. Dengan kaca itu, pasangan penumpang yang tengah berasyik masyuk di dalam mobil akan menikmati sensasi berbeda, bersenggama dengan pemandangan lalu lintas.
“Dahsyat, kan?” kata kawan saya. Saya membayangkannya dengan mulut ternganga. Wah ….
Kalau sudah selesai, tenang saja. Beres-beres dulu. Cuci tuh, “barang” dengan tisu basah yang sudah tersedia. Pakai lagi baju, celana, rok. Terus rileks saja, atur napas. Kalau sudah, tekan tombol hijau. Itu artinya pengemudi harus minggir, mencari tempat yang aman untuk berhenti.
Setelah itu, kita turun, bayar ongkos sewa (harus cash) plus kasih tips buat pak sopir. Beres. Praktis dan ditanggung aman. Bebas dari intipan plurker atau blogger iseng.
Kawan saya itu berpromosi, dengan mobil asmara, kita tak perlu repot cari kamar hotel yang berisiko, umpamanya, tepergok rekan kantor. Kita cukup angkat telepon dan menunggu jemputan. Mobil bahkan bersedia menjemput penumpang di tempat berbeda.
“Lu bisa minta dijemput di kantor, misalnya, lalu pergi dengan alasan makan siang bersama klien. Padahal ternyata lu pergi menjemput cewek lu yang sudah menunggu di suatu tempat. Aman, kan?” kata kawan saya.
“Enaknya lagi,” kata kawan saya itu, “Lu bisa memesan mobil itu kapan aja, mau pagi, siang, malam atau subuh.” Alamak!
Tiba-tiba lampu hijau sudah menyala. Bunyi klakson mobil-mobil di belakang menyalak kencang. Lamunan saya buyar. Carnival itu pun melenggang pelan. Goyangan yang tadi tak terlihat lagi. Saya membayangkan di dalam mobil itu ada dua penumpang kelelahan dengan keringat yang berleleran dari tubuh yang tak dihiasi selembar benang pun. Mereka mungkin sedang menyeringai melihat tampang bloon saya yang sejak tadi menatap kaca belakang mobil Korea itu. Tanpa sadar saya merasa jengah, lalu melengos, pura-pura melihat ke arah lain…
Saya ndak tahu apakah mobil dengan layanan asmara seperti itu masih ada hingga sekarang. Tulisan itu saya buat tiga tahun yang lalu. Mungkin saja masih ada, barangkali dengan servis tambahan yang lebih liar dan imajinatif. Sampean mungkin lebih tahu dari saya soal ini. Mau berbagi?
>> Selamat hari Rabu, Ki Sanak. Apakah sampean sudah pernah melihat mobil goyang?
Kalau suami istri yang sah khan ya ndak papa to, Ndoro, sebagai selingan …
kirain pengalaman pribadi… hihihihi *berlalu*
ckckckckc…..buseeet…
saya sudah pernah pakdhe, waktu di Medan Mall 😀
[bertanya-tanya] apakah taksi alphard menyediakan layanan yang sama???
lamunan yang kebablasan… 😉
Pernah nyetirin teman saat mereka “bertarung”..
Dan gak akan kulakukan lagi..
Hehehe..
Pasti pengalaman pribadi yang ditulis dengan berkilah…
=-=-=-=-=
*kabooor*
waduh mobil goyang? kekekekek
kasian yang dah punya alphard, beli mobil mahal-mahal ehhh dibuat taxi
Kayaknya kok nggak tertarik naik taksi Alphard itu ndoro, kecuali kalau rame-rame ya….kalau sendirian kan ngglondang…
Lha naik taksi BB, sedia payung, kalau ada perilaku aneh, maka tinggal di gebuk pake payung (paranoid keseringan baca sopir taksi menculik penumpangnya)
ah..dibelakang taksi BB (nama maskapai, disingkat) juga enak
emh … fantasi sampeyan mirip dengan apa yg diceritakan Moamar Emka dalam Jakarta Undercover.
Btw temen sampeyan masih punya no. hp penyewaan mobil tsb?
mobil goyang undercover 😀
uenake rek….. hohohihe sambil mobil melenggang jalan…. wawwwww…………… enak ndoro biar gak bosen…… masa di rumah di kamar mandi terus….. hahahaha….. apalagi kalo ganti pasangan…. wih.. aduhai deh ndoro… berani nyobak?????????
ndoro gak nyoba?? 😛
*mlayu*
wah sangar !!! taksine ombo ya ndor. cocok buat gini- gitu 😀
Wadaw, gara-gara baca cerita Ndoro Kakung, inspirasi ngeblog jadi malah ngarah ke mobil goyang…
Harus mulai konsentrasi lagi nih, btw terimakasih informasinya Ndoro. Kok gak dilengkapi sekalian dengan nomor telponnya??? Hwakakakakakaka….
astagfirullah…saya baca sampai habis…
ndoro pengen? 😛
wah seru tuh 😆
Nomer teleponnya berapa ndoro ?? Ssstttt … jangan bilang siapa-2 ya …
horeee bisa ngeduluin ndoro 🙂
http://fbsonic.multiply.com/journal/item/58
tapi sebenarnya nyontek juga dari e-mail 😀
punya nomer telepon taxi yang bisa dipake goyang-goyangan.. wuih mantep tuh ndoro. Mau coba?
weleh-weleh, dari alphard malah lari ke mobil goyang..
ada-ada aja Ndoro ini.. **geleng-geleng**
Fitur untuk “Nafsu dunia” itu memang sudah banyak, Ndoro. Tak punya uang, pun, terkadang WC dan gadis pinjaman jadi..
ehem.
kangtutur [bertanya-tanya] kawan atau kawan???
haha, kalaulihat belum ndoro, kalau denger pengalaman pelaku mah jg pernah
saya sering lihat mobil goyang di lampu merah, tapi ukurannya kecil, dipegang di atas tatakan sama mas2.
malah ditawarin satunya 25 ribu.
Jadi ingat cerpen Emha, judulnya lupa:kusewa kamar hotel mewah itu, dengan membuang banyak pengorbanan demi sebuah tindakan maksiat…
ga’ ngerti.. *bohong..* 🙂
bersenggama dengan pemandangan lalu lintas?
sanguurrrr (diatasnya sangar)…..
weleh……aya-aya wae…… 🙂
Waduh!
Jadi inget buku Jakarta Undercover, ndoro…. 🙄
saya pernah kok baca tentang layanan ‘mobil goyang’ itu, kalau gak salah di Jakarta Undercover novel. pasti msh ada sampe skrg, itu kan bisnis haram tapi banyak penggemar 😉
Ohh no ohh yes!
kl tadi siang cuma liat 4 remaja (usia sma) masuk PP**… 😉
yg jelas mereka nga habis berolah raga krn pakainnya rapi2…
ngapain yah mereka? :p
walah…
saja ada-ada
wehhh….CERDAS!!!…..keknye…..idenya bisa dicoba nehh!!……..tapi ama suami sendiri lahh!!……….cengkyouuu info nye!……….
halah. masih kurang seru. aku melakukannya di mobil, dengan suamiku yang sambil nyetir. mobil goyang? ahahaha, mobil zig zag. meskipun jalanan sepi, tetep ketemu satu dua kendaraan lain. pasti mereka pikir supirnya mabuk.
memang, mabuk cinta! 😀
dan, pakdhe, aku ngga tahu apakah pakdhe masih butuh award-awardan. butuh ngga butuh tetap aku persembahkan.
tengok ya
ndoro mikirin itu semua di tengah lampu merah?
wah ndoro kiiiiiiiiiii :))
Ki Sanak itu siapa sih ndoro?
curiga waktu di lampu merah ndoro nglamun ampe ngces2 😀
wah ndoro lagi lemes kebanyakan mangan kupat lebaran ya?
sampe musti di doping mobil goyang…. hihihi :))
Sekarang kita tunggu inovasi berikutnya: OJEK (entah onthel atawa sepeda motor) GOYANG 😆
Jakarta bener2 bikin pecas ndaheku, kok ya ada-ada saja isinya.
Beberapa waktu lalu aku dapet cerita tentang restoran yang makanannya diletakkan di atas tubuh gadis yang telanjang bulat, berita sekarang [tiga tahun lalu!!!] bahkan sudah ada mobil model begini.
Kok aku nggak eprnah ngalami ya?
Hanya dapet cerita doank…!
[ra mbayar kok njaluk ngrasakke]
salam
nb. pesta blogger 2008 jadi kan om?
ini yang namanya layanan … istimewa
wah pasti bau tuh mobilnya
hwhwhw
banyak tisu juga pasti…
tapi di pikir2 lebih enak
di Dipan…
🙂
mbak boleh kenalan ngga ??????????????????
wah, kirain ntu cerita fantasi penulis aza. tp tnyata benar gtu ya? wah jd pengen nyoba, bener ga. heheheheheheeeeee
oalah ini tho yang ndoro critain kemarin hihihihi..aku kok ndak percaya ya ini pengalaman sang kawan hehehe…kabur sebelum dilempar siomay 😀
Bahasa bokepnya itu BangBus >:)
Saya pernah melihat teman saya punya blue film serial BangBus, ML di dalam mobil.
Melihat teman, beneran deh cuman melihat teman 🙂
lumayan juga tarifnya 😀
Wah ndoro jangan memancing insiden dong, nanti banyak yang penasaran.. lagian itu kan urusan dalam negeri orang … hik3x
lamunannya panjang bener…
Wah, yen tiba-tiba ada razia piye iku? Gawat gawat!
wah pernah ndoro!!waktu jalanan rusak,,eh tiba2 mobilnya goyang2 ndoro..itu kira2 ada yang “begituan” gak dalemnya ya???hihihi…
bisnis yang bagus tu ndoro…hehehe
Kreatip bgt… ntar ada mobil Box yg bisnis kyk gitu, lebih aman kayaknya 😀 gak keliat dari luar sama sekali
Mbah kyai slamet ampe orgasme sodara sodara…
lebih enak di jalan …yang nggak rata kalee…
aku nyobo, gak enak ndoro. mbayare larang pisan.
kurang romantiz………………..