Panas Pecas Ndahe

Oktober 17, 2008 § 54 Komentar

Benarkah matahari akan memancarkan sinarnya selama 36 jam hari ini? Benarkah fenomena inilah yang membuat kota-kota mendidih dan penduduknya kegerahan dalam hawa yang lengas?

Pertanyaan itu memenuhi halaman-halaman digital pelbagai milis sepanjang pekan ini. Orang-orang juga saling berkirim SMS mengedarkan atau justru menanyakan kebenaran kabar itu.

Saya bukan pakar ini dan itu. Tak bisa menjawab apalagi menganalisis fenomena alam dengan lebih detail. Tapi, pagi ini saya membaca keterangan Badan Meteorologi dan Geofisika yang mengklarifikasi isu ini.

Menurut pejabat di Badan Meteorologi dan Geofisika itu, kondisi ini sebenarnya normal, karena merupakan sikus tahunan.

“Tingginya suhu udara terjadi karena keberadaan matahari yang condong lebih dekat dengan wilayah di selatan Khatulistiwa. Pancaran sinar akan lebih terasa panas bila kondisi langit tidak tertutup awan.”

Kondisi ini sangat fluktuatif. Bila matahari tak terhalang awan, suhu naik Sebaliknya, jika tertutup awan, suhu udara akan menurun secara otomatis. “

Badan Metereologi dan Geofisika sejak dua hari lalu mendeteksi adanya peningkatan suhu udara. Suhu dengan 35 derajat celsius terjadi di daerah Kalijati, Semarang, dan Madiun.

Di Jakarta Pusat, suhu yang terpantau mencapai 36 derajat celsius. Suhu paling tinggi terjadi di Jatiwangi, Jawa Barat, yang mencapai 38 derajat celsius.

Jadi kabar yang menyebutkan bahwa hari ini matahari hari akan memamerkan kegarangannya selama 36 jam adalah hoax? Bagaimana komentar sampean?

>> Selamat hari Jumat, Ki Sanak. Apakah suhu di sekitar sampean juga memanas hari ini?

Tagged: , , , , , , , ,

§ 54 Responses to Panas Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan ke bisnisokey Batalkan balasan

What’s this?

You are currently reading Panas Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta