Ultimatum Pecas Ndahe
Juli 7, 2009 § 80 Komentar
Produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM), terancam tak bisa menjual produknya lagi di Indonesia bila tak segera membuka layanan purnajual. Pemerintah mengultimatum waktu tenggatnya 15 Juli 2009.
Inilah isu yang sedang hot di kalangan pengguna BlackBerry dan industri telekomunikasi. Seperti yang tertulis di situs Bisnis Indonesia, tersiar kabar bahwa Departemen Komunikasi dan Informasi memberikan tenggat hingga 15 Juli 2009 bagi Research in Motion (RIM), produsen BlackBerry, memenuhi kewajiban membuka layanan purnajual resmi di Indonesia.
Menurut Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Postel Depkominfo, pembukaan layanan purnajual adalah kewajiban semua barang yang memiliki sertifikat B. RIM dan para importir BlackBerry harus bertanggung jawab atas layanannya sendiri.
Kami tunggu good will dari mereka, pembuktian bukan sekedar komitmen,” kata Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Postel Depkominfo kepada Bisnis Indonesia.
Jika kewajiban itu tidak dipenuhi, seluruh perangkat BlackBerry baik model baru maupun model lama yang akan masuk ke Indonesia tidak akan memperoleh sertifikasi. Artinya, dianggap ilegal.
Basuki, masih menurut Bisnis Indonesia, mengatakan tindakan tegas seperti itu juga akan diberlakukan terhadap semua vendor yang belum memiliki pusat layanan purnajual di Indonesia.
“Kami tidak hanya menegakkan aturan ini pada RIM. Postel juga sedang menyelidiki mengenai ponsel iPhone keluaran Apple, bagaimana dengan layanan purnajualnya. Ponsel merek lain juga mendapat perlakuan sama,” ujarnya.
Setelah membaca berita itu, saya jadi bertanya-tanya. Mengapa ultimatum itu baru muncul sekarang? Bukankah BlackBerry sudah beredar di Indonesia, mungkin, sejak sekitar 2005? Mungkin malah sebelumnya. Mengapa harus menunggu empat tahun setelah keluhan tentang BlackBerry muncul?
Pertanyaan kedua, mengapa hanya RIM dan BlackBerry yang diultimatum? Mengapa untuk iPhone, Depkominfo mengatakan masih menyelidiki? Hohoho … memangnya mau menunggu berapa lama sih? Empat tahun juga?
Lalu bagaimana dengan merek-merek handphone lain dari negara lain? Sudah jadi pengetahuan umum bahwa saat ini beredar di pasaran aneka merek handphone dari Cina, Korea, dan negara-negara lain. Apakah mereka juga mempunya kewajiban yang sama dengan RIM? Mestinya sih, iya. Jika ya, apakah mereka sudah memenuhi kewajiban itu? Bila belum, apakah mereka juga diultimatum?
Sepengetahuan saya, sebuah aturan seharusnya berlaku untuk semuanya. Tidak ada pilih tebu atau tebang pilih. Kalau satu aturan mengharuskan si A harus belok kiri, misalnya, maka si B, si C, si D, dan semuanya harus belok kiri juga. Tak perlu diselidiki dulu si B atau si C akan belok kiri atau tidak. Mengapa ada kesan dalam urusan ini terjadi standar ganda?
Nah, dari pertanyaan-pertanyaan yang menari-nari di kepala saya itu, saya menangkap ada yang tak beres di sini. Sepertinya ada aroma yang tak sedap di balik bisnis handphone. Dugaan saya bisa saja salah. Tapi saya mendengar beberapa kabar miring menyangkut kongkalikong antara satu pihak dan pihak lain. Ada soal penyalahgunaan kekuasaan, perilaku korup, yang berkelindan dengan keserakahan.
Ujung-ujungnya, konsumen malah semakin bingung. Mereka nyaris selalu berada dalam posisi yang lemah tapi tak tahu harus berbuat apa. Siapa sih, yang benar-benar membela konsumen tanpa mengail di air keruh? Pemerintah? Ah, bahkan di saat lampu padam pun saya tak tahu harus mengumpat siapa. Kecuali berteriak, “Kambing!”
>> Selamat hari Selasa, Ki Sanak. Percayakah sampean bahwa pemerintah akan menegakkan aturan tanpa pandang bulu dalam soal perdagangan handphone?
saya ikutan teriak saja dulu … “kambing!”
saya ikut ndengerin aja ndoro, dan duduk melihat apa yang akan terjadi nantinya..
Untung pakai smartphone yang seri blueglueberry. Purna pakainya urusan persampahan kota :p
Tidak ada yang aneh, ndoro…
Seperti tidak tahu tingkah laku Depkominfo aja yang lebih sering reaktif dan buru-buru, tapi ceroboh dan cenderung seperti orang kebakaran jenggot padahal punyanya kumis 😛
Lihat saja kasus-kasus yang ‘bermasalah’ sehubungan dengan Departemen Kompilasi Informasi satu ini. Modus Operandinya sama: Ada masalah, rusuh, reaktif, heboh, salah, koreksi, reaktif, heboh lagi trus ditutupi masalah lain. Rinse, wash and repeat.
Pengamatan yang bagus, Boy! Balik ke sini dong… buat jadi calon menkominfo sblum disalip tokoh lain yg satu itu 🙂
Bewntull kang!
Wah kalau gak disediakan layanan purnajualnya besok saya beli mbelekberry aja…. 😀
.
Ndak ngaruh lah, Ndor…
Wong sayah pakenya Motorolla Q9….
Kalau memang perusahaan besar, apa susahnya sih membuka layanan purnajual? Toh, marketnya di Indonesia juga lagi bagus
Market Indonesia itu angin-anginan, temporary, tergantung trend dan marginnya kecil. Kita selalu bertanya kenapa tidak ada investasi asing yang mau masuk kan? Ya itu sebabnya, sebagai potensi Indonesia itu besar – tapi pada kenyataannya, nilai ekonomi terutama investasinya kecil.
Buka layanan purna jual itu bukan seperti buka kios rokok, kalo bangkrut tutup atau pindah tempat. Justru perusahaan besar mikir-mikirnya lebih banyak.
Biasanya, reaksi birokrat selalu ‘perlu waktu’. Nggak tau kenapa, reaksi baru muncul biasanya setelah ada banyak protes, dikumpulkan dulu, kalo sudah ‘cukup banyak’, baru reaksi dimunculkan.
Mungkin 2-4 th lalu belum banyak pertanyaan ttg dimana layanan purna jualnya blekberi. Sekarang, setelah makin banyak orang yg pake, nah… baru deh, pertanyaan mengemuka. baru, reaksi birokrat muncul.
Kalo nggak ‘cukup banyak’ pertanyaan dan protesnya, ya reaksi birokrat ga muncul2… 😆
gitu ‘kali ndoro…
Aturan seperti halnya pintu darurat saja! Dipakai ketika terpaksa, aneh ya? 🙂
saya nexian aja ndoro….
Hm.
Tapi kan bersyukur juga jadinya.
Buat kedepan pengguna BB bakalan lebih banyak dan bersertifikat.
Yoi ngga.
aku melu mbengok “kucing!”
pasti masalah duit deh,
gak jauh-jauh dari itu,
kalo ada duitnya aja, pada ribut..
(nottalking)
aku berkata: “ayam!”
Aksi reaktif sih gpp menurut saya. Asal bisa niru karakteristik kopaja. Mau naik turun di mana saja kapan saja bisa, tergantung ketukan penumpang.
Kiri bang, stop RIM. Kanan bang, masukin iphone. Cuman gak enaknya pas ada pejabat lewat. Tetep aja ngalah:p
Ngomong opo seh? Kambing!
Ada purna jual pun tidak jaminan semua beres. Lihat saja betapa banyak orang yg ponselnya rusak (entah dalam masa garansi atau tidak) lalu mendatangi after-sales resmi utk service, ujung2 nya kerusakan tak kunjung tuntas, atau digantung tanpa kepastian kapan bisa diambil.
Yang diperlukan itu after sales yg bear2 qualified, punya spare part lengkap, punya teknisi berkualitas dan layanan yg menempatkan konsumen itu raja. Kapan ya ada after sales spt ini?
Kalo yang iPhone kan belum banyak yang pakai, Ndoro..
Jadi kalau bikin aturannya sekarang, kurang fantastis & bombastis..
😛
kenapa cuma RIM? soalnya sekarang mereka yang paling mendesak dengan adanya Pin kloning, barang BM yg melimpah ruah… sedangkan apple walaupun belum punya layanan purna jual belum ada laporan seheboh blekberi
untung hp-ku cuman siemens c35 😀
ga bakal mempan ndor, banyak pejabat tingkat tinggi yg make BB kok
bilang “kambing !” kok wagu ya, gak kayak kalo diucapkan dalam bahasa jawa 🙂
Kalo saya jadi RIM sih saya tetep ga bakal buka service center di endonesah.. Lah yang BB yang beredar banyakan BM kok, yang beli di operator paling cuma 10% nya… Rugikan investasi gede untuk layanan purna jual dan service center… 😀
Lagian untuk service center Asia Tenggara udah buka di Singapura kok, ngapain buka lagi di endonesah 😛
waduh.
untung aja saya pake sony ericsson nih ndoro.
jadi ga perlu repot mikirin blackberry.
hehehe 😀
semoga yang punya blackberry diberi ketabahan ya ndoro.
😀
Tergantung yang komplen siapa dulu kalo yang komplen pejabat yang banyak duwitnya ya ostosmastis akan segera ditanggapi. sekarang RIM yang ditanggapi, besok ndoro mau komplen apalagi, cepet kok tanggapannya.
🙂 : dasar !! nylonong ae DHUS gak ndelok-ndelok !
😦 : o iyo DHES, aku dhisik.
sebentar lagi juga BB udah gk musim lagi ndoro 😀
ini bentuk kepedulian pemerintah apa ada udang dibalik bakwan yach Juragan Ndoro..??
“Tebar tampang Melas Mode on”..
http://celotehanakbangsa.wordpress.com/2009/07/04/inilah-yang-membuat-bangsa-indonesia-tidak-maju-maju/
ndoro jika Blackberry nanti dianggap ilegal truz gimana orang2 yang telah menggunakan produk Blackberry???
Aneh juga memang setelah 4 tahun melakukan pasar di Indonesia baru diultimatum, padahal sebelum itu banyak banget event-event dari blackberry untuk menyisiati pasar blackberry tersebut
Bingung…..
Permainan tingkat tinggi nih. Tapi saya ndak terlalu ngerti, ndoro.
Oooo, jadi Blackberry itu handphone, tho, ndoro? (doh)
hihihihi 🙂
jadi pengen bb nih…
jangan! jangan! yang BB aja pakai reg_sona biar ilang,,heheh
Jiah… kenapa baru sekarang diultimatum? heran gw coy! mestinya sebelum RIM, Apple & Produsen HP lainnya mau jualan di Indonesia, mereka harus didesak supaya punya layanan purna jual dulu. Lah ini koq dibiarkan? Samber gledek!
ada2 ajah tuh…pemerintah hanya diam saja atau pura2 tidak tahu…mungkin ada KKN nih sampe2 udh bnyk beredar di Indo..sumber barang ilegal negara kita ini…agak memalukan 😦
kalo dianggap nggak sah terus yang sudah pada beli gimana dunk?? barang sitaan ya
uwedan 😕
wadoooh kalo soal blackbaerry….gmn yach ga kuat belinya.terlalu mahal
Emang udah saatnya aparat harus tegas,ya tegas ke produsen,tegas ke aparatnya sendiri juga
gak boleh pilih2…
Saya akan berteriak…. KENTHIIIIRRR
konsumen selalu bingung dan di posisi yg lemah? bukannya regulasi ini adalah usaha pemerintah untuk melindungi konsumen? apa yg dikeluhkan?
kambing!
saya malah menebak kalau banyak oknum yang beli BB BM, entah dari mana dan khawatir kalau dikemudian hari ada masalah sama gadget mereka
begitu ndoro 🙂
Semoga semua segera menjadi jelas, buat semua merk handphone. Mestinya yang dilindungi kan kepentingan konsumen toch?
Bad Information or Good information….?
Dari dulu memang mental pemerintah Indonesia seperti itu. Selalu saja terlambat dalam beraksi.
mau dapat untung gede aja kok susah amattt…
kuambing rek!!!
lam kenal Ndoro…kayanya sih ada kepentingan atau desakan dari vendor2 yg udah ada, melihat sekarang lg heboh org melirik tuk pakai BB..nampaknya mereka mulai gerah takut tersabot pasar….jadi yg sdh punya BB ga kan di sita kan,qiqiqiiqq……
(oh my BB…..kutunggu nasibmu,hahaha….)..harusnya sblm ijin masuk Indonesia dikeluarkan dl UU atau aturan dll itu….bkn dan rame yg pake br ribut, aneh ya negaraku ini..makasih ndoro…
Betul Ndoro…… Setuju? Keadilan harus ditegakkan
biarpun ga punya blekberi, saya juga ikut teriak: kambingg!!!
hi, bosss. apa kabar?
hi mus! kabar baik.
mbah umurnya berapa? penasaran mode: on
😀
kok nanya umur yah, nggak nanya ganteng nya seberapa 🙂
oot mode: on
Vendor segede itu koq ga ada purna jualnya ya…
bajakan ada dimana mana.. kalau produsen aja ngak dilindungi gmn mereka mau melindungi konsumen… kalau pejabat cuman mentingin ngisi cash mereka aja, gmn mau ada yang berpihak ke konsumen…. pertanyaan menarik
apakah saat ini posisi kita sebagai prosumer ada gunanya ?
simbiosis mutualisme … ibarat “lalat” dengan “kotoran” … 🙂
Kalo pemerintah memang bisa bertindak tegas demi kepentingan konsumen, bagus itu ndoro… tapi kalo galak karena merasa gak kebagian jatah, sudah cerita lama itu… He.he.
gak punya BB *berlalu*
gak punya BB juga *berlalu bersama @didut*
Dimana ada gula, disitu ada semut. Begitulah nasib Blackberry. Ketika permintaan melonjak, barulah pemerintah sadar ada potensi uang disitu. Ingat, bikin service center kan butuh perijinan, perijinan butuh biaya. dan biaya itu masuk kas negara (mudah-mudahan)…. padahal, merek2 lain yang bahkan tidak terkenal juga banyak yg tidak ada service centernya…tapi karena gak ada duitnya…ya dicuekin…begitu pendapat saya, kisanak…:)
Ganti Bery-Beri
sebagai wong ndeso, tetap aja saya bingung.
apalagi ga punya blekberi… 🙂
sepakat 😦
nggak punya yang kayak begituan,jadi gak paham,hehehe
good
kalau berkaitan dengan kebijakan publik, pemerintah memang sering banget ambigu. di satu sisi pengen nyenengin rakyat (biar bisa manjang kekuasannya), tapi di sisi lain masih doyan diiming-imingi duit (biar bisa balik modal). emang runyam kalau sudah gini.
welcome to indonesia!
mav ya komennya kebanyakan, aku suka blognya, sangat hidup,
anita: aku link ya
ndoro kakung: mogo cu,
anita : makasih mbah
🙂 😀
jadi, blekberi ndoro mau dijual ya?
ikut teriak : sapiiii…
ikut teriak: WEDUSSSSSSSS !!!!!!!!!!!!!
jadi kali ini siapa yang konspirasi ndor? mbok dibuka saja, nanti saya bantu teriak kambing kalo memang ada konspirasi.
mungkin yang teriak2 suruh bikin purnajual buat BB itu merasa warungnya tersaingi karena BB lagi naik daun..
Iya tuh…susah kalo nyari layanan purna jual BB…hehehe..untung punya BBnya baru setengah taon..jadi ngomel2nya ga kelamaan…
[…] dan ultimatum dari Departemen Komunikasi dan Informatika. Pakdhe Ndorokakung pernah nulis di blognya tentang ultimatum inih. Bahwa produsen Blackberry terancam ndak bisa menjual produknya lagi di Indonesia bila ndak segera […]
Semua di Indonesia sepertinya selalu ada “kepentingan”
Memang lagu yang tepat adalah lagu dari “Sabang sampai Marauke” ada kata-kata “itulah (E)ndonesia….”
Hmm….saya baru sadar….”Blackberry opo tho?” 😛