Kompetisi Pecas Ndahe
Mei 23, 2011 § 78 Komentar
Pas belum punya uang, pengen beli handphone. Setelah punya uang, bingung mau beli handphone yang mana. Begitulah masalah yang selalu dihadapi Mat Bejo teman saya.
Makanya, dia bertanya melulu setiap kali bertemu saya. “Kalau iPhone4 bagus nggak, Mas?” tanya Mat Bejo sambil melipat koran yang menayangkan iklan iPhone4.
“Bagus,” jawab saya sambil lalu.
“Terus sebaiknya pakai kartu apa, Mas? Operator mana yang lebih bagus?”
“Kartu penduduk.”
“Ah, serius nih, Mas, bagus yang mana? Mending operator yang itu atau yang ini, Mas? Soalnya saya bingung, karena semua mengaku paling bagus, paling murah, sinyalnya paling kenceng ….” Mat Bejo mencecar saya.
Lama-lama saya pun kesal. “Begini ya, Mat. Sampean harus teliti sebelum membeli. Zaman sekarang ini konsumen harus cerdas karena semua produk mengaku paling bagus. Persaingan begitu ketat. Tapi kompetisi itu bagus,” jawab saya.
“Maksudnya?”
“Competition is not only the basis of protection to the consumer, but is the incentive to progress” – kata Presiden Amerika Serikat Herbert Hoover (1874-1964) .
Kompetisi bukan hanya bagus bagi konsumen, tapi juga insentif bagi kemajuan itu sendiri, di bidang manufaktur, otomotif, finansial, perbankan, teknologi, dan sebagainya. Tanpa kompetisi, konsumen tak akan mendapatkan pilihan terbaik. Pengembangan usaha mandek. Daya cipta kreatif berjalan di tempat. Proses produksi pun lesu darah.
Maka kita lihat kompetisi terjadi setiap hari di sekitar kita. Perusahaan-perusahaan global seperti Coca Cola, misalnya, berkompetisi melawan Pepsi selama bertahun-tahun hingga sekarang. Dunia juga mengenal perseteruan ‘abadi’ antara Apple dan Microsoft; Liverpool dan Manchester United di Liga Inggris. Sampean bisa menyebut banyak contoh lainnya.
Mengapa mereka bersaing? Kompetisi membuat mereka bergairah. Hidup lebih hidup. Dengan kompetisi, ada tujuan, juga tantangan, yang harus ditaklukkan.
Di ranah telepon pintar, kompetisi berlangsung bukan hanya antara para produsen, tapi juga operatornya. Produk-produk seperti BlackBerry dan iPhone menggandeng operator selular lokal berkompetisi dalam hal layanan telekomunikasi bergerak.
“Competition creates better products, alliances create better companies” – Brian Graham.
Sampean bisa melihat persaingan dan aliansi itu dari iklan-iklan mereka di televisi, media cetak, hingga bilbor di pinggir jalan. Semua kompetisi itu mengarah ke satu sasaran: konsumen. Para produsen dan merek berusaha menjadi nomor satu di benak calon pembeli.
Dalam kasus iPhone4, persaingan jadi menarik karena produk itu meski dijual bebas tapi stoknya tak berlimpah. Setiap barang langka yang tak bisa dinikmati bersama memang mengingatkan orang akan ketidak-bersamaan.
Membeli iPhone4 mengandung tantangan tersendiri. Ia bermula dari sebuah masyarakat yang menganggap bahwa privilese adalah hal yang lumrah; dengan kata lain, sebuah masyarakat yang ditandai oleh ketidak-sederajatan. Ia juga bermula dari anggapan bahwa privilese itu dapat dikompetisikan dengan jujur ataupun tidak. Dalam persaingan itu, sebuah benda yang mendapatkan nilai yang demikian ajaib akan menjadi hadiah bagi sang pemenang.
Maka orang berlomba-lomba mendapatkannya. Mereka yang berhasil membeli iPhone4 bagaikan sang pemenang. Tapi jalan menjadi pemenang pun kadang membingungkan. Konsumen seperti Mat Bejo menghadapi beberapa tawaran paket pembelian iPhone4 di pasar.
“Sik, sik, Mas. Sebelum makin bingung, tolong kasih tahu saja, saya mesti pakai kartu SIM apa?”
“Sampean lihat saja sendiri, Mat. Telkomsel, misalnya, menawarkan paket langganan data yang variatif sesuai kebutuhan sampean. Ada paket dengan biaya bulanan antara Rp 300.000 – Rp 550.000.
Setiap paket itu mendapat bonus bicara antara 100 menit – 600 menit. Jadi sampean bisa ngobrol dengan pacar sampai mulut pegal. Kalau masih kurang, sampean pun mendapat paket SMS gratis 400 – 2.000, tergantung paket yang dipilih. Sampean bisa kirim pesan tiap hari berkali-kali ke simbok di kampung. Bandingkan dengan bonus dari operator lain, pasti lebih sedikit bonusnya.”
“Terus, terus apa lagi bonusnya, Mas?”
“Sampean kan sering kirim foto-foto dan video. Nah, Telkomsel memberi bonus gratis pengiriman data tak terbatas selama satu tahun. Kirim deh foto dan video sepuas sampean. Sampai jempol sampai pegel. Tapi jangan kirim video porno ya, hihihi …. “
“Eh, tapi belinya harus kontan ya, Mas?”
“Halah, ndak perlu. Zaman sekarang urusan beli itu barang itu tinggal gesek saja, Mat. Lagi pula Telkomsel menyediakan potongan harga spesial dengan cicilan 0 persen selama 6 bulan bagi pemegang kartu kredit BCA, Mandiri, BNI, dan Citibank.
Sampean juga tak perlu susah mencari toko penjual iPhone4. Telkomsel menyediakan 152 gerai penjualan di seluruh Indonesia.”
“Wuah, kalau begitu saya beli sekarang deh, Mas.”
>> Selamat hari Senin, Ki Sanak. Apakah sampean tertarik punya iPhone4?
Hidup kompetisi !
Waaaa.. Jualan ini mah. Hehe.. Ngilerr iphone4 tp kemahalan euyy.. Hanya bisa ngilerr aja deh.. 😀
Kemajuan jaman memang salah satunya karena adanya kompetisi. Namun kita harus mawas diri kalau tidak mau menjadi korban kemajuan jaman tersebut. Patut disayang kan bila seseorang merasa memiliki sebuah gadget yang up to date demi merasa menjadi nomor 1 dilingkungannya atau merasa diterima di lingkungannya. Untuk saya pribadi justru kalau kita tidak mempunyai sesuatu yang up to date justru bagi saya adalah seleksi alami yang mana yang patut dijadikan kawan yang mana yang tidak patut. Yang tidak mau berkawan karena kita tidak punya gadget up to date justru kita akan tahu “mutu” pertemanannya. Jangankan iPhone 4 bahkan Blackberry pun sampai saat ini saya tidak punya. Pernah suatu saat adik ipar saya bertanya kepada saya “Jim, eloe enggak pake BB?” “Dulu eloe khan yang cerita tentang manfaat BB pada saat orang2 pada masih belum memperhatikan BB” Lalu saya jawab “Enggak karena bagi gue saat ini belum perlu!” Saya kebanyakan bisnis dirumah sebagai internet marketer dan tidak banyak berhubungan dengan banyak orang. Jadi untuk saya BB belum perlu saat ini … dan yang penting kita tidak perlu merasa minder karena hal ini 🙂
Banyak info bermanfaat disini.Salam kenal ya
Saya ragu … saya ragu …
Android atau iPhone?
Nokia saya sudah minta dijual ni sepertinya, error mulu
hmmmmmm #mengiman
:mrgreen*
MAS MAU TANYA…
Harga-nya piro ya….. ?
he…he…maklum jarang ke-Mall
(serring kesasar…..)
bagooss… mari beli iPhone 4 dari TELKOMSEL #berlalu
iPhone4…. gak terlalu minat beli siy, tapi kalo ada yang ngasih yaaa gak nolaklaahh…
Saya lumayan tertarik, tapi sayangnya iPhone belum masuk dalam daftar belanjaan saya tahun ini 🙂
Saya tertarik Ndoro,tapi nanti kalau harganya sudah meluncur seperti lahar dingin
pengen si kang,..tapi yo iku mau,..ta ngurus urusan dapur sik, saiki ta gowo ngimpi ae hwhehwehwhe,..salam kenal…
asal jangan pake kartu domino aja yah mas 😛
cerita yang sarat makna dan pelajaran,disampaikan secara ringan dan mudah disimak
tuh kan, gak nyesel kan pake iPon…
Hehehe,,,,Dari telkomselll
wah enakan NOK*A 3315. Gak ribet,, 😛
kompetisi itu indah 🙂
info yang bermanfaat,,,
hahahha… iklan sponsor nih ndoro kakung..
Lebih tertarik iPhone ketimbang BB, Ndor… :)See you in Instagram ;))
dibayar berapa ama telkomsel ndoro? 😀
ndoro ini postingan berbayar yaaaa #nuduh
punya duit bingung, nggak punya duit bingung.
walah… ndoro kok kaya agen…
postingannya dagangan banget
nyuwunsewu, ndoro lagi terima pesan sponsor ya? hahaha
perkembangan kecanggihan (dan iklan) teknologi informasi itu memang bikin orang jadi tak sabaran mengganti gadgetnya. pada periode 2000-2005 saya termasuk “korbannya”: tiap tahun, atau bahkan kadang delapan bulan, saya menjual gadget dengan harga loak untuk membeli versi anyar walaupun tabungan pas-pasan. semua kartu-sim operator sudah saya coba, karena tergiur bonus plus-ini-itu. menyedihkan!
lima tahun terakhir saya bertahan memakai ponsel sony ericsson w810i (sampai hari ini) dan juga nomor telkomsel.
ehem! saya mencium sesuatu yang berbeda pada tulisan “ki sanak” kali ini. 😉
bagus perlu di pertahankan saya setuju
Tulisan ini cukupp membangun, bisa sbagai bahan pertimbangan atau introspeksi.
numpang promo : jual computer murah ,lebih murah dari bhineka.com langsung ke link nya aja
lagi klimaks sama ceritanya,,,laaah ko jadi iklan mas???
buset paid review lagi. sekarang nyaris kalo setiap posting adalah paid review hehehe *tuduhansadis*
ya, emank gitu, lagi tren banget,untk meningkatkan penjualan
[…] ya itu. Sayah tiba-tiba pengen nulis ini gara-gara baca postingan Pakdhe Ndoro yang ini. Lha terus dari situ, ngubek-ngubek tulisan Pakdhe Ndorokakung yang laen, saya nemu […]
salam kenal mas… 😀 baca postingan ini paass banget dg kondisi di ktr skrg yg pada nepsong setengah mati pengen punya iphone4….Alhamdulillah, selain ga pengen…ditunjang pula ama keuangan yg ga nunjang, klop kan 😛 , walopun dikasih gratisan kepikiran jg ama bulanannya…kecuali dikasih gratisan plus dikasih tunjangan buat bulanannya jg *ngimpi ini mah*
kunjungi website kami di http://www.hajarabis.com
Permisi. Salam kenal dari Jogja.
Bersama majukan dunia civil engineering Indonesia
Persaingan diantara produsen hp maupun sesama provider komunikasi telah membuka memberikan banyak kemudahan baik itu dari segi ekonomi maupun teknologi. Persaingan juga ditandai dengan maraknya ‘pasang harga murah’ buat menarik minat masyarakat.
Yang perlu disoroti adalah bagaimana mempertahankan kualitas setiap produknya!!! Indonesia bangkit ^-^
Kompetisi emang harus ada, kalo tidak akan terjadi monopoli yang mengakibatkan konsumen akan rugi, karena tidak ada kompetisi para produsen se enaknya mencari keuntungan.. salam kenal ya?
persis kayak , ajang pemili. Kompetisinya , amat heboh dan memalukan…
persis kayak , ajang pemilu. Kompetisinya , amat heboh dan memalukan…
Ndoro duta nya simpati.. #ngikik
gini kalau jadi blogger terkenal 😀
pasti kantung ndoro tebal ..
semua penuh dengan kompetisi. Nggak ada yang nggak ada kompetisinya. Hidup bagai di dalam hutan yang penuh kompetisi.
Yang paling seru liat kompetisi iklan operator seluler di TV.. hehe…
nice..
sempatkan juga mengunjungi website kami di http://www.hajarabis.com
dan ikuti undian bagi-bagi duit ratusan ribu rupiah
sukses selalu!!
kalau boleh jujur kacang ijo, saya dari dulu orangnya “kepengenan”,,,dulu marak orang make BB, kamera DSLR, sekarang sepeda Fixie…peengen punya barang2 itu…tapi apa boleh dikata, blm punya penghasilan dan masih ketergantungan sama orng tua
Enakan mana: Sayur Kangkung atau Baca Blog Ndoro Kakung?
loh… telkomsel bisa nyicil ya Ndoro… pesaingnya harus beli cash/sekali gesek kalau mau yg white
Wah, kalo saya malah ga tertarik iPhone. Kalo bisa make elepati untuk komunikasi… 🙂
Piss Ndoro….
sayah cuma ngidam aja ndor… apa daya belum sanggup
jangankan 1Phone 5 yg belum ada iPhone 4 pun hingga yang pertamax pun belum punya
Waahh..Ndoro dititipin pesan sponsor nih !! Koq Telkomsel doang yang disebut ? Untuk sementara ngga perlu iPhone, beli aja yang merk “apaadanya” sing penting iso sms bojoku..
wah.. IPhone4, nanti dulu deh ndoro.. saya Android aja cukup 😀
persainga……dimana2 emang kayak gitu …kadang menang, kadang kalah
untuk irfan
bener tuh …yang penting bisa sms n telpon …masalah yang lain hanya hiburan
yang belum iphone..sabr…kwkwkwkwkw
Tertarik beli, ndoro. Bagus euy. Tapi bukan yang iPhone4. Mungkin iPhone6 atau yang lebih tinggi. Nunggu ada duit dulu.
setelah baca artikel disini http://vigilantcitizen.com/latestnews/iphone-4-tracks-users-movements/ jadi nggak berselera beli iPhone4 ndor ;p
Berminat sih iya Pak Dhe, tapi Iphone 4 i hargane piro? Mahal mana sama Nokia 1202?
Telkomsel ya kartunya.. sama kaya saya..
Karakter manusia emang gitu dari sononya kali ndoro
hidup telkomseel.. *eh
wah promosi nih ndoro? ?
iPhone 4 ama android bagusan mana ya??
asal jangan termakan ama rayuan gombal iklan, klo mau beli sesuatu lihat dulu apa manfaatnya buat kita….klo buat gaya doank sih mending jangan dah, buang2 duit aja
hehe sxan promosi tuhh,,,,
boleh bersaing asal jangan menghalalkan segala cara, 🙂
[…] setelah kemarin daku baca tulisan blog Ndorokakung – yang pengguna iPhone 4 – cerita mengenai bingungnya memilih operator yang baik untuk […]
sebelumnya terma kasih mas atas sharingnya, belum ada anggaran tuk belanja iphone
wah promosi nih ,,
ckckckck
Tidak ndoro, saya tidak tertarik dengan iphone berapapun. bagi saya hp china yang murah meriah sudah cukup
waduh i-phone4 mahal, pernah nyobak, aplikasinya biasa aja, persis android kok yang sudah murah.. yang namanya touch screen boros bensin (ehh maksud saya boros listrik-baterai) he he he… klo pakai touchscreen kita yang newbie akan berpikir klo baterainya seperti rusak.. (saking borosnya).. (jadi stress sendiri karena boros listrik, padahal di”luar”an pada kampanye anti boros “itu”)
persaingan sehat, sejahterakan rakyat !!!
“Competition is not only the basis of protection to the consumer, but is the incentive to progress” – kata Presiden Amerika Serikat Herbert Hoover (1874-1964) .
Amit ndoro, setau saya bundling iphone 4 itu sama XL 🙂
Kompetisi terus nih ndoro…
Telkomsel Emang Paling TOP
mau beli ndoro..
tp nabung dlo ndor
Oke kk terimakasih infonya ya 😀
artikelnya menarik nrooo, keren