Sandi Pecas Ndahe

Desember 20, 2012 § 60 Komentar

Bagaikan cendawan di musim hujan, akun-akun baru terus bertumbuhan di Twitter. Ada yang menarik untuk diikuti, banyak pula akun yang membosankan.

Communicating DataDi antara sedikit akun baru yang menggoda perhatian saya adalah akun milik Lembaga Sandi Negara, @Lemsaneg_RI.

Akun ini aktif berbagi informasi yang berhubungan dengan keamanan data di era digital, rahasia negara, sumber daya manusia di bidang teknologi informasi, dan sebagainya.

Muncul di Twitter pertama kali pada 30 Oktober 2012, akun @Lemsaneg_RI telah memiliki lebih dari 3.900 pengikut dan mengikuti hanya satu akun.

Karena tertarik mengetahui lebih jauh tentang Lembaga Sandi Negara itu, saya meramban ke beberapa situs terkait badan itu.

Dari situs resmi Lembaga Sandi Negara, saya membaca visi Lembaga Sandi Negara adalah menjadi penyelenggara dan pembina tunggal persandian negara dalam menjamin keamanan informasi berklasifikasi milik pemerintah atau negara serta menyajikan hasil pengupasan informasi bersandi guna turut serta menjaga keamanan nasional.

Informasi dalam proyek intelijen yang dikumpulkan Lembaga ini bukan hanya informasi mengenai kekuatan militer serta pertahanan dan keamanan saja, tetapi juga meliputi informasi mengenai politik, ekonomi, perdagangan, industri dan lain sebagainya.

Saya jadi ingat kasus operasi intelijen ekonomi dan industri pada kasus Negara G8 yang dicatat pada Annual report to Congress on Foreign Economic Collection and industrial Espionage, beberapa di antaranya adalah:

1. Spionase ekonomi – penyalahgunaan “rahasia perdagangan” secara sadar dengan pengetahuan atau tujuan bahwa serangan akan bermanfaat bagi pihak asing, atau agen asing. Penyalahgunaan meliputi : pencurian, peniruan, menghancurkan, transmisi, pengiriman, pembelian, kepemilikan atau konspirasi tanpa otorisasi.

2. Spionase industri – penyalahgunaan “rahasia perdagangan” meliputi produk yang diproduksi, ditempatkan, untuk kepentingan ekonomi selain dari pemiliknya.

Beberapa kasus-kasus keamanan informasai lain yang menonjol dan saya tahu, di antaranya:

    1. Spionase teknologi, ekonomi dan industry RRC (Laporan Cox).
    2. Spionase teknologi dan industri dari Korea Selatan yang notabene adalah sekutu AS di Asia Timur.
    3. Spionasi teknologi dari Taiwan yang juga sekutu AS.
    4. Penyadapan komunikasi oleh Perancis untuk kepentingan bisnis dan ekonomi.
    5. Comeback dari kontra intelijen Rusia pasca Uni Soviet.

Tentunya dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kasus-kasus seperti di atas akan semakin banyak lagi tercatat dalam sejarah dunia.

Di Indonesia pun, aneka informasi kenegaraan dewasa ini berjalan melalui pelbagai jalur. Lemsaneg sebagai lembaga yang bertanggungjawab melakukan pengamanan jalur informasi kenegaraan, akan ‘menyaring’ jaringan internet publik, transmisi Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), satelit, ataupun gelombang radio.

Terus terang saya tak tahu bagaimana persisnya “penyaringan” itu dilakukan. Tapi saya mendapat informasi bahwa lembaga tersebut memasukkan data yang “disaring” ke dalam sebuah sistem kontrol keamanan data dan informasi yang mampu memonitor keseluruhan sistem, melakukan deteksi dini dan antisipasi serangan atau gangguan terhadap sistem yang sesuai dengan prosedur, dan menyampaikan informasi kejadian dan penanggulangannya ke pihak-pihak yang berkepentingan.

Perlindungan dari gangguan sistem keamanan data itu diperlukan, misalnya, dalam pengadaan barang dan jasa (e-procurement) yang dilakukan oleh pemerintah. Karena itulah, Lembaga Sandi Negara membantu pengamanan layanan elektronik di instansi pemerintahan dengan membuat enkripsi (sandi) untuk layanan e-government maupun e-procurement agar tidak mudah diretas.

Lemsaneg juga terlibat dalam pengamanan enkripsi sejumlah dokumen layanan publik seperti paspor, e-KTP, pajak online (e-tax) dan layanan online di Bea Cukai (e-custom). Pendeknya, peran Lemsaneg diperlukan untuk melindungi keamanan data pemerintah dan publik.

Mengutip ucapan Dr. Roebiono Kertopati, pendiri Lembaga Sandi Negara yang juga dikenal sebagai Bapak Persandian Negara Republik Indonesia, “Kechilafan satu orang sahaja tjukup sudah menjebabkan keruntuhan negara.”

Dalam era kemajuan teknologi dan informasi yang semakin canggih ini, cukup tekan ‘satu tombol’ saja untuk menyebabkan keruntuhan negara.

Semoga saja, pemerintah sebagai pemegang kebijakan, dapat mengoptimalkan tugas Lembaga Sandi Negara sebagai pengaman jalur komunikasi dan informasi negara — dan pemerintah tidak menjadi menjadi pihak yang ‘khilaf’ sehingga menyebabkan lemahnya keamanan dan ketahanan negara kita.

:: Gambar diambil dari Corbis.

>> Selamat hari Kamis, Ki Sanak. Apakah sampean peduli pada keamanan data di Internet?

Tagged: , , , , , , ,

§ 60 Responses to Sandi Pecas Ndahe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Sandi Pecas Ndahe at Ndoro Kakung.

meta

%d blogger menyukai ini: