Fotografer jangan merasa terancam oleh AI
Februari 8, 2023 § 4 Komentar
Beberapa teman saya yang berprofesi sebagai juru foto alias fotografer mendadak cemas.

Kameranya hilang? Kena PHK?
Bukan. Mereka cemas oleh kehebohan berita tentang kemajuan teknologi yang namanya AI.
Ada salah satu teman yang kemudian bertanya ke saya.
“Ndor, AI itu apa sik, kok katanya canggih banget? Jangan-jangan bisa gusur kerjaan saya nih…” kata Mat Jepret itu.
“Hehehe…tenang. Santai dulu, Bro!”
Setelah menyeruput kopi tanpa gula, saya tak langsung menjawab pertanyaannya, tapi malah menunjukkan ChatGPT di ponsel saya.
“Apaan tuh, Ndor?” Mat Jepret makin penasaran.
“Ini namanya ChatGPT, AI juga. Kita bisa bertanya atau menyuruh dia bikin sesuatu…”
“Hah! Bisa nyuruh dia motret nggak?” Mat Jepret memotong penjelasan saya, sepertinya tak sabar.
“Enggaklah…ChatGPT bukan robot buat motret.”
Saya lalu dengan pelan-pelan menjelaskan tentang ChatGPT, AI, dan dampak mereka pada fotografi. Mat Jepret dengan khidmat menyimak.
Begini, Mat. Artificial Intelligence (AI) adalah bidang ilmu komputer yang memungkinkan komputer untuk berperilaku secara cerdas dengan menggunakan algoritma dan data.
AI digunakan dalam berbagai industri dan aplikasi, termasuk editing foto dan video, pengenalan wajah, dan diagnosis medis. AI memungkinkan mesin untuk menafsirkan data, menyelesaikan masalah yang kompleks, dan membuat keputusan yang biasanya diambil oleh manusia.
AI memiliki dampak besar pada industri fotografi, karena membantu fotografer membuat gambar yang lebih profesional dan unik.
Kamera yang dilengkapi AI, misalnya, dapat mendeteksi wajah, objek, bahkan pemandangan, dan dapat secara otomatis menyesuaikan pengaturan untuk meningkatkan foto.
AI dapat digunakan untuk secara otomatis menghapus elemen yang tidak diinginkan dalam foto, seperti mata merah, kabur, dan bising, untuk membuat gambar yang lebih rapi dan terlihat profesional.
AI bahkan dapat membantu fotografer dengan cepat mencari, mengedit, dan berbagi foto, dan membantu mengenerasi keterangan untuk mereka.
AI juga berperan dalam industri imaji, sedang merumuskan wajah baru industri dengan memberikan fotografer alat dan teknik baru untuk menangkap dan berbagi foto.
Perangkat lunak berbasis AI dapat mengenali berbagai jenis objek dalam gambar, dan bahkan dapat membantu fotografer merakit gambar mereka dengan membuat penyesuaian otomatis dan memberikan bimbingan kreatif.
Selain itu, platform yang dilengkapi AI memungkinkan fotografer dengan mudah mengunggah dan berbagi foto mereka, membuat lebih mudah dan cepat bagi mereka untuk menemukan klien dan membangun audiens.
“Bagaimana AI memengaruhi profesi fotografer, Ndor?” Mat Jepret bertanya dengan nada cemas.
AI dapat membantu fotografer dengan menyediakan berbagai alat dan teknologi yang membantu mempercepat dan mempermudah proses pengeditan dan penyuntingan foto.
AI juga dapat membantu fotografer dalam menganalisis dan meningkatkan kualitas gambar, seperti dengan mengoptimalkan exposure, memperbaiki komposisi, dan memperbaiki warna.
Dalam beberapa kasus, AI juga dapat membantu fotografer membuat prediksi hasil akhir gambar sebelum mengambil foto, sehingga memungkinkan mereka untuk membuat koreksi dan perbaikan sebelum melakukan proses pengambilan gambar.
AI memperbaharui profesi fotografi dengan mempermudah para fotografer untuk lebih kreatif, efisien, dan produktif. Kamera, perangkat lunak editing, dan platform yang didukung AI mempermudah para fotografer untuk menangkap dan membagikan gambar berkualitas tinggi.
AI juga memberikan para fotografer alat untuk dengan cepat menemukan, mengedit, dan membagikan foto, serta menghasilkan keterangan untuk mereka.
Selain itu, AI memberikan para fotografer akses kepada bimbingan kreatif, yang dapat membantu mereka membuat gambar yang lebih profesional dan unik.
Jadi Mat, AI memiliki dampak besar pada industri fotografi, karena mempermudah para fotografer untuk menangkap dan membagikan gambar berkualitas tinggi.
AI memberikan para fotografer alat yang kuat untuk dengan cepat menemukan, mengedit, dan membagikan foto, serta menghasilkan keterangan untuk mereka.
AI juga memungkinkan para fotografer untuk lebih kreatif, efisien, dan produktif. Kemajuan ini memperbaharui profesi dan memungkinkan para fotografer untuk membuat lebih banyak gambar.
“Lantas apakah AI akan mengambil alih peran fotografer?”
Saya tak menjawab, tapi menunjukkan jawaban ChatGPT atas pertanyaan itu.
“Nih, baca sendiri!”
Tidak, AI tidak akan mengambil alih peran fotografer. AI hanya membantu para fotografer bekerja dengan lebih efisien dan menghasilkan hasil yang lebih baik, tetapi memotret dan membuat karya fotografi adalah hal yang kompleks dan memerlukan kreativitas dan keterampilan yang hanya dapat ditemukan pada seorang fotografer.
AI hanya dapat membantu dalam beberapa tugas, seperti mengatur pengaturan kamera dan mengedit gambar, tetapi tidak dapat menggantikan intuisi dan pemikiran kreatif yang unik yang dibawa oleh seorang fotografer.
“Ooo…ya, ya, ya…akhirnya terjawab penasaran saya. Lega, Ndor,” kata Mat Jepret dengan wajah sumringah.
Ia tak tahu tulisan saya ini pun dibuat dengan bantuan dua AI, ChatGPT dan WriteSonic.
Piye, Kisanak?
Tiga Mat : Mat Kisanak, Mat Jepret, dan Mat Cepot….
mesti lo 😂
BTW sudah saya share ke beberapa kawan saya yang fotografer lho, kisanak ndoro.
Ini respons salah satunya : AI gak bisa bikin visual kl belum pernah ada datanya. Tp aku manfatke AI buat bikin naskah Om.
Pun leres niku 👍