Renungan HPN 2023: bagaimana pers bertahan di era digital?
Februari 9, 2023 § 1 Komentar
Puncak peringatan Hari Pers Nasional dirayakan hari ini di Medan.

Sambil mengenang pengalaman bekerja di industri pers selama lebih dari dua puluh tahun, saya merenungkan bisnis pers masa kini.
Apa tantangan pers masa kini? Bagaimana pula pers mampu bertahan di era digital?
Karena ingin tahu sedalam apa pengetahuan Mat Cepot alias ChatGPT mengenai industri pers dan media nasional, saya pun mengajukan beberapa pertanyaan.
Mat, menurut kamu, apa tantangan pers Indonesia saat ini?
Ada beberapa tantangan, di antaranya:
Polarisasi politik dan opini publik: Polarisasi politik dan opini publik di Indonesia memiliki pengaruh besar terhadap industri media. Keadaan ini menyebabkan terjadinya propaganda dan campur tangan pihak tertentu terhadap berita dan informasi yang dianggap tidak sesuai dengan pandangan politik tertentu.
Hal ini mengurangi kebebasan pers dan mempengaruhi objektivitas media dalam memberikan informasi. Pada gilirannya, ini mempengaruhi citra dan kredibilitas industri media, dan membahayakan profesionalisme dan integritas jurnalistik.
Keamanan pekerja media: masih ada pekerja media yang mengalami intimidasi, teror, penganiayaan, dan pembunuhan saat bertugas.
Teknologi dan media sosial: munculnya media sosial dan aplikasi berita membuat peran tradisional media kurang relevan dan membuat berita tidak terverifikasi mudah disebarluaskan.
Pembatasan terhadap kebebasan berekspresi: masih ada unsur pemerintah dan kekuatan tertentu yang berusaha untuk membatasi akses informasi dan mengontrol narasi publik melalui media.
Finansial: model bisnis media tradisional yang terus-menerus berubah dan menurunnya pendapatan dari iklan membuat banyak media kesulitan bertahan.
Banyak media cetak berhenti beroperasi dalam beberapa tahun terakhir. Bagaimana seharusnya media menghadapi disrupsi digital?
Media massa harus mengadaptasi diri dengan cepat untuk menghadapi disrupsi digital. Adaptasi dapat meliputi hal-hal, seperti meningkatkan konten digital, meningkatkan keterlibatan audiens, dan mencari cara untuk menghasilkan pendapatan yang stabil dari konten digital.
Media massa juga harus berusaha untuk tetap independen dan menjaga standar jurnalistik yang tinggi, sambil menemukan cara untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui platform digital.
Lantas bagaimana cara menghasilkan pendapatan yang stabil dari konten?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh media massa untuk menghasilkan pendapatan yang stabil dari konten digital:
Langganan berbayar: Menawarkan akses eksklusif ke konten premium kepada pelanggan yang berlangganan.
Iklan: Menjual ruang iklan pada situs web atau aplikasi, atau menawarkan paket iklan berbasis konten.
E-commerce: Menjual produk atau layanan yang terkait dengan konten yang ditawarkan.
Sponsorship: Mencari sponsor yang ingin mendukung konten tertentu atau program.
Crowdfunding: Menggalang dana dari audiens untuk mendukung proyek atau konten tertentu.
Licensing & Syndication: Menjual hak cipta atau lisensi untuk konten ke pihak ketiga, seperti perusahaan media lain atau platform streaming.
Event: Menyelenggarakan acara atau konferensi yang terkait dengan konten yang ditawarkan.
Jual produk: seperti buku, merchandise, dll
Itu hanya beberapa cara yang dapat dilakukan, media massa harus menemukan model bisnis yang sesuai dengan audiens dan jenis konten yang ditawarkan.
Yang tak kalah penting adalah terus mengevaluasi dan menyesuaikan model bisnis tersebut seiring dengan perubahan pasar dan tren teknologi.
Tapi sistem paywall atau langganan berbayar di Indonesia belum menunjukkan keberhasilan yang luas. Mengapa?
Untuk membuat sistem langganan berbayar yang sukses, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
Konten yang berkualitas: Pelanggan hanya akan berlangganan jika konten yang ditawarkan berkualitas dan menarik bagi mereka.
Harga yang wajar: Harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas konten dan nilai yang diterima oleh pelanggan.
Kemudahan dalam berlangganan: Proses pendaftaran dan pembayaran harus mudah dan tidak rumit.
Pilihan berlangganan yang fleksibel: Pelanggan harus dapat memilih jangka waktu dan paket berlangganan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Nilai tambah: Menawarkan fitur atau layanan tambahan seperti akses eksklusif, arsip konten, dll.
Loyalitas pelanggan: Menjaga loyalitas pelanggan dengan memberikan konten yang berkualitas dan pengalaman pelanggan yang baik.
Keterlibatan pelanggan: Menciptakan komunitas pelanggan yang aktif dan terlibat, yang dapat saling berinteraksi dan berbagi pengalaman.
Dukungan pelanggan yang baik: Menyediakan dukungan pelanggan yang baik dan responsif untuk mengatasi masalah atau pertanyaan pelanggan.
Promosi yang tepat: melakukan promosi yang tepat agar target pasar tau produk yang di tawarkan
Menjalankan sistem langganan berbayar yang sukses memerlukan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas konten dan pengalaman pelanggan, serta fleksibilitas dalam menyesuaikan model bisnis dengan perkembangan pasar dan tren teknologi.
Bagaimana caranya agar publik bersedia melakukan crowdfunding demi menghidupi media?
Untuk mengajak publik melakukan crowdfunding untuk menghidupi media, beberapa hal yang dapat dilakukan:
Konten yang berkualitas: Menyediakan konten yang berkualitas dan menarik bagi publik, yang memberikan nilai tambah dan dapat menjadi dasar untuk mendukung media.
Transparansi: Memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang tujuan dan manfaat dari dana yang dikumpulkan, serta cara dana akan digunakan.
Penjelasan mengenai kondisi media saat ini: menjelaskan kondisi saat ini dari media yang akan digalang dana, apakah media tersebut mengalami kesulitan finansial, atau ingin mengembangkan konten baru.
Menciptakan keterlibatan: Menciptakan keterlibatan dengan publik dengan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan konten.
Menawarkan imbalan yang menarik: Memberikan imbalan yang menarik dan bernilai bagi publik yang ikut berpartisipasi dalam crowdfunding, seperti akses konten eksklusif, merchandise, atau kesempatan bertemu dengan tim media.
Menggunakan media sosial: menggunakan media sosial sebagai sarana untuk kampanye dan menyebarkan informasi mengenai crowdfunding, sehingga memudahkan publik untuk mengetahui dan berpartisipasi.
Membuat komunitas: Membangun komunitas yang solid dan setia di sekitar media, yang memiliki komitmen untuk mendukung dan mengejar visi media.
Branding yang kuat: Membuat branding yang kuat untuk memperkokoh reputasi media, sehingga publik merasa percaya dan ingin ikut berpartisipasi dalam menghidupi media tersebut.
Apa lagi yang harus dilakukan pers Indonesia agar mampu bertahan di era digital?
Produk yang berkualitas dan dipercaya: Fokus pada kualitas dan integritas berita yang dipublikasikan untuk mempertahankan kepercayaan publik.
Adaptasi teknologi: Gunakan teknologi digital untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan interaksi dengan audiens.
Diversifikasi Model Bisnis: Cari alternatif sumber pendapatan selain iklan, seperti konten berkualitas dan berbayar, pendapatan dari aplikasi, dan lain-lain.
Kerja sama dengan para pihak: Kerja sama dengan organisasi media lain, lembaga pemerintah, dan komunitas lokal untuk meningkatkan jangkauan dan relevansi berita.
Memperkuat jaringan investigasi: Perkuat jaringan investigasi dan sumber untuk memastikan bahwa berita yang dipublikasikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Memperkuat kemampuan verifikasi berita: Terus memperkuat kemampuan verifikasi berita dan menghindari publikasi berita hoax atau tidak terverifikasi.
Memperkuat hak asasi dan kebebasan pers: Terus memperjuangkan hak asasi dan kebebasan pers, termasuk melalui kerja sama dengan lembaga perlindungan hak asasi manusia dan organisasi media lain.
Wah, berat juga ya, Kisanak?
Berat tur angel, ndoro kisanak.
BTW, selamat HPN 2023, kisanak ndoro.