Panduan Pecas Ndahe
Oktober 21, 2011 § 84 Komentar
Penyanyi dan pemain sinetron Syaiful Jamil mengalami kecelakaan di jalan tol Cipularang, 3 September 2011. Kecelakaan tersebut merenggut nyawa Virginia Anggraeni, istri Saiful.
Dalam tempo beberapa menit saja, kabar mengenai peristiwa nahas tersebut beredar cepat melalui Twitter. Lewat akunnya di Twitter, seorang wartawan bahkan mengirimkan twit berisi foto jenazah Virginia yang tergeletak di pinggir jalan.
Meski memancing keingintahuan khalayak, foto itu ternyata malah memicu kecaman para pengguna Twitter. Mereka menganggap menyebarkan foto jenazah merupakan tindakan yang tidak etis, tidak sensitif, dan melukai perasaan keluarga almarhumah. Sadar akan kesalahannya, si penyebar foto segera meminta maaf dan menghapus twit itu. « Read the rest of this entry »
Sampoerna Pecas Ndahe
September 6, 2011 § 146 Komentar
Di media yang beritanya didominasi oleh kekacauan dan kata-kata yang menciutkan hati, sering kali kita merasa beruntung karena masih mendengar kabar dari orang-orang yang bekerja demi kebaikan lingkungannya. Orang-orang yang masih sudi menyisihkan waktunya untuk orang lain.
Di masa ketika kita kerap menyaksikan tayangan di televisi yang penuh dengan skandal dan pelanggaran hukum, kita kadang masih merasa beruntung karena mengenal para pemimpin, baik di perusahaan, organisasi, maupun komunitas kecil, yang memiliki integritas dan keteguhan moral.
Pada waktu kabar yang berseliweran terbuang percuma acap kali kita merasa beruntung masih ada orang-orang yang dengan tekun mengarsipkan perasaan, pikiran, pandangan, gagasan, juga hasrat dalam bentuk tulisan. Dari sanalah kita dapat belajar, mengambil hikmah, mungkin juga memperoleh inspirasi. Seperti yang saya lihat dalam blog milik Putera Sampoerna. « Read the rest of this entry »
Google+ Pecas Ndahe
Juli 22, 2011 § 75 Komentar
“I miss the days when you had one phone number and one answering machine, and that one answering machine has one cassette tape, and that one cassette tape either had a message from a guy or it didn’t.”
Saya membaca kutipan dialog Mary Harris (diperankan oleh Drew Barrymore dalam film He’s Just Not That Into You) itu di sebuah blog. Penulisnya, sebut saja namanya Ririn, mengutip kalimat itu karena merasa seperti gadis yang kesepian di tengah keramaian pasar malam. Dia kehilangan pembicaraan yang intim dan personal, dari satu orang ke orang lain. Dan ia merindukan masa-masa ketika media sosial belum seriuh sekarang.
Media sosial memang telah mengubah cara orang berkomunikasi. Dulu satu individu bercakap-cakap dengan satu individu. Sekarang individu berkomunikasi dengan khalayak atau sebaliknya.
Perhatikan orang-orang seperti Ririn. Pada awal Facebook masuk Indonesia, mereka beramai-ramai mendaftarkan diri ke situs pertemanan itu. Setiap hari mereka memberikan photo tagging pada profil teman, menuliskan percakapan wall to wall, termasuk bergunjing setiap kali ada teman di jaringan pertemanan mereka mengganti status berhubungan: lajang, rumit, atau menikah. « Read the rest of this entry »
Instagram Pecas Ndahe
Juli 8, 2011 § 104 Komentar
Kawan baik saya, seorang fotografer jempolan, tiba-tiba mengeluh. “Asem tenan, Mas. Instagram itu lama-lama bisa membuat kamera DSLR saya pensiun,” katanya.
“Loh, kenapa, Mas?” saya bertanya. « Read the rest of this entry »
Aplikasi Pecas Ndahe
Mei 16, 2011 § 46 Komentar
Pada sebuah malam yang riuh, seorang kawan tiba-tiba memamerkan BlackBerry miliknya.
“Sudah pernah lihat ini belum, Ndoro?” dia bertanya seraya menunjukkan sesuatu di layar.
Lelaki itu Oon namanya, kepala pengembang aplikasi di TujuhLangit. Malam itu, di tengah berlangsungnya Obrolan Langsat, dia menunjukkan aplikasi BlackBerry khusus untuk saya. « Read the rest of this entry »